Find Us On Social Media :

Sebelum Jatuh, Hidung Pesawat Lion Air JT160 Turun 24 Kali dalam Sebelas Menit dan Telah Alami 6 Masalah

By Bunga Mardiriana, Rabu, 28 November 2018 | 14:36 WIB

Perkembangan Informasi Jatuhnya Lion Air JT610.

Laporan Wartawan Grid.ID, Bunga Mardiriana

Grid.ID - KNKT masih terus menyelidiki penyebab jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018.

Melansir dari Kompas.com, pesawat Lion Air JT610 ternyata sudah mengalami masalah sejak tiga hari sebelumnya.

Selama tiga hari itu pula, pesawat Lion Air JT610 sudah mengalami enam masalah.

Baca Juga : Peduli Keluarga Korban Lion Air, Hotman Paris Gandeng Pengacara Amerika untuk Tuntut Boeing

Hal ini disampaikan langsung oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Hasil tersebut diperoleh KNKT dari data perawatan pesawat Lion Air JT610.

"Dari data perawatan pesawat, sejak tanggal 26 Oktober, tercatat ada enam masalah atau enam gangguan yang tercatat di pesawat ini," ujar Ketua Sub Komite Investigas KNKT Nurcahyo Utomo pada Rabu (28/11/2018).

Enam masalah ini berkaitan dengan masalah indikator kecepatan dan ketinggian pesawat.

Baca Juga : KNKT Ungkap Hasil Investigasi Awal Lion Air JT 610, Ini Penjelasannya

Masalah masih terjadi sampai penerbangan terakhir sebelum pesawat jatuh, yakni pada rute Denpasar-Jakarta pada 28 Oktober.

"Ini yang tercatat dalam buku perawatan pesawat. Jadi ini adalah mengenai fakta, di dalamnya tidak ada analisis dan kesimpulan, karena faktanya belum semuanya terkumpul," ujar Nurcahyo.

Selain data yang tercatat dalam buku perawatan pesawat, KNKT juga menyajikan data dari kotak hitam Flight Data Recorder (FDR).

Melansir dari Kompas.com, data FDR menunjukkan bahwa sebelum hilang kendali, hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Baca Juga : 125 Korban Pesawat Lion Air Ditemukan, Salah Satunya Jenazah Sang Pilot Bhavye Suneja

Bisa dilihat data FDR Lion Air JT610 terdapat grafik biru yang merupakan TRIM MANUAL sedangkan grafik orange merupakan TRIM AUTOMATIC.

Hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit (grafik oranye).

Sedangkan grafik biru menunjukkan upaya pilot membawa hidung pesawat naik kembali.

Baca Juga : Dirjen Dukcapil Permudah Pengurusan Surat Kematian para Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT610

Laporan KNKT dari pembacaan data FDR ini konsisten dengan penyelidikan Boeing soal sistem Maneuvering Charateristics Augmentation System (MCAS).

MCAS merupakan sistem yang mencegah pesawat kehilangan daya angkat dengan menunrunkan hidung pesawat secara otomatis, meski dalam kondisi terbang manual (Autopilot OFF).

Namun, MCAS bukanlah penyebab utama jatuhnya pesawat Lion Air JT610.

Nurcahyo menyatakan bahwa insiden ini merupakan multiple failure.

Baca Juga : Dianggap Memojokkan Lion Air Group, Suami Nina Zatulini Mengaku Diminta Pihak Maskapai untuk Menghapus Postingannya

Faktor lain yang masih diselidiki saat ini adalah sensor Angle of Attack (AoA) dalam pesawat.

Sensor ini mirip sirip kecil yang berada di samping hidung pesawat dan mendeteksi sudut angle of attack atau kemiringan hidung pesawat saat terbang.

Selanjutnya, KNKT akan berdiskusi dengan Boeing dan FAA di Amerika Serikat (AS) untuk membahas temuan ini. (*)