Find Us On Social Media :

168 Orang Meninggal dan 745 Luka-luka Akibat Tsunami Banten

By None, Minggu, 23 Desember 2018 | 17:47 WIB

Tsunami di Tanjung Lesung, Banten pada Sabtu (22/12/2018)

Grid.ID - Tsunami Banten disebut sebagai bencana langka sebab tidak ada gempa yang sebelumnya menjadi pemicunya.

Update terbaru dari tsunami Banten sebanyak 168 orang tewas.

Tsunami yang melanda kawasan Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB memakan cukup banyak korban jiwa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Puwo Nugroho telah memberi informasi terkait update jumlah korban.

Dikutip dari TribunJakarta, Minggu (23/12/2018), Sutopo Puwo Nugroho menyatakan update jumlah korban hingga pukul 13.00 WIB, MInggu (23/12/2018) tercatat sebanyak 168 orang korban meninggal dunia, 745 luka-luka, dan 30 orang hilang.

Baca Juga : Bani Seventeen Jadi Korban Tsunami Banten, Begini 4 Potret Terakhirnya

"Hingga Minggu, 23 Desember 2018, pukul 13.00 WIB, total jumlah korban meninggal 168 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kantor BPBD Yogyakarta, Minggu (23/12/2018).

Menurut Sutopo, tsunami yang terjadi di Pandeglang dan Lampung ini terjadi karena kombinasi longsor bawah laut akibat adanya erupsi Gunung Anak Krakatau serta gelombang pasang saat purnama.

Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab terjadinya tsunami.

"Penyebab tsunami di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah kemungkinan kombinasi dari longsor bawah laut akibat pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang saat purnama. BMKG masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab tsunami," jelas Sutopo, seperti yang dikutip dari TribunJakarta, Minggu (23/12/2018).

Sutopo mengungkapkan bahwa bencana ini disebut langka.

Hal itu dikarenakan erupsi letusan gunung anak Krakatau masih terbilang kecil dan tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Baca Juga : Tsunami Banten: Ali Bocah 5 Tahun yang Terjebak Selama 12 Jam dan Ditemukan Dalam Puing-puing

Selain itu, Sutopo juga mengungkapkan bahwa sebelumnya tidak ada gempa yang memicu terjadinya tsunami.

"Fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu," terang Sutopo.

Hingga kini, sejumlah tim gabungan masih terus melakukan evakuasi korban di Selat Sunda.

Sutopo menerangkan bahwa kemungkinan jumlah korban masih terus bertambah.

Sejumlah tim yang bertugas, seperti TNI, Polri, PMI, Tagana, juga BPBP masih melakukan pencarian korban.

Namun dalam proses evakuasi terdapat kendala yang dialami yakni sulitnya akses jalan susah dilewati karena tertutup material akibat tsunami.

"Jumlah masih akan terus bertambah, ini masih data sementara. Mulai dari TNI, Polri, PMI, Tagana, BPBP masih terus melakukan pencarian korban. Jalan-jalan. Juga masih ada yang tertutup material yang terbawa tsunami," terang Sutopo, dikutip dari TribunJogja, Minggu (23/12/2018).

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 168 Orang Tewas Akibat Tsunami Banten, Bencana Ini Disebut Langka Sebab Tak Ada Gempa yang Memicu