Find Us On Social Media :

Sempat Terpisah dari Kembarannya, Bayi yang Ditahan RS Malaysia Akhirnya Kembali Kepelukan Orang Tua

By Novita Desy Prasetyowati, Kamis, 10 Januari 2019 | 14:58 WIB

kolase kisah bayi kembar. Sempat Terpisah dari Kembarannya, Bayi yang Ditahan RS Malaysia Akhirnya Kembali Kepelukan Orang Tua

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati

Grid.ID - Sempat terpisah dari kembarannya, bayi yang ditahan RS Malaysia akhirnya kembali ke pelukan kedua orang tuanya.

Pasalnya, bayi kembar yang sempat ditahan RS Malaysia tersebut bisa kembali ke pelukan orang tua setelah mendapat bantuan dari seorang pedagang asal Aceh.

Berkat bantuan dari pedagang asal Aceh yang menyebut dirinya sebagai Hamba Allah tersebut, bayi kembar yang sempat ditahan RS Malaysia akhirnya dapat kembali bertemu orang tuanya.

Baca Juga : Jelang Melahirkan, Raisa Sibuk Belanja Keperluan Bayi

Belum lama ini beredar kabar sepasang suami istri asal Aceh melahirkan bayi kembar di Rumah Sakit Ampang Malaysia pada Agustus 2018 lalu.

Namun sayangnya, salah seorang bayi kembar yang berhasil dilahirkan terpaksa harus ditahan di rumah sakit tersebut.

Hal ini lantaran, pihak keluarganya tidak mampu melunasi biaya persalinan bayi kembar di sebuah RS Malaysia tersebut.

Baca Juga : Ustaz Arifin Ilham Diterbangkan ke Malaysia, Kerabat Dekat Jelaskan Alasannya

Kira-kira berapa sih biaya persalinan di rumah sakit tersebut hingga keluarga tak mampu melunasinya?

Dilansir Grid.ID dari laman Serambinews, sepasang suami istri yang melahirkan bayi kembar di Malaysia tersebut diketahui bernama Ranjani (43) dan Yulita (26), asal Nagan Raya, Aceh.

Kedua pasangan tersebut diketahui tak mampu membayar sisa biaya persalinan sebesar 21.000 Ringgit Malaysia atau sebesar Rp 72 juta.

Baca Juga : Tak Tindik Telinga sang Bayi, Sharena Beberkan Alasannya

Biaya tersebut tergolong besar karena kedua bayi kembar tersebut lahir secara prematur di kehamilan 7 bulan kurang 15 hari.

Satu bayi berhasil dibawa pulang, setelah pihak keluarga membayar sejumlah uang persalinan beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, kondisi bayi kembar tersebut juga diketahui kurang baik lantaran kaki salah satu bayi kembar tersebut diketahui tak dapat digerakkan.

Baca Juga : Tak Diberi Upah yang Sesuai Hingga Sering Dicaci Maki, TKI di Malaysia Tega Bunuh Majikannya dan Terancam Hukuman Mati

Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata terdapat nanah yang menyarang di dalam tulang bayi malang tersebut.

Bahkan beberapa pihak seperti Haji Uma dan Muhammad Daud, staf anggota DPD RI asal Aceh melakukan upaya membuka donasi di kitabisa.com untuk membantu pelunasan biaya tersebut.

"Hingga tanggal 6 Januari 2019, tagihan rumah sakit mencapai 21.000 Ringgit Malaysia (sekira Rp 72.429.000). Ini angka yang sangat besar, dan terus bertambah setiap hari. Makanya kita melakukan penggalangan dana dengan berbagai cara, termasuk melalui situs kitabisa.com," ujar Muhammad Daud.

Baca Juga : Sang Istri Sebut Alvin Faiz Sedih Karena Sang Ayah Akan Diterbangkan ke Penang Malaysia Esok Hari

Sebelumnya Haji Uma dan staf ahlinya mendapat laporan dari sejumlah masyarakat Aceh di Malaysia berupa sebuah surat dan foto bayi kembar tersebut.

Dilansir Grid.ID dari Tribunnews.com, berikut isi surat yang diterima Muhammad Daud dan Haji Uma.

MASUK HOSPITAL 12/8/18BERSALIN DI HOSPITALAMPANG (KERAJAAN)

Baca Juga : Bang Madit Sebut Ustaz Arifin Ilham Akan Diterbangkan Ke Malaysia Untuk Menjalani Pengobatan Medis

LAHIR KEMBAR DAN TIDAK CUKOPBULAN, RAWATAN BERLANJUTANSEHINGGA HARI INI 5/1/19

MENELAN BELANJA RM 39.000DAN TELAH DIBAYARSEKITAR 20.000SISA SEHINGGA HARI INI 5/1/19LINGKUNGAN 19.000. BAKI.DI HISPOTAL

PIHAK KELUAR SANGATMENGHARAP BANTUAN DARIBERBAGAI PIHAK.

NOTE: BIL ASLI DARI HOSPITALAKAN NYUSUL SEBENTARLAGI - KASIH -

Baca Juga : Demi Pencitraan Negara, Malaysia Sempat Memohon Hal ini Pada Indonesia

Menurut Haji Uma, hingga Minggu 6/1/2019, biaya persalinan yang masih harus dibayarkan sekitar 19.000 Ringgit Malaysia.

"Saat ini masih ada kurang sekitar 19.000 Ringgit Malaysia agar bayi tersebut bisa segera keluar dari rumah sakit," kata Haji Uma.

Akhirnya ada seorang dermawan yang menyebut dirinya sebagai hamba Allah membantu pelunasan biaya bersalin dan biaya berobat bayi kembar tersebut.

Baca Juga : Jadi Istri Pengusaha Tajir Malaysia, Laudya Cynthia Bella Pakai Syal Mahal Seharga Rp 17,7 Juta Saat ke Jepang

Hamba Allah tersebut merupakan seorang pedagang asal Aceh di Puchong Malaysia yang tersentuh hatinya setelah mendengar berita tersebut.

"Alhamdulillah, tanpa ada yang menduga Allah mengirimkan seorang hamba dermawan untuk menolong malaikat kecil ini," ungkap Muhammad Daud.

Pada tanggal 8/1/2019 lalu, Hamba Allah tersebut menghubungi Bukhari (warga Aceh yang ikut menggalang dana di Malaysia) untuk melunasi sisa biaya persalinan.

Baca Juga : Pengusaha Tajir Asal Malaysia yang Diisukan Lamar Syahrini Akhirnya Menikah, Mbah Mijan Ucapkan Selamat

Setelah dilakukan pengecekan di bagian kasir, ternyata total tagihan yang harus dibayar mencapai 27.800 Ringgit Malaysia (sekira Rp 95 juta).

Biaya tersebut mencakup sisa biaya persalinan, serta perawatan bayi sejak tanggal 12 Agustus 2018 atau lima bulan lalu.

Mengutip penjelasan Bukhari, Muhammad Daud mengatakan, dari total tagihan itu, sebanyak 4.800 Ringgit Malaysia berasal dari sumbangan masyarakat Aceh di Malaysia yang diserahkan kepada keluarga bayi itu.

Baca Juga : Baim Wong Akui Hampir Menikah dengan Artis Malaysia, Paula Verhoeven: Kok Gitu Sih

"Sisanya sebesar RM 23.000 (sekira Rp 79 juta), disumbang oleh dermawan itu. Setelah itu beliau juga menyumbang RM 5.000, untuk pengurusan pemulangan bayi dan kedua orang tuanya ke Aceh," kata Daud.

Akhirnya setelah biaya tersebut lunas dibayar, bayi kembar itu dapat kembali ke pelukan orang tuanya.

"Kita sangat berterima kasih kepada pihak kitabisa yang telah memfasilitasi penggalangan dana ini. Meski bayi itu telah ke luar dari rumah sakit, tapi kita berharap penggalangan dana ini bisa dilanjutkan sesuai jadwal."

"Ini untuk tambahan biaya kebutuhan rawat jalan dan membawa pulang empat orang (orang tua serta bayi kembar) itu kembali ke Aceh," pungkas Muhammad Daud. (*)