Find Us On Social Media :

Frasa 'Antifa' Lagi Ramai Diperbincangkan, Berikut 4 Hal yang Perlu Kamu Tahu, yang Terakhir Alasannya Bikin Hati Terenyuh

By Ahmad Rifai, Minggu, 20 Agustus 2017 | 00:31 WIB

Ilustrasi | Montase dari Daily Mail, Toronto Star, USA Today, & Vice.com

Grid.ID - Pasti kamu penasaran dengan frasa 'Antifa' yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.

Frasa ini sepertinya mulai kembali sering diucapkan setalah Donald trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) ke-45.

Sepekan terakhir, banyak orang di belahan dunia yang sedang memfokuskan diri pada tragedi Charlottesville.

Charlottesville merupakan kota yang berada di Virgina, AS.

(Baca juga: Ini Dia 7 Foto Presiden Indonesia dan Keluarga, Dari Soekarno Hingga Jokowi, Semua Ada!)

Pada sabtu kemarin, 12/8/2017, sejumlah kelompok neo-Nazi menggelar aksi bertajuk 'Unite the Right'.

Ini adalah aksi supermasi kulit putih di AS yang mempromosikan isu sara.

Landasan utamanya adalah kebencian besar terhadap para minoritas berdasarkan rasial, etnis, serta agama.

Aksi ini sendiri akhirnya memakan sejumlah korban tewas dan luka-luka.

(Baca juga: Pria Lumpuh Punya Ide Gila, Awalnya Ditertawakan dan Diejek, Tapi Kini Dihormati Karena Hal Ini)

Banyak sejumlah tokoh terkemuka seperti mantan presiden AS Barack Obama, pendiri Facebook, dan sejumlah tokoh lainnya, menyoroti tragedi keji ini.

Nah, lantas apa makna dari frasa Antifa itu sendiri dan hubungannya dengan yang baru saja terjadi di Charlottesville?

Berikut ini, tim Grid.ID mengutip dari AJ+, sudah menyiapkan 4 hal yang perlu kamu tahu tentang Antifa.

Nah biar lebih seru, mari simak 4 hal menarik yang perlu kamu tau tentang Antifa.

(Baca juga: Cantik Banget, yuk Intip Gaya Makeup Istri Moreno, Noorani Sukardi)

1. Antifa itu Apa?

Antifa adalah kependekan dari anti-Fasis.

Kemudian lebih sering diucapkan dengan potongan suku kata An-ti-fa.

Ini adalah sebuah gerakan kritis yang punya banyak cara dalam menentang rasisme, sexisme, homophobia, supermasi kulit putih, serta paham Nazi.

Mereka umumnya tak percaya dengan upaya polisi dalam menuntaskan kasus-kasus di atas. 

Sebagai gantinya, mereka punya cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. 

Sering mereka berkonfrontasi langsung dengan kelompok fasis.

2. Jalan Kebenaran Antifa

Ini adalah gerakan yang mengedepankan asas non-kekerasan.

Akan tetapi, mereka lebih mengedepankan menggunakan cara apapun untuk menentang fasisme.

Terkadang, kekerasan digunakan sebagai cara dan kadang mereka juga melakukan tindak pengrusakan.

Kenyataan ini membuat gerakan ini kontroversi.

Antifa membenarkan tindakannya karena untuk melindungi umat manusia dari kekejaman yang sebelumnya pernah terjadi seperti Holocaust dan perbudakan.

Profesor dari Harvard, Cornel West, mengungkapkan, "Jika bukan karena anti-fasis yang melindungi kita dari neo-fasis seperti di Charlottesville, sudah pasti kita akan hancur seperti kecoak!"

3. Awal Mula Antifa

Antifa pertama kali terbentuk di Jerman pada awal tahun 1930-an.

Maksud utamanya didirikan adalah untuk melawan kebangkitan partai Nazi.

Tapi gerakan ini kocar-kacir saat Hitler mulai bersikap.

Di akhir tahun 1980-an, gerakan Antifa muncul kembali di Jerman Timur dan AS.

Tujuannya untuk menghadapi neo-Nazi.

4. Aksi Terbaru Antifa

Kemunculan beragam tokoh sayap kanan di barat telah menghidupkan kembali gerakan ini, terutama di AS.

Terhitung pada 20 Januari 2017, gerakan Antifa melakukan aksi keras pada inagurasi presiden AS terpilih Donald Trump.

Nah, pada kejadian kemarin di Charlottesville, Virginia, Antifa berdiri tegak untuk memperatahankan rasionalitas umat manusia.

Semua manusia dilahirkan dengan setatus yang sama.

Gerakan ini memandang bahwa agama, rasial, dan orientasi seksual, tak membuat kamu boleh dilecehkan dan diserang!

Mereka menganggap bahwa tiap manusia perlu dihormati.

Sebab, tanpa penghormatan dunia akan hanya diisi dengan kekacauan dan penindasan.

Itulah sekelumit tentang frasa Antifa yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.

Kamu bisa menilai apakah gerakan jenis ini patut didukung atau justru sebaliknya.(*)