Find Us On Social Media :

Ternyata Ini Lho, Penyebab MSG Terasa Gurih

By Alfa Pratama, Sabtu, 30 September 2017 | 03:07 WIB

Bumbu dapur lain yang dapat menggantikan MSG antara lain bawang putih, merica, kunyit, atau jinten.

Grid.ID - Monosodium glutamat atau kita biasa menyebutnya MSG adalah penyedap rasa yang sering ditambahkan dalam makanan, terutama makanan kemasan dan olahan dari pabrik.

Sebenarnya jika dikonsumsi tidak lebih dari takaran 6 mg perkilogram berat badan masih aman.

Masalahnya, terkadang cukup banyak jenis makanan kemasan yang dikonsumsi sehingga kemungkinan takaran MSG yang kita asup juga berlebih.

Monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat.

Profesor kimia dari Universitas Tokyo, Kikunae Ikeda, menemukannya pada tahun 1908.

MSG terkenal dengan cita rasa gurih.

Baca : 9 Wanita Pemain Film yang Kerap Memainkan Peran Antagonis, Nomor 9 Sudah Meninggal Dunia

Namun tidak semua rasa gurih yang dirasakan, baik pada masakan luar negeri maupun masakan Indonesia berasal dari MSG.

Rasa gurih atau yang terkenal dengan umami di berbagai belahan dunia merupakan penemuan rasa ke lima.

Setelah manis, asam, asin, dan pahit tapi banyak yang mengidentikkan rasa gurih denganMSG (Monosodium Glutamate).

Hasil riset Ajinomoto yang dikutip Grid.ID dari KompasTravel, Rabu (27/9/2017), menjelaskan keterkaitan antara rasa gurih dan MSG.

Baca : 7 Pasangan Kakak Adik yang Sukses Jadi Pemain Film, Nomor 6 Adiknya Kembar

Rasa gurih lebih diinginkan, terlihat dari berbagai kedai yang mencantumkan kata "gurih" sebagai jaminan kenikmatan dari hidangannya.

Di dunia pun kata umami sangat populer dan menjadi tren di industri kuliner. Bahkan umami telah dinobatkan sebagai “kata kunci kuliner abad ke-21.”

Artinya, ketika orang melihat kata “umami,” maka otak dan perut mereka akan berkata, “Ya.”

Berbeda dengan kata "MSG" yang selama bertahun-tahun telah dikucilkan oleh industri kuliner dan penyokongnya.

Baca : Inilah 6 Mas Kawin Selebriti Wanita yang Dinikahi Pria Malaysia, Nomor 6 Cuma Rp 1 Juta

MSG dipandang sebagai “penjahat” selama bertahun-tahun.

Artinya, ketika orang melihat kata “MSG” di mana saja, maka otak dan perut mereka akan berkata, “Tidak.”

Riset ini melacak jejak keduanya dari segi sejarah terbentuknya rasa gurih dan MSG.

Pada 1907, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda dan keluarganya tengah makan malam dengan hidangan sup dashi.

Baca : Tak Hanya Laudya Cynthia Bella, Inilah 9 Selebriti Wanita Dinikahi Pengusaha, Nomor 9 Akhirnya Cerai

Ketika mecicipi kaldu supnya, Kikunae bertanya bagaimana sup itu dimasak dengan rasa yang begitu lezat.

Sang istri menjawab bahwa ia menggunakan kombu, yakni rumput laut kering.

Di situ ia coba mencari tahu "Mengapa kombu bisa memberikan cita rasa unik pada kaldu supnya?"

Hingga pada tahun 1908, Profesor Ikeda berhasil mengisolasi kristal yang memberikan cita rasa gurih.

Kristal ini terbuat dari glutamat, salah satu asam amino paling umum yang ditemukan dalam makanan juga tubuh manusia.

Baca : Tak Pernah Jera, Inilah Deretan Kasus Hukum yang Menjerat Nikita Mirzani

Satu tahun setelahnya, untuk memproduksi zat ini secara besar-besaran sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat, Kikunae berhasil menggabungkan glutamat dengan natrium.

Hasilnya merupakan penyedap yang lezat dan mudah digunakan dan mudah dicerna. Itulah Monosodium Glutamat alias MSG.

Mungkin sulit untuk dipercaya bahwa sebenarnya rasa gurih (umami) dan MSG tidak jauh berbeda sebagaimana anggapan sebagian besar orang.

Rasa gurih yang berasal sari senyawa asam amino glutamat merupakan komponen dari MSG, dan ternyata mereka tidak diciptakan terpisah. (*)

Baca : Inilah 5 Istri Pemilik Stasiun TV Swasta di Indonesia, Nomor 4 Paling Muda

Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan Apa Bedanya Rasa Gurih dengan MSG? yang ditulis oleh M, Irzal Adiakurnia.