Find Us On Social Media :

Sempat Dinilai Kurang Profesional dalam Berikan Informasi, BMKG Pasang Alat Ukur Ketinggian Air di Pulau Terdekat Anak Krakatau

By Grid Reporter, Sabtu, 5 Januari 2019 | 15:28 WIB

Dinilai kurang profesional, BMKG kini memasang alat ukur di dekat Gunung Anak Krakatau

Laporan Wartawan Grid.Id, Angriawan Cahyo Pawenang

Grid.ID - Masyarakat sempat heboh terkait informasi bencana tsunami yang terjadi akibat erupsi anak gunung Krakatau pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, (24/12/2018), BMKG pada saat itu sempat mengatakan bencana yang terjadi wilayah barat Jawa dan selatan Sumatera tersebut bukan merupakan tsunami.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan informasi yang mereka berikan sudah tepat.

Baca Juga : Bisa Capai 4 Meter, BMKG Prediksi Potensi Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia Semakin Meluas!

"Jadi cara BMKG memberikan informasi itu yang penting cepat agar masyarakat tidak panik," ungkapnya saat konferensi pers di kantor BMKG, Senin (24/12/2018) lalu.

"Peringatan dini itu kan tentang gelombang tinggi. Sehingga yang di sosial media diberitakan gelombang tinggi," tambahnya

Dwikorita juga menambahkan kalau sesaat setelah itu, pihak BMKG meralat informasi baru dan menyatakan bahwa terjadi erupsi.

Baca Juga : Gempa Berkekuatan M 5,7 Guncang Maluku Tenggara, BMKG Sebut Tak Berpotensi Tsunami

Setelah kejadian tersebut, kini BMKG memasang alat ukur ketinggian air di pulau Sebesi untuk menentukan peringatan dini bila terjadi gelombang tsunami.

Dibantu oleh TNI AL, BMKG telah memasang alat pengukur ketinggian air di pulau yang dekat dengan gunung anak Krakatau pada Senin (24/12/2018).

Lebih tepatnya, alat tersebut telah dipasang di PLTU Labuhan, Banten.

Baca Juga : Dua Hari Pasca Tahun Baru 2019, BMKG Informasikan Sudah 8 Gempa Bumi Terjadi di Indonesia

Widada Sulistya selaku Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi menyebutkan alat tersebut digunakan untuk memantau ketinggian air sekaligus sebagai data dalam menentukan peringatan dini terjadinya gelombang tsunami di selat Sunda.

Ia juga menyatakan nantinya alat tersebut akan terhubung langsung ke server BMKG dan update setiap satu menit sekali untuk mengetahui ketinggian air di wilayah tersebut.

Baca Juga : Muncul 2 Retakan Baru di Gunung Anak Krakatau, BMKG Khawatirkan Tsunami Susulan

Widada berharap agar alatnya nanti dapat bermanfaat dan memberikan berdampak di Tanjung Balai Karimun, tempat bersandarnya kapal-kapal cepat dari Batam.

(*)