Find Us On Social Media :

Penjual Nasi Padang Ini Akan Dilantik Jadi Presiden Nanti Malam

By Anita Rohmatur R, Kamis, 14 September 2017 | 16:01 WIB

Halimah Yacob

Grid.ID – Akhirnya Singapura mendapatkan presiden barunya, dan yang mengejutkan beliau adalah seorang wanita.

Halimah Yacob, merupakan presiden wanita pertama di Singapura.

Kemenangannya di pemilihan umum menghantarkannya menjadi wanita presiden pertama Singapura.

Sosok Halimah terkenal sangat sederhana.

Dia tetap tinggal di rumah susun di kawasan Yishun, di utara Singapura walau sudah menjabat sebagai Ketua DPR.

Halimah melontarkan rencananya untuk tetap tinggal di rumah susun itu setelah menjabat sebagai Presiden.

Halimah dijadwalkan akan diambil sumpahnya sebagai Presiden kedelapan Singapura di Istana Kepresidenan, malam ini (13/9/2017).

(BACA JUGA: Sering Pamer Foto Mesra, Adly Fairuz Didoakan Segera Menikah)

Tidak banyak yang tahu jika Presiden-terpilih Singapura Halimah Yacob hidup pas-pasan di masa kecilnya.

Mantan Ketua DPR Singapura ini lahir 23 Agustus, tepatnya 63 tahun silam di Queen Street yang terletak di area Bugis.

Masa kecil seorang Halimah tidaklah mudah.

Ayahnya meninggal ketika dia baru berusia delapan tahun.

Dia tinggal di rumah susun yang hanya memiliki satu kamar, bersama saudara-saudaranya.

Demi menghidupi kelima anaknya, ibu Halimah berjualan nasi padang, mula-mula dengan sebuah gerobak kecil.

Usaha itu kemudian berpindah ke Hawker, setelah mereka diberikan izin.

Walau menjadi anak yang termuda, Halimah tidak sungkan untuk membantu ibunya berjualan.

(BACA JUGA: Berstatus Janda, Chika Waode Mikir Aja!)

Dia rajin membantu dengan membersihkan lokasi berjualan, mencuci sendok garpu, merapikan meja-meja tempat duduk pelanggan. Halimah juga rajin melayani pelanggan.

Halimah secara luar biasa berhasil diterima di dua sekolah bergengsi di tingkat SMP dan SMA.

Dia merupakan segelintir suku Melayu yang bersekolah di SMP Chinese Girls’ School yang mayoritasnya adalah pelajar wanita beretnis China.

Tingkat SMA ditempuhnya di Tanjong Katong Girls’ School. Namun Halimah hampir saja dikeluarkan dari sekolah karena sering membolos.

Alasan utama dia bolos tidak lain adalah untuk membantu ibunya berjualan. Halimah menceritakan bagaimana momen dia hampir dikeluarkan itu sebagai masa terburuk dalam hidupnya.

Memang masa SMP dan SMA ini sangatlah sulit. Uang sekolahnya sering tertunggak karena keterbatasan ekonomi.

(BACA JUGA: Keren deh, 4 Anak-anak Ini Jadi Model Termuda Di Dunia)

Dia juga harus mengerjakan tugasnya sambilan dengan membantu ibunya berjualan.

Halimah berhasil melewati masa sulit itu, dan puncaknya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singapura (sekarang National University of Singapore) yang sangat bergengsi.

Kecerdasannya membuat Halimah dianugerahi beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore.

Ibu dari lima anak ini menyelesaikan perkuliahannya di tahun 1978. Dia kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) atau organisasi perburuhan Singapura.

Dia memulai karirnya di divisi hukum NTUC memperjuangkan hak-hak pekerja.

NTUC menjadi tempat Halimah merangkak dari bawah hingga dipilih menjadi Deputi Sekretaris Jenderal, posisi kedua terkuat di NTUC.

Tidaklah mengagetkan jika Halimah populer di kalangan buruh, karena dia memang menghabiskan karir selama 30 tahun di NTUC.

(BACA JUGA: 4 Orang Ini Melakukan Operasi Plastik Demi Mirip Dengan Tokoh Idola)

Tahun 2001 setelah dibujuk oleh Perdana Menteri ketika itu Goh Chok Tong, Halimah memutuskan terjun ke dunia politik.

Dia terpilih mewakili konstituensi Jurong serta mengukir sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi anggota parlemen dari Suku Melayu.

Istri dari Mohamed Abdullah Alhabshee itu kemudian ditunjuk menjadi anggota kabinet dengan posisi menteri muda di berbagai kementerian.

Januari 2013 Halimah terpilih sebagai Ketua DPR, lagi lagi menjadi perempuan pertama yang dipercaya menduduki posisi itu.

(*)

(Ericssen/ Kompas.com)

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com Halimah Yacob, dari Penjual Nasi Padang ke Istana Presiden Singapura)