Find Us On Social Media :

Berduka atas Tsunami Banten, d'Masiv Bawakan Lagu Seventeen sebagai Bentuk Penghormatan

By Deshinta Nindya A, Minggu, 23 Desember 2018 | 15:25 WIB

Band D'Masiv ditemui tim Grid.ID disela syuting di Bintaro Exchange Mall, Tangerang Selatan pada Sab

Laporan Wartawan Grid.ID, Deshinta Nindya A.

Grid.ID - Bencana tsunami Banten melanda di pesisir Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Pada kejadian tersebut, unit TJBB (Tramisi Jawa Barat bagian Barat) PT PLN (Persero) sedang menggelar acara employee gathering.

Diketahui, grup band Seventeen yang menjadi pengisi acara di Tanjung Lesung Beach Resort, Pandeglang, Banten, turut menjadi korban ketika gelombang tsunami menerjang lokasi tersebut.

Baca Juga : Herman Gitaris Band Seventeen Ditemukan Meninggal Dunia dalam Tsunami Banten

Setelah bassist Muhammad Awal Purbani dan road manager Oki Wijaya dinyatakan meninggal dunia, gitaris Herman Seventeen dikabarkan telah menghembuskan napas terakhir.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap rekan sesama musisi, personel d'Masiv membawakan lagu Seventeen dalam aksi panggungnya di Yogyakarta.

Tak lupa, vokalis Rian d'Masiv meminta doa atas bencana tsunami Banten dan sekitarnya.

Baca Juga : Istri Ifan Seventeen Masih Belum Ditemukan Meski Telah Dinyatakan Selamat dari Tsunami Banten

Dilansir Grid.ID dari laman Instagram Rian, vokalis d'Masiv ini mengunggah cuplikan video ketika grup bandnya membawakan lagu Seventeen berjudul Selalu Mengalah.

Terdengar suara teriakan penonton yang turut menyanyikan lagu bersama.

"Manggung siang ini di Jogja, saya menyanyikan lagu @seventeenbandid sebagai bentuk penghormatan kami @dmasivbandofficial yang juga sesama musisi dan pejuang nafkah dengan teman-teman Seventeen.

Baca Juga : Band Seventeen Jadi Korban Tsunami Banten, Slankers Turut Berbelasungkawa

Al fatihah @ifanseventeen @baniseventeen @andi_seventeen @hermanseventeen #prayfortanjunglesung #prayforlampung," tulis Rian d'Masiv seperti dikutip Grid.ID, Minggu (23/12/2018).

Sebagaimana diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam press conference yang dilaksanakan pukul 02.00 WIB menyatakan gelombang tersebut merupakan tsunami.

BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, tepatnya pukul 21.27 WIB.

Baca Juga : Korban Tsunami Banten, Bani Bassist Seventeen Tinggalkan Anak Satu dan Istri yang Sedang Hamil

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

(*)