Find Us On Social Media :

Tak Pernah Didatangi Nita Octobijanthy Lewat Mimpi, Indro Warkop Mengaku Tak Terlalu Berharap

By Siti Sarah Nurhayati, Minggu, 18 November 2018 | 08:33 WIB

Indro saat ditemui Grid.ID usai menggelar pengajian peringatan 40 hari Nita di kediamannya, kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu (17/11/2018).

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati

Grid.ID - Indro Warkop mengaku dirinya sulit untuk menemui seseorang yang ia sayangi di dalam mimpi, sehingga setelah 40 hari sepeninggalan Nita Octobijanthy, dirinya belum juga bertemu dengan istrinya itu di dalam mimpi.

Seperti halnya saat Indro Warkop kehilangan ibunda tercintanya pada tahun 1987 silam.

Setelah berpuluh-puluh tahun meninggal, ia hanya didatangi sekali oleh ibunya tersebut di dalam mimpi.

Baca Juga : Tak Bisa Datang ke Makam Nita Octobijanthy, Kedua Anak Indro Warkop Dihampiri Lewat Mimpi yang Tak Diduga!

Hal tersebut diungkapkan Indro saat ditemui Grid.ID usai menggelar pengajian peringatan 40 hari Nita di kediamannya, kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu (17/11/2018).

"Nggak (memimpikan Nita Octobijanthy). Aku tuh orangnya susah mimpi, memang susah ngimpi. Ibuku meninggal (tahun) '87 tapi aku baru mimpiin sekali tapi itu benar-benar terjadi gitu," ungkap Indro.

Sehingga ia tak berharap banyak bisa bertemu istrinya di dalam mimpi seperti kedua anaknya yang telah memimpikan sang ibundanya pada malam ke-39 pasca Nita meninggal dunia.

"Aku juga nggak gampang dimimpiin lagian nggak ngarep-ngarep amat. Ngarep sih kadang-kadang 'ngimpi kek gue' gitu he he he tapi pesimistis lah saya 'kayaknya gue nggak bakal ngimpi deh' he he he," ungkap Indro.

Lebih lanjut Indro bercerita mengenai mimpi anak keduanya Satya Paramita Hada Dwinita, ketika bertemu dengan Nita di dalam mimpi.

"Hada bilang di satu tempat terus bilang 'sering-sering duduk di sampingku' nggak tau kenapa," tuturnya.

Meski demikian, Indro mengatakan mimpi-mimpi yang diterima oleh anak-anaknya itu karena kerinduan yang mendalam terhadap sang ibunda.

Sehinga auranya terbawa hingga ke dalam mimpi.

"Tapi gini saya sih menyikapinya, semua adalah kemanjaan kami terhadap kehilangan orang yang kita cintai, jangan dianggap juga serius seperti kayak klenik segala macem. Jadi kita lebih kayak kemanjaan-kemanjaan tertentu, kepengin dimimpiin orang kesayangan kita. Itu sih sebenernya," tukasnya. (*)