Find Us On Social Media :

Berjiwa Sosial Tinggi, Anne Avantie Dirikan Griya Kreatif di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang

By Asri sulistyowati, Kamis, 24 Januari 2019 | 09:15 WIB

Anne Avantie.

Laporan Wartawan Grid.ID, Asri Sulistyowati

Grid.ID - Karya desainer terkenal Anne Avantie sudah sejak lama dikenal baik skala nasional maupun internasional.

Banyak rancangannya digunakan oleh para selebriti bahkan sejumlah ratu sejagat seperti Miss Universe yang datang ke Indonesia.

Baru-baru ini, Alvin Adam menemani Anne Avantie di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga : 27 Tahun Merawat Pernikahan, Pesan Anne Avantie: Tidak Ada Rumah Tangga Tanpa Masalah

Siapa sangka, Anne Avantie sudah 12 tahun secara konsiten memberdayakan wanita-wanita yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang.

Dilansir Grid.ID dari video yang diunggah kemarin (22/1/2019) pada kanal YouTube Good Friends, wanita berusia 64 tahun tersebut menjadikan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang sebagai sentra industri yang luar biasa.

"Sentra industri yang luar biasa memberikan energi positif, supaya semua di sini adalah energinya positif, memberikan kesempatan kepada mereka,"kata Anne Avantie.

Baca Juga : Beri Pesan Penting, Anne Avantie: Membandingkan Pasangan Membuat Pernikahan Tidak Ikhlas

Bunda Anne menyebutkan tidak hanya dirinya yang merasa diuntungkan tetapi semua orang yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang pun merasakan hal yang sama.

"Tidak hanya yang diuntungkan itu adalah saya, mereka juga beruntung dan semua di tempat ini pasti mempunyai untung sendiri-sendiri. Yang pasti bermanfaat untuk banyak orang dan sesama,"lanjutnya.

Anne Avantie memutuskan mendirikan 'Griya Kreatif' merupakan bukan hal yang main-main.

Baca Juga : Kunjungi Penyandang Disabilitas yang Pandai Mendesain Busana, Anne Avantie Sadar Kekurangannya

Dirinya mengaku memiliki beberapa alasan tersendiri.

"Saya berpikir cinta itu tidak mengenal musim, berbuah setiap waktu, buah cinta itu boleh dipetik oleh siapa saja, ini salah satu buah cinta yang saya miliki yang saya pikir bahwa di sini cinta itu bertumbuh lebih dahsyat lagi, karena benih yang saya tanam disini itu lebih pasti.

Mereka membutuhkan cinta, saya memberi cinta, dan ternyata kedua belah pihak ini saling diuntungkan. Dulu waktu pertama kalinya berupa pelatihan,"ungkap bunda Anne.

Baca Juga : Lewati Pematang Sawah Berlumpur, Anne Avantie Kunjungi Penyandang Disabilitas yang Bertalenta

Bunda Anne juga memikirkan nasib masyarakat yang ada di sana seperti dari mana pemasukan pendapatan mereka dan yang pasti memberikan kepercayaan untuk penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang.

"Saya pikir kalau semua orang latih, terus yang dapat manfaat siapa ya, lalu dapat duit dari mana."

"Harus dipercaya, harus diberikan kepercayaan dan kita memiliki divisi tersendiri namanya Anne Avantie Foundation yang staf kami senantiasa seperti Alvin lihat ada pertanyaan kurang satu sentimeter bagaimana datanglah staf kami datang ke sini untuk memutuskan oke jalan kurang satu sentimeter seperti itu ya," ungkap wanita kelahiran semarang tersebut.

Baca Juga : Perjuangan Anne Avantie Naik Ojek Demi Temui Rahmat Hidayat, Desainer Difabel di Sindangkerta Jawa Barat

Selain memberikan energi positif untuk penghuni lapas, bunda Anne juga mengungkapkan kegiatan pemberdayaan yang telah ia lakoni selama 12 tahun tersebut merupakan bentuk cinta kasihnya.

"Saya selalu datang dengan cinta dan pergi dengan cinta dan saya merasa mereka mengerti kok hatimu datang untukku dan hatikku datang untukmu. Di tempat ini, jadi mereka tahu saya mencintai mereka, saya mengasihi mereka sehingga mereka juga bertumbuhlah cinta yang banyak," ujarnya.

Bunda Anne Avantie mengaku tidak memiliki kendala dalam memperkenalkan griya kreatif yang ia dirikan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang.

Baca Juga : 27 Tahun Berumah Tangga, Anne Avantie: Kebencian Sempat Menutup Pintu Berkat Bagiku

"Kalau di dalam tidak sulit, di luar yang sulit. Artinya asumsi publik dan lain-lain yang tidak perlu saya bahas. Justru yang di dalam tidak sulit karena ini telah berganti dari 3 kepala lapas. Dan 3 Kalapas semuanya merasa bahwa mereka harus membuka tempat ini supaya orang liat disini tidak menakutkan, ini bahkan bukan disebut sebagai penjara tapi warga binaan,"lanjutnya

(*)