Find Us On Social Media :

5 Berita Terpopuler, Kisah Pejalan Kaki Setibanya Mekah Hingga Curahan Hati Shandy Aulia yang Beda Agama Dengan Ayahnya

By Alfa Pratama, Sabtu, 29 Juli 2017 | 13:10 WIB

Shandy Aulia dan ayahnya, Kiemas (kiri), dan saat menikah (kanan)

Grid.IDBerita terpopuler Grid.ID pada Jumat (28/7/2017) ini terkait kisah pejalan kaki yang berjalan kaki hingga Mekkah untuk naik haji.

Selain itu, ada juga berita yang berisi curahan hati Shandy Aulia yang berbeda agama dengan ayahnya. 

Berikut ini berita terpopuler Grid.ID.

1. Kejadian tak terduga pejalan kaki setelah tiba di Mekah.

Nama Mochammad Khamim Setiawan (28) sempat jadi perbincangan publik Tanah Air.

Ya, dia adalah pemuda asal Pekalongan yang bikin heboh dengan klaimnya yang naik haji dengan berjalan kaki.

Nah, saat Grid.id memberitakan usaha Khamim itu, banyak netizen yang justru membully Khamim berbohong.

Tak disangka, saat ini dia sudah sampai di Mekah. 

Sarjana Ekonomi dari Universitas Negeri Semarang itu menunaikan Ibadah Haji ditempuh dengan jalan kaki berangkat dari kampung halamannya di Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan pada 28 Agustus 2016 lalu.

Tentu saja ia melewati beberapa negara dengan terus berjalan kaki, tak peduli panas maupun hujan.

Kadang ia harus istirahat di masjid, menumpang di rumah orang yang ditemui, atau bahkan bermalam di hutan di berbagai negara.

Pada 19 Mei 2017, ia telah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Dengan niat Bismillah dia memulai perjalanan itu untuk menempuh jarak kira-kira 9.000 kilometer.

Sesuai dalam kalender Indonesia, Hari Raya Idul Adha bertepatan tanggal 1 September 2017.

Sampai Tanah Suci, Khamim mengalami hal tak terduga.

Selengkapnya bisa dibaca di Naik Haji Jalan Kaki, Khamim Alami Hal Tak Masuk Akal ini Setibanya di Tanah Suci

2. Penyebab anak Kepala Dinas Pendidikan yang meninggal gantung diri 

Sebuah insiden yang terjadi di Maros, Sulawesi Selatan ini, secara nyata menggambarkan dampak serius bagi kejiwaan akibat pergaulan anak muda. 

Hidayatullah (18), ditemukan tewas gantung diri di belakang rumahnya jalan Pettarani, Turikale, Maros, Kamis (27/7/2017).

Diduga, ia melakukan hal itu karena cemburu dan berkelahi dengan kekasihnya.

Sebagai informasi, korban adalah anak bungsu Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Maros, Arifuddin Wahab. 

Hidayatullah yang baru lulus dari SMK Kebangsaaan Maros gantung diri dengan menggunakan tali besi di sebuah rumah panggung.

Hidayatullah diduga gantung diri saat video call dengan kekasihnya, Apr, sekitar pukul 16.00 wita.

Kuat dugaan sebelum mengakhiri hidupnya Hidayatullah bertengkar dengan Apriani.

Pemicunya ditengarai kecemburuan Hidayatullah karena pacarnya ditelepon oleh rekannya.

Dugaan itu dikuatkan dengan riwayat interaksi mereka pada berbagai postingan di akun facebook masing-masing.

Beberapa jam sebelum Hidayatullah gantung diri, Apriani sempat curhat di Facebook soal sifat pencemburu sang kekasih.

Berita selengkapnya bisa dibaca di Miris, Anak Kepala Dinas Pendidikan Gantung Diri, Diduga Sakit Hati Setelah Baca Tulisan ini dari Pacarnya

3. Curahan hari Shandy Aulia yang beda agama dengan ayahnya

Curhat Shandy, yang dituliskannya dalam buku berjudul Incomplete itu, membuat haru banyak orang.

Dilahirkan dari orangtua yang memeluk agama berbeda, Shandy harus mengalami broken home sejak ia masih balita.

Shandy adalah anak bungsu dari 4 bersaudari dari pasangan Kiemas Yusuf Effendi yang beragama Islam, dan Elsye Dopong yang beragama Kristen.

Ayahnya berasal dari Palembang, sedangkan ibunya dari Manado.

Saat Shandy Aulia berusia 3 tahun, orangtuanya akhirnya memilih untuk bercerai.

Shandy ikut bersama ibunya, sementara 3 kakaknya ikut bersama ayah.

Dalam bukunya , Shandy mengungkapkan betapa ia sangat merindukan kasih sayang sang Ayah yang tak pernah ia dapatkan.

Sang ayah yang akhirnya mendapatkan anak lagi-lagi dari pernikahan keduanya, membuat Shandy dan 3 kakaknya tak pernah mendapatkan perhatian.

Ia bahkan pernah begitu iri melihat Ayahnya membelikan mainan untuk adik tirinya itu, sedangkan ia tak pernah sekalipun dibelikan mainan.

Hingga saat dewasa pun, sang Ayah, tak hadir mau dalam pernikahannya karena perbedaan keyakinan.

Berita selengkapnya silakan dibaca di Curahan Hati Shandy Aulia - Karena Agama, Papa Tak Mau Datang ke Pernikahan

4. Pengedara motor yang dibiarkan lolos saat razia jalan layang Casablanca

Beredar kembali video polisi lalu lintas yang sedang melakukan razia kepada pengendara sepeda motor yang nekat masuk ke Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau JLNT Casablanca.

Video itu berasal dari laporan langsung (live) wartawan Kompas.com, Ridwan Aji Pitoko, melalui Facebook Live.

Video kemudian menyebar ke berbagai platform media sosial. 

Dalam video berdurasi sekitar 18 menit, di menit ke 10.38 nampak sejumlah polantas yang sedang merazia meloloskan seorang pengendara sepeda motor yang nekat masuk ke JLNT.

Padahal, petugas sudah mengepung pengendara itu dan pengendara sudah memperlambat laju kendaraannya.

Dari video yang diambil pada Rabu (26/7/2017) sore itu, pengendara yang nekat menerobos JLNT mengendarai motor Kawasaki Ninja 250 FI berwarna putih motif merah.

Berikut ini video lengkap tersebut yang diambil wartawan Kompas.com dan sudah diunggah di platform Youtube, perhatikan mulai menit 10.33.

5. Keadilan untuk guru mengaji yang diperkosa 

Ruang sidang dipenuhi tangis haru saat  hakim membacakan putusan untuk BL (16), pembantu rumah tangga sekaligus guru ngaji yang didakwa melukai bayinya sampai meninggal dan membuangnya di tempat sampah, Kamis (28/7/2017).

Sempat  masuk penjara, BL bersyukur punya kesempatan baginya untuk mengenyam pendidikan dan meniti masa depan yang lebih baik.

Mata BL tampak merah karena menangis usai mendengar ia dinyatakan bersalah, namun hanya dihukum untuk pembinaan di Panti Sosial Mardi Putera (PSMP) Handayani milik Kementerian Sosial.

Majelis hakim menilai BL membuang bayinya karena ketidaktahuan soal kehamilan dan persalinan.

Dalam pertimbangannya, hakim membacakan bahwa pada 2016 silam, BL berkenalan melalui Facebook dengan Ino, pemuda berusia 21 tahun yang tinggal di Cikeusik pula namun beda RW.

Hingga suatu hari, Ino mengajak BL ke rumah temannya dan  dipaksa berhubungan badan meski sudah menolak, memberontak, dan berteriak.

BL pun pulang, tak menanggapi komitmen Ino yang mengaku siap menikahinya jika terjadi apa-apa.

BL juga tak memberitahukan peristiwa ini pada orangtuanya.

Dua bulan kemudian, tanda-tanda kehamilan terjadi. BL mual dan pusing, sehingga dibawa orangtuanya untuk pemeriksaan di puskesmas.

Dokter di puskesmas menyatakan BL hanya mengalami maag. BL juga masih menstruasi meski dalam jumlah yang lebih sedikit.

Kemudian pada 1 Mei 2017, sebulan setelah BL bekerja di rumah itu, sekitar pukul 05.00 ia merasakan sakit yang tidak biasa di perutnya. Ia mencoba buang air besar namun tak bisa.

Hingga kemudian gumpalan besar keluar dari perutnya namun menyangkut.

Dalam keadaan setengah tersangkut itu, BL mengambil pisau di dapur dan ke kamar mandi untuk mengeluarkan gumpalan itu.

Ia kemudian memasukkan gumpalan itu ke kantong plastik hitam dan mengikatnya.

Kantong berisi bayi dan ari-ari itu hanya dibuangnya ke tempat sampah dapur.

Tindakan inilah dia diadili karena diduga ia membunuh janin bayi. 

Berita selengkapanya silakan baca di Diperkosa, Pembantu Rumah Tangga dan Guru Ngaji Ini Akhirnya Dapatkan Keadilan di Ruang Sidang, Kisahnya Bikin Nangis