Find Us On Social Media :

Sedihnya Five Fi, Kisah Ibu yang Memperjuangkan Hak Asuh Anak Kandungnya

By Way, Jumat, 14 April 2017 | 15:55 WIB

Five Vi

Laporan wartawan Grid.ID, Vincentius Ekaristo.

Grid.ID - Yang namanya seorang ibu pastinya ingin sekali mempunyai waktu banyak bersama putrinya.

Tertawa, bercanda, bercerita, dan banyak hal yang bisa dilakukan.

Five Fi, adalah seorang artis yang sekaligus seorang ibu yang kehilangan anaknya.

Anaknya diculik, akan tetapi diculik oleh ayah kandungnya sendiri.

(BACA JUGA Kasus Kawin Kontrak dan KDRT Bella Luna Adalah Settingan? Ini Jawaban Sang Artis!)

Ia mengaku pada tahun 2003 yang lalu, anaknya diculik. 

Walaupun sang ayah mengaku kata 'menculik' bukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan perbuatannya.

Pengakuan itu berujung pada tindakan pelaporan mengenai hak asuh.

Bersama kuasa hukumnya Henry Indraguna, Five fi menuturkan cerita kesedihannya sebagai seorang ibu yang sedang memperjuangkan hak asuhnya di HBL law Firm di Belleza Tower, Jakbar, Rabu (13/04/17)

(BACA JUGA Apakah Nagita Slavina Jadi Korban KDRT Raffi Ahmad? )

"Jadi paksaan itu udh aku anggap sebagai penculikan."

"Karena waktu itu saya gak mau cerai."

"Jadi mantan suami saya itu culik anak saya untuk jaminan saya balik." ungkapnya pada wartawan Grid.ID

Akan tetapi Five Fi sendiri tidak mau rujuk, karena ia sendiri mengalami beberapa masalah KDRT di dalam rumah tangganya.

(BACA JUGA Aming dan Evelyn Cerai, Humas PA Jakarta Selatan: Iya, Ada KDRT)

Bahkan KDRT pernah dilakukan oleh mantan suaminya di depan keluarga Five Vi sendiri.

"Saya gak mau balik lagi sama suami, karena saya mengalami KDRT bertubi tubi."

"Kejadian itu sebenernya disaksikan oleh keluarga saya dan mantan keluarga mantan suami saya, di vila Malang."

"Saat itu kami sedang rapat keluarga, saya bilang saya minta cerai,"  katanya dengan mata berkaca kaca.

(BACA JUGA Rumah Tangga Tsania Marwa dan Atalarik Syach Diwarnai Perselingkuhan dan KDRT?)

Perihal KDRT yang dialami Five Fi sendiri pun tergolong parah, mulai dari fisik, psikologis, hingga sexual.

"Saya udah gak tahan lagi dengan perilakunya."

"Saya di KDRT, penganiayaan fisik, psikologis, seksual dan ekonomi."

"Karena ini ortu udah denger, saya didukung proses cerai," ungkapnya sambil mengelap air mata. (*)