Find Us On Social Media :

Bunga dan Air Mata di Balaikota, Nyanyian Cinta untuk Djarot dan Basuki Tjahaya Purnama

By Hery Prasetyo, Kamis, 27 April 2017 | 00:14 WIB

Karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot di Balaikota Provinsi DKI Jakarta.

Grid.ID - Bunga dan air mata sering pula diartikan sebagai tanda cinta buat seorang pemimpin atau tokoh.

Pelukis Yogyakarta, Joko Pekik, pernah membuat karya lukisan celeng yang berjudul, "Tak Enteni Keplokmu: Tanpa Bunga dan Telegram Duka".

Lukisan itu sepertinya untuk menyindir seorang penguasa yang pada ketika turun dari takhta tanpa bunga.

Logika sebaliknya, orang yang dicintai akan disambut dengan bunga sebagai simbol cinta, termasuk saat meninggalkan takhta.

Namun, ada juga simbol air mata sebagai ungkapan haru, sedih, dan duka, juga gembira.

Meski masih 5 bulan lagi kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot sebagau Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, namun karangan bunga sudah berdatangan.

Bunga selalu merepresntasikan kedalaman rasa, terutama rasa sayang dan cinta, juga kelembutan.

Itu pula sebabnya, ratusan orang mengirimkan bunga tanda cinta dan sayang kepada Ahok dan Djarot, juga sebagai tanda peringatan akhir jabatan mereka.

Setidaknya, para Ahok-Djarot lovers ingin mengungkapkan dan membuat pesan, ini akhir jabatan tanpa lara.

(BACA JUGA: Dibanjiri Karangan Bunga, Ini Respon Dari Ahok)

Meninggalkan kursi kekuasaan tidak harus hancur hatinya, karena bunga-bunga cinta menyambut mereka.

Bunga juga selalu menjadi gerakan damai tanpa kebencian, seperti revolusi bunga di Portugal atau aksi bunga di era Reformasi 1998.