Find Us On Social Media :

Tahun 2018, 104 Warga Jembrana Terjangkit HIV, Bukan Virus yang Membunuh tapi Stigma

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Jumat, 18 Januari 2019 | 19:20 WIB

HIV dan AIDS.

Kemudian tahun 2017, 107 orang dan tahun 2018 jumlah itu bertambah lagi sebanyak 104 orang.

"HIV/AIDS tidak memandang orientasi seksual, apakah heteroseks, transgender atau homoseksual. Juga tidak memandang profesi atau pekerjaan seseorang, jabatan, kedudukan sosial, dan lain sebagainya. Ini soal perilaku seks, sehat dan tidak," ujar Kadisdes Jembrana dr Putu Suasta, Kamis (17/1/2019).

Baca Juga : HIV/AIDS Merajalela, Presiden Filipina: Jangan Pakai Kondom, Tidak Enak!

Suasta menuturkan, bahaya HIV atau AIDS itu tidak akan meimpa seseorang ketika tidak bergonta-ganti pasangan, tanpa penggunaan alat kontrasepsi, narkotika atau obat-obatan terlarang.

Dampak dari HIV/AIDS itu juga bisa menular melalui transfusi darah, air susu ibu dan bayi yang tertular saat melahirkan.

"Oleh karen itu walaupun orang itu cacat, miskin, hidup dalam kesusaha, yang menurut kita masih mustahil kena HIV, tapi faktanya perilaku seksnya tidak sehat, tetap bisa kena," jelasnya.

Baca Juga : HIV/AIDS Memicu Kemandulan, Bener Nggak sih?

Suasta mengungkapkan langkah-langkah preventif telah dilakukan seperti menggencarkan komunikasi infromasi dan edukasi.

Selain itu, diperlukan juga untuk memperkuat kader desa peduli AIDS serta memperluas jejaring klinik di semua puskesmas dan rumah sakit termasuk Rutan Negara.