Find Us On Social Media :

Viral Hanya Dalam 4 Jam, Inilah Status Facebook Pertama Jokowi Soal Pernikahan Kahiyang Ayu

By Aji Bramastra, Selasa, 7 November 2017 | 18:05 WIB

Presiden RI Joko Widodo, melakukan prosesi pemasangan Bleketepe.

Grid.ID - Pernikahan satu-satunya anak perempuan Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu, tinggal beberapa jam lagi.

Rencananya, pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby nasution, akan berlangsung Rabu (8/11/2017).

Nah, pada Selasa (7/11/2017) hari ini, Jokowi pun akhirnya memuat status di media sosial, terkait gawe besarnya ini.

Ini adalah status pertama Jokowi menyinggung pernikahan anak gadisnya itu.

( BACA : Ini Pesan Jokowi kepada Kahiyang Ayu Setelah Prosesi Siraman )

Dalam status sebelumnya, Jokowi membahas soal pemanfaatan hutan.

Lewat akun Facebook-nya, Jokowi mengunggah video ketika dia melaksanakan prosesi adat Jawa, yakni memasang Bleketepe.

Dalam adat Jawa, memasang Bleketepe harus dilakukan sendiri oleh ayah dari mempelai wanita.

Tak peduli statusnya seorang presiden sekalipun, Jokowi yang harus memasang sendiri.

Selain mengunggah videonya, Jokowi meminta doa restu, agar pernikahan Kahiyang berjalan lancar.

Status Jokowi ini mendapat reaksi luar biasa dari masyarakat.

( BACA : Kahiyang Ayu Menangis Saat Prosesi Siraman )

Hanya dalam 4 jam, status Jokowi sudah dibagikan lebih dari 6.600 orang.

Mendapat like dari 94.000 netizen, dan ribuan komentar masyarakat yang mengucapkan doa, agar gawe besar keluarga Presiden Jokowi, diberi kelancaran.

Berikut kalimat Jokowi meminta doa restu pernikahan satu-satunya anak gadisnya :

Pagi ini saya memulai prosesi pernikahan anak saya Kahiyang Ayu, dengan pemasangan bleketepe.

Bleketepe adalah anyaman daun pohon kelapa yang masih hijau.

Selain sebagai peneduh, filosofi pemasangan bleketepe adalah orangtua mengajak mempelai menyucikan diri dari kotoran yang melekat pada jiwa dan raga.

Pemasangan bleketepe diiringi pemasangan tuwuhan dengan pohon pisang raja yang sudah masak.

Harapannya agar pengantin kelak mendapat kemuliaan.

Mohon doa restu. (*)