Find Us On Social Media :

Ajak Geger Tiongkok, AS Terbangkan Dua Pembom Nuklirnya di Atas Laut China Selatan

By Seto Ajinugroho, Jumat, 23 November 2018 | 10:04 WIB

Pembom nuklir AS, B-52 Stratofortress.

Grid.ID - Amerika Serikat (AS) abad 21 ini bakal mendapat gangguan berarti untuk mempertahankan hegemoninya sebagai 'Polisi Dunia.'

Hal ini lantaran AS mulai terusik atas Tiongkok yang mulai grasak-grusuk di Laut Cina Selatan (LCS).

Tak pelak Armada Ketujuh AS di Yokosuka mulai siaga intensitas tinggi layaknya era Perang Dingin.

Seperti diketahui, Tiongkok dengan berlandaskan peta jadul abad Dinasti Ming mengklaim seluruh wilayah LCS.

Baca Juga : Kewalahan Ladeni di Ranjang, Suami Jual Istri dan Keperawanan Adik Iparnya Ke Lelaki Hidung Belang

Baca Juga : Potret Gaya Busana Milenial ala Sophia Latjuba yang Bisa Kamu Tiru

Padahal bulan Juli 2016, Mahkamah Internasional di Den Haag jelas-jelas menolak klaim Tiongkok yang ugal-ugalan itu.

Banyak negara dirugikan atas klaim sepihak Tiongkok di LCS. Diantaranya Vietnam dan Filipina yang menentang keras.

AS yang juga memiliki kepentingan di LCS tak tinggal diam.

Baca Juga : Konsumsi Mi Instan Selama 3 Minggu Beruntun, Mahasiswi Dilarikan Ke Rumah Sakit

Baca Juga : Inspirasi Model Jumpsuit Batik Kekinian ala Gisella Anastasia

Melansir SCMP, Jumat (23/11) AU Pasifik AS merespon akan klaim Tiongkok di LCS.

Mereka mengerahkan dua pembom Nuclear Capable B-52 Stratofortress yang berpangkalan di Lanud Andersen, Guam, untuk berpatroli di langit LCS.

Pihak Tiongkok yang memergoki kehadiran dua pembom maut tersebut tidak mengambil tindakan apa-apa semenjak mereka mengumumkan diterapkannya Air Defense Identification Zone (ADIZ) di LCS pada 2016 lalu.

Dalam pernyataannya AU Pasifik AS mengungkapkan jika B-52 yang mereka terbangkan masih menaati hukum internasional.

Baca Juga : Hari Ini 55 Tahun Lalu, Presiden AS John F Kennedy Tewas Ditembak Karena Dianggap Pro Negara Berkembang

Baca Juga : Inspirasi Tampil Anggun dengan Busana Kondangan Hijab ala Alyssa Soebandono

Selain itu adanya unsur militer AS di LCS menandakan hegemoni negeri adidaya tersebut dan misi penerbangan B-52 sudah berkala ada sejak Maret 2004 silam.

Namun Tiongkok menilai misi penerbangan itu belakangan semakin intens dan membuat mereka was-was.

Negeri Tirai Bambu menyebut terbangnya pembom nuklir AS ialah tindakan provokatif yang bisa memicu kekerasan bersenjata.

Pernyataan Tiongkok itu dianggap acuh oleh AS yang bakal memindahkan secara masif militernya dari Timur Tengah ke Asia Pasifik secara bertahap.

Sebelumnya pada bulan September lalu kapal perang US Navy nyaris bertabrakan dengan kapal AL Tiongkok di dekat pulau terumbu karang LCS.

Untung tidak ada pelor ataupun rudal yang meluncur setelah insiden antar dua kapal perang itu.

 

(*)