Find Us On Social Media :

Wanita Ini Harus Beli Sepatu Baru Setiap Bulan Karena Ukurannya Membesar, Ternyata Gara-Gara Ini

By Kama, Rabu, 19 Juli 2017 | 03:55 WIB

Lauren sebelum operasi dan sesudah operasi

Grid.ID - Seorang penata rambut atau biasa disebut hairdresser menceritakan bagaimana tumor di otaknya menyebabkan pembengkakan tangan dan kaki yang terus membengkak.

Lauren Bates (26) asal New Romney, tidak mengerti mengapa setiap kali dirinya ingin membeli sepasang sepatu baru, ia harus memilih ukuran yang lebih besar dalam beberapa minggu.

Setelah terus menerus melakukan medical check-up ke dokter, akhirnya ia didiagnosis dengan kondisi langka yaitu akromegali yang berarti tubuhnya menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan.

(BACA: CEO Ganteng Telegram Minta Maaf ke Pemerintah Indonesia, Warganet Malah Gagal Fokus)

Hal ini disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari di otak yang membuat tubuh itu tidak mampu mengendalikan jumlah hormon yang dihasilkan.

Hebatnya, dia didiagnosis setelah seorang konsultan membandingkan foto Facebook-nya tahun 2007 silam dengan fotonya yang sekarang.

Lauren memiliki hidung yang membesar dan memiliki jaringan wajah yang berlebihan.

"Saya membeli sepatu baru setiap saat, karena yang lama terlalu sempit, saya sama sekali tidak bisa memahaminya.”

“Saya pikir kaki akan berhenti tumbuh saat kamu mencapai usia dewasa, tapi saya? Berbeda." ucapnya.

(BACA: Mengapa Powerbank Bisa Meledak? Ini Penjelasannya)

Meski dokter yakin kondisinya mulai saat Lauren berusia sekitar 16 atau 17 tahun, dia baru merasakan  bahwa ada yang tidak beres di sekitar ulang tahunnya yang ke 18.

"Kakekku Frank membuatkan cincin yang sangat bagus untuk ulang tahunku yang ke 18, tapi dalam beberapa minggu, cincin itu sudah tidak muat.”

“Aku juga terus membeli sepatu setiap minggu karena yang lama sudah tidak muat," tambahnya.

Perlahan, kaki Lauren tumbuh dari ukuran enam saat berusia 17 ke posisi sembilan saat ia berusia 24 tahun dan gejala lainnya mulai mengganggu hidupnya.

"Saya mengalami sakit kepala yang konstan. Saya berlatih menjadi seorang hairdresser dan bertekad menyelesaikan kursus saya, tapi saya terus mendapatkan migrain," ujar Lauren.

(BACA: Daftar Rilis 21 Film Disney dari 2017 Sampai 2019, Siapkan Uang Buat Tiket Bioskop!)

Lauren juga memiliki masalah dengan berat badan, dari mulai memakai baju ukuran 12 sampai ukuran 16 dalam beberapa tahun.

Walau dirinya sudah berolahraga setiap hari dan menjalani pola makan yang sehat, tapi tetap saja hal itu tidak berhasil.

Selama bertahun-tahun, Lauren berjuang mengatasi masalah kesehatannya.

"Saya memutuskan untuk melepaskan pekerjaan saya dan pergi bepergian selama 18 bulan," katanya.

"Saya pikir melakukan sesuatu yang berbeda mungkin bisa membantu, tapi keadaan sedikit memburuk. Enam bulan sebelum akhir perjalanan, saya mencapai titik terendah dan memutuskan untuk pulang ke rumah.”

“Ketika saya sampai di rumah, ibu saya, Elaine (52) terkejut, dia bilang saya tidak terlihat seperti dulu lagi.”

“Wajah saya berbeda dan saya sama sekali bukan saya" ujarnya.

(BACA: Beginilah Penampilan Bumi 335 Juta Tahun yang Lalu Jika Negara-Negara Sudah Ada)

Tes darah menunjukkan tingginya tingkat pro-laktin darahnya dan dia dirujuk ke ahli endokrin di Rumah Sakit Buckland, Dover.

Beberapa minggu kemudian, pada bulan Januari 2015, Lauren duduk dengan spesialis untuk pertama kalinya.

Dokter itu berkata pada Lauren, apakah dirinya pernah mendengar tentang Akromegali?

Tentu Lauren tidak mengetahui hal itu, tapi setelah Dokter tersebut menyebutkan gejalanya, Lauren pun tersadar bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut.

Pemindaian menunjukkan bahwa Lauren memiliki tumor pada kelenjar pituitari yang menyebabkan dia menghasilkan hormon pertumbuhan terlalu banyak.

Tumor itu berukuran 7cm, seukuran kartu kredit, yang jauh lebih besar dari pada kebanyakan orang lain dengan kondisinya, dan tumbuh di sekitar otak dan saraf optiknya.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya perlu menjalani operasi otak dan saya merasa takut, tetapi mereka juga mengatakan bahwa saya beruntung masih hidup, jadi saya ingin melakukan operasi itu sesegera mungkin," tutup Lauren. (*)