Find Us On Social Media :

Seorang Remaja Alami Gangguan Mental Usai Dicakar Kucing, Begini Penjelasan Dokter

By None, Selasa, 26 Maret 2019 | 09:05 WIB

Seorang Remaja Alami Gangguan Mental Usai Dicakar Kucing, Begini Penjelasan Dokter

Grid.IDKucing menjadi salah satu hewan yang banyak dipelihara di dalam rumah.

Tingkahnya yang menggemaskan dan lincah membuat para pecinta kucing ini jatuh hati kepadanya.

Tak jarang, kucing juga senang mencakar-cakar sesuatu. Bahkan kita yang memeliharapun tak luput dari cakaran kucing yang menggemaskan ini.

Namun dibalik cakaran kucing, ada kisah yang kurang mengenakaan yang dialami oleh seorang remaja asal Amerika Serikat.

Baca Juga : Bangga! Berkat Aksi Tenggelamkan Kapal, Menteri Susi Bawa Indonesia Jadi Penghasil Tuna Terbesar

Menurut laporan kasus terbaru yang terbit di jurnal Central Nervous System Disease, remaja itu tiba-tiba mengalami pikiran psikotik setelah dicakar kucing.

Dokter di Midwest, AS, yang menanganinya melnjelaskan, kasus skizofrenia yang dialaminya dipicu oleh infeksi bakteri dari cakaran kucing.

Bocah 14 tahun itu awalnya aktif bersosialisasi, sehat jasmani dan pintar dalam akademis.

Namun sekitar Oktober 2015, dia tiba-tiba mulai menunjukkan gejala gangguan mental yang sangat mengkhawatirkan.

Dia percaya, dirinya adalah anak setan jahat yang terkutuk. Keyakinan itu membuatnya ingin bunuh diri karena takut akan mencelakai keluarga dan teman-temannya.

Baca Juga : Tradisi Memberikan Nasi Pada Pohon Sebagai Pengganti Pupuk di China, Ahli Sebut Hal ini Berhasil!

Selain itu, dia tiba-tiba ia memiliki ketakutan bahwa kucing peliharaannya ingin membunuhnya.

Uraian itu cukup untuk membuat para dokter memutuskan melakukan rawat inap psikiater darurat dan memberinya resep obat antipsikotik.

Namun perilaku ini terus berlanjut selama 18 bulan.

Padahal menurut riwayat kesehatan keluarga, tidak ada yang menunjukkan indikasi gangguan mental. Jadi sepertinya kondisi bocah itu bukan karena faktor genetik.

Pemeriksaan lebih lanjut, dokter menemukan ada bekas luka cakar di sepanjang paha dan ketiak.

Baca Juga : Kisah Taufik, Anak Disabilitas yang Selamatkan 22 Wisatawan Malaysia dari Longsor di Lombok Utara

Dari tanda itu, tim dokter kemudian mencari tahu apakah dia mengalami infeksi.

Darah bocah itu diuji dan positif mengandung Bartonella henselae, bakteri yang terkait dengan infeksi karena gigitan atau goresan kucing.

Seperti dugaan para dokter, keluarga pasien memiliki dua kucing peliharaan yang awalnya diambil dari jalanan pada 2010.

Dilansir IFL Science, Rabu (20/3/2019),  kesehatan mental anak itu membaik setelah infeksinya diobati dengan terapi antimikroba.

Faktor utama dari gejala skizofrenia yang dialami bocah itu kemungkinan besar karena bakteri dari kucing.

Baca Juga : Nasib 'Egg Boy' yang Sempat Ditawari Ferari, Kini Justru Jadi Membenci Telur

Ini menunjukkan bahwa infeksi Bartonella dapat berkontribusi terhadap gangguan neuropsikiatri progresif seperti skizofrenia.

Ini juga menantang banyak asumsi yang kita ketahui tentang gangguan kejiwaan secara umum.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa parasit yang dibawa kucing, Toxoplasma gondii, dapat dikaitkan dengan perkembangan masalah gangguan mental.

Toxoplasma gondii bahkan dapat menyebabkan perubahan penting pada pola pikir manusia, misalnya terlibat dalam perilaku berisiko dan agresif.

"Di luar kasus ini, ada banyak gerakan dalam mencoba memahami peran potensial dari infeksi virus dan bakteri dalam penyakit yang kompleks," ujar penulis utama Dr Ed Breitschwerdt, profesor Kedokteran di North Carolina State University.

"Kasus ini memberi kita kesempatan untuk menyelidiki hubungan keduanya di masa depan," tutup Breitschwerdt. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dicakar Kucing, Remaja AS Alami Gangguan Mental Skizofrenia"