Find Us On Social Media :

Anak Tak Bisa Diam Ternyata Punya Potensi Kemampuan Matematika Lebih Baik

By Dahlan Dahi, Jumat, 24 Maret 2017 | 03:38 WIB

Ilustrasi

Grid.ID - Jika anak Anda aktif bergerak, meloncat-loncat, bahkan mondar-mandir di kelas saat guru sedang mengajar, Anda jangan sedih.

Anak Anda sebenarnya memiliki kecerdasan kinestetik, yaitu kecerdasan dalam melakukan gerakan tubuh dan anggota badan.

Grid.ID mengutip Nakita.id yang melansir penjelasan Howard Gardner, pakar perkembangan anak.

Menurut Gardner, ada delapan jenis kecerdasan, yakni linguistik (bahasa), matematika, visual spasial, musik, interpersonal, intrapersonal, kinestetik, dan naturalis.

Jika anak sangat pintar menggunakan kemampuan motoriknya, semisal mahir menari, bermain sepak bola, atau berenang, berarti anak memiliki kecerdasan kinestetik.

Jika buah hati Anda senang melompat, berlari, menari, berjoget, naik sepeda, dan sebagainya, mungkin kecerdasan kinestetiknya bagus sehingga perlu distimulasi supaya berkembang lebih maksimal.

Ini ciri lain yang kerap ditunjukkan anak yang memiliki kecerdasan kinestetik baik. 

1. Menyukai permainan yang melibatkan fisik, seperti: mengendarai sepeda, berenang, melempar dan menangkap bola, bermain di area permainan, memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik, lebih mudah belajar dengan praktik, pandai menggunakan bahasa tubuh, dan sebagainya.

Sebaliknya, jika kecerdasan kinestetik anak biasa-biasa saja, umumnya mereka lebih suka dengan aktivitas yang tidak melibatkan terlalu banyak gerak anggota tubuh. 

Namun, bukan berarti kita mendiamkannya saja, justru harus kita rangsang anak untuk lebih banyak bergerak karena di dalam bergerak anak bisa mempelajari dan meningkatkan kemampuannya.

Cara mudah melihatnya adalah dengan memerhatikan aktivitas anak yang tidak bisa diam, senang berlarian, melompat-lompat, naik-naik ke kursi, selalu menggerakkan tangan atau kakinya ketika duduk, berjoget, dan sebagainya.

2. Anak yang cerdas kinestetik butuh penyaluran energi gerak yang lebih tinggi dibandingkan anak lain yang biasa-biasa saja.