Find Us On Social Media :

Ucapan Duka Paus Fransiskus untuk Para Korban Tsunami Banten

By Hastin Munawaroh, Selasa, 25 Desember 2018 | 08:53 WIB

Ucapan Duka Paus Fransiskus untuk Para Korban Tsunami Banten

Grid.ID - Pemimpin gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus berikan ucapan duka untuk para korban tsunami Banten.

Tak hanya memberikan ucapan duka, Paus Fransiskus pun turut mendoakan korban meninggal dan hilang akibat bencana tsunami Banten yang terjadi Sabtu (22/12/2018) malam.

Mengutip Kompas TV, Paus Fransiskus menyampaikan rasa belasungkawanya di St Peter's Square, Kota Vatikan.

Baca Juga : Ucapan Duka Mengalir dari Gading Marten, Syahrini, dan Para Artis Indonesia Lainnya untuk Korban Tsunami Banten

Sebagaimana diketahui, gelombang tsunami besar menghantam pesisir pantai Banten-Lampung dan sekitarnya pada Sabtu (22/12/2018).

Belum diketahui secara pasti penyebab tsunami itu terjadi.

Namun, diduga aktivitas gunung Anak Krakatau kemungkinan menjadi pemicunya.

Baca Juga : Dari Donald Trump Hingga Brian May Queen, Berikut 5 Tokoh Dunia Berpengaruh yang Ungkap Duka Atas Peristiwa Tsunami Banten

Dilansir itb.ac.id, Vulkanolog ITB, Dr. Mirzam Abdurrachman mengatakan, "Suatu gunung yang terletak di tengah laut seperti halnya Anak Krakatau atau yang berada di pinggir pantai, sewaktu-waktu sangat berpotensi menghasilkan Volcanogenic Tsunami."

Dr. Mirzam Abdurrachman lantas memberikan analisisnya mengenai empat kemungkinan penyebab tsunami Banten .

1. Kolapsnya Kolom Air

Kemungkinan pertama penyebab tsunami Banten adalah kolapsnya kolom air akibat letusan gunung api di laut.

"Itu seperti meletuskan balon pelampung di dalam kolam, yang menyebabkan riak air di sekitarnya," papar Dr. Mirzam di tulisannya.

Baca Juga : Ifan Seventeen Menangis Sendu, Tak Kuat Sebut Nama Istri Serta Sahabat yang Jadi Korban Tsunami Banten

2. Pembentukan Kaldera atau Kawah Besar

Pembentukan kaldera akibat letusan gunung api di laut dapat mengubah keseimbangan volume air laut secara tiba-tiba.

Fenomena naiknya volume air laut secara tiba-tiba ini diibaratkan seperti penggunaan gayung di bak mandi.

"Menekan gayung ke bak mandi, kemudian membalikkannya adalah analogi pembentukan kaldera gunung api di laut," jelas Dr. Mirzam.

Baca Juga : Deretan Fakta Terkait Istri Ifan Seventeen Meninggal Dunia, Dylan Sahara Berada di Backstage Saat Tsunami Banten hingga Dimakamkan di Ponorogo

3. Material Gunung Api Longsor

Kemungkinan ketiga penyebab tsunami Banten-Lampung ialah longsornya material gunung api.

"Material gunung api yang longsor bisa menyebabkan perubahan volume air di sekitarnya," tulis Dr. Mirzam lebih lanjut.

Meski begitu, longsornya material Anak Krakatau yang diduga menjadi salah satu kemungkinan penyebab tsunami Banten-Lampung masih diragukan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Wawan Irawan.

4. Aliran Wedus Gembel Berkecepatan Tinggi

Aliran piroklastik atau yang lebih dikenal dengan wedus gembel bisa menjadi salah satu penyebabnya.

"Aliran piroklastik atau sering disebut sebagai wedus gembel yang menuruni lereng dengan kecepatan tinggi saat letusan terjadi bisa mendorong muka air jika gunung tersebut berada di atau dekat pantai," jelas Dr. Mirzam.

Baca Juga : Bak Firasat, Beredar Video Lawas 3 Personel Pergi Tinggalkan Ifan Seventeen Bernyanyi Sendirian Sebelum Musibah Tsunami Banten

Terkait dengan tsunami Banten dan Lampung, Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan belasungkawa dan doa untuk korban peristiwa nahas tersebut.

Pikiran saya saat ini untuk masyarakat Indonesia yang dilanda bencana alam parah, yang telah menyebabkan banyak nyawa manusia hilang..

membuat banyak orang hilang dan kehilangan tempat tinggal, serta menyebabkan kerusakan serius.

Saya meminta semua orang untuk bergabung dengan saya, mendoakan para korban dan orang-orang yang mereka cintai.

Saya secara spiritual dekat dengan mereka yang kehilangan rumah dan yang terkena dampak.

Saya memohon kepada Tuhan untuk meringankan penderitaan mereka.

Saya mengimbau masyarakat internasional untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada saudara-saudari ini.

Mari kita berdoa bersama.

(*)