Find Us On Social Media :

Parah, Depnaker AS Tuduh Google Membayar Gaji Karyawan Perempuan Lebih Rendah dari Laki-Laki

By Way, Selasa, 11 April 2017 | 02:37 WIB

karyawan google

Grid.ID - Isu diskriminasi gender menimpa Google. 

Baru-baru ini, raksasa teknologi yang bermarkas di Mountain View, California, AS itu, harus menghadapi gugatan dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.

Google dituduh membayar gaji karyawan perempuan jauh lebih rendah ketimbang karyawan laki-laki.

(BACA JUGA Wanita Muda Cantik Ini Dapat Gaji Besar dengan Hanya Tidur di Hotel, Kira-kira Kerja Apa ya?)

“Kami menemukan kesenjangan pembayaran kompensasi yang sistemik kepada karyawan perempuan, kurang lebih di seluruh lini kerja [Google],” kata Janette Wipper (Direktur Wilayah, Departemen Tenaga Kerja AS).

Janette bersaksi dalam sidang perkara di San Francisco, Jumat (7/4) lalu, seperti dilansir The Guardian.

“Analisis kami menunjukkan bahwa diskriminasi terhadap kaum perempuan di Google tergolong ekstrem, bahkan di dalam industri ini [teknologi. red],” imbuh Janet Herold (Penasihat Hukum, Departemen Tenaga Kerja AS).

(BACA JUGA Punya Jabatan dan Gaji Besar tapi Susah Jadi Orang Kaya, Kenapa ya? )

Tentu saja, Google menolak mentah-mentah tuduhan tersebut.

Mereka merasa sudah melakukan langkah-langkah positif dalam meningkatkan kesetaraan gender dan mencegah tindakan diskriminasi terhadap suku, agama, dan jenis kelamin tertentu.

Seperti dilansir Grid.ID dari infokomputer.com, google bukan perusahaan teknologi pertama yang ditemukan bermasalah. 

(BACA JUGA Inilah Kisah 6 "Startup" Indonesia Setelah Belajar di Markas Google )

Oracle juga dituduh membayar karyawan laki-laki dan kulit putih lebih tinggi daripada karyawan perempuan dan non-kulit putih.

Sedangkan Palantir dibawa ke pengadilan karena bersikap diskriminatif terhadap para pelamar kerja berdarah Asia di bidang software engineering.

Berdasarkan statistik, diketahui bahwa hanya 19 persen dari karyawan Google di bidang teknologi yang berjenis kelamin perempuan. (*)