Find Us On Social Media :

Dengar Suara Mengaum, Warga Pulau Burung Riau Kaget Temukan Harimau Sumatera di Sela-sela Ruko Pasar

By Nindya Galuh Aprillia, Kamis, 15 November 2018 | 20:32 WIB

Warga Pulau Burung Riau Kaget Temukan Harimau Sumatera di Sela-sela Ruko Pasar

Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.

Grid.ID - Warga Pulau Burung, Riau tiba-tiba saja dikagetkan dengan temuan seekor harimau sumatera di sela-sela ruko pasar.

Warga setempat temukan harimau sumatera di sela-sela ruko pasar di kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Kamis (15/11/2018).

Temuan Harimau sumatera di sela-sela ruko pasar ini justru jadi tontonan warga Pulau Burung, Riau.

Baca Juga : Seorang Penjaga Kebun Binatang di Jepang Tewas Setelah Diterkam Harimau Putih

Menurut keterangan Camat Pulau Burung, M. Yusuf, seekor harimau dilihat oleh warga berjalan pelan dari semak belukar hingga berjalan ke arah pasar.

Tentu saja warga yang melihat dan mendengar auman harimau sumatera itu kaget.

"Harimaunya main-main di pasar sekitar pukul 11.00 WIB, saat itu, keluar masuk dari sela ruko," kata Yusuf seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Kamis (15/11/2018).

Baca Juga : Ngerinya Krismon Pada 1998, Harimau Saja Sampai Harus Berdiet

Yusuf mengatakan, harimau masuk lorong bawah ruko yang sempit.

Diduga, harimau datang ke pemukiman untuk memangsa ternak warga setempat.

Harimau Sumatera yang terjebak di lorong ruko itu sebelumnya sempat memakan kambing milik warga.

Baca Juga : (Video) Seekor Harimau Sumatera Ditangkap Setelah Sebelumnya Melahap 3 Ekor Kambing Milik Warga

"Tadi malam sekitar jam 11.00 WIB, Rabu (14/11/2018), harimau muncul di belakang ruko. Setelah itu terlihat oleh warga lalu dia masuk lagi ke lorong ruko,"

"Jadi setelah dicek warga, ditemukan kepala kambing."

"Harimau tersebut diduga sudah makan kambing sebelum terjepit di kolong ruko," ujar Yusuf.

Tiga hari yang lalu harimau tersebut juga memakan 5 ekor ayam di dalam kandang yang terdapat di lorong ruko.

Baca Juga : Dari Beruang Madu Hingga Harimau, Berikut Cerita Tutut Soeharto yang Gemar Pelihara Hewan Liar

Hingga hari Kamis pagi tadi, harimau masih bertahan di lorong.

"Hingga pagi ini masih bertahan di lorong. Sekarang sudah dipasang jaring dan dijaga oleh petugas kepolisian, TNI, dan masyarakat," imbuh M. Yusuf.

Melansir Tribunnews, jaring tersebut dipasang sejak Rabu (14/11/2018) sore supaya harimau tidak keluar dari lorong sempit tersebut.

Baca Juga : Kejam! Sepasang Kakak Beradik Curi Kucing Peliharaan untuk Dijadikan 'Sup Naga dan Harimau'

"Tadi malam saat diberikan penerangan oleh warga, harimaunya sempat mengaum. Berarti dia masih ada di situ," ungkap Yusuf.

Untuk menyelamatkan harimau, pemerintah setempat bekerja sama dengan Kepolisian, TNI, BPBD, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sejumlah warga.

Yusuf mengatakan, penanganan harimau sudah dilakukan dengan cara penembakan bius.

Baca Juga : Warga Panik dengan Kemunculan Harimau Bonita, Inikah Penyebab Harimau Berubah Agresif Menyerang Manusia?

"Saat ini sudah ditembak bius oleh petugas BBKSDA Riau."

"Tim masih berupaya mengevakuasi harimau di lorong ruko," kata Yusuf.

Upaya evakuasi harimau sumatera setelah tertembak bius masih dilakukan, karena kondisi lorong sangat sempit.

Baca Juga : Antara Hidup dan Mati, Seorang Wanita Selamat Setelah Berduel Sengit Melawan Harimau Liar

"Lorong tempat harimau terjebak sangat sempit."

"Tapi tim tetap berupaya semaksimal mungkin melakukan evakuasi," jelas Yusuf.

Sebelum evakuasi dilakukan, warga yang ada di lokasi diminta untuk menjauh.

Dilansir dari Kompas.com, harimau sumatera liar memang sering muncul di wilayah Kecamatan Pulau Burung.

Baca Juga : Harimau Terkam Pawangnya, Pengunjung Kebun Binatang Panik

Ini karena pemukiman warga yang dekat dengan semak belukar.

Pada awal September 2018 lalu, warga juga sering melihat jejak harimau di kawasan pemukiman.

Namun, warga belum pernah melihat wujud hewan yang dijuluki 'Datuk' ini.

Dengan ditemukannya jejak harimau tersebut, warga cukup khawatir saat beraktivitas di kebun.

(*)