Find Us On Social Media :

Sudut Pandang Keindahan dari Bencana Lumpur Lapindo Jadi Inspirasi Desainer Muda Putri Mardika Rulistiani dalam Busana Rancangannya

By Ridho Nugroho , Jumat, 8 Desember 2017 | 23:38 WIB

Koleksi busana Putri Mardika yang bertemakan Lendhut atau lumpur di Graduation Batch 2 Islamic Fashion Institute.

Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti

Grid.ID - Setiap sudut pandang seseorang dalam mendapatkan inspirasi pasti akan berbeda bagi setiap pribadi masing-masing.

Termasuk juga dengan sebuah bencana yang menimpa umat manusia, pasti ada sebuah hal indah yang terselip dalam musibah tersebut.

Hal itu pula yang menjadi latar belakang dari busana muslim terbaru yang dihadirkan oleh Putri Mardika seorang desainer muda lulusan Islamic Fashion Institute pada hari Selasa (05/12), di Click Square Bandung.

Lendhut adalah tajuk yang diusung oleh Putri, kata tersebut berasal dari bahasa Jawa yang artinya lumpur.

(Kenalan dengan Hanna Aulia, Gadis 10 Tahun yang Jadi Desainer Termuda Lulusan Islamic Fashion Institute)

"Lendhut menjadi tema koleksi saya kali ini, karena rasa perihatin saya yang dalam akan bencana lumpur Lapindo beberapa waktu lalu, tapi di sini saya mengambil dari sudut pandang yang berbeda," kata Putri kepada Grid.ID

Koleksi ini menyiratkan bagaimana melihat segala sesuatu dari sisi baik, dengan berprasangka baik pada sang Maha Pencipta dan Pengatur kehidupan karena manusia tidak mempunyai kekuatan tanpa pertolongan dari Sang Maha Penolong.

Pemandangan indah dari warna alam dan retakan tanah saat bencana lumpur Lapindo menjadi inspirasi terciptanya gaun-gaun indah yang dikenakan para model di panggung peragaan tersebut.

Hal ini terlihat dari gaun-gaun yang menggunakan warna yang mencuat seperti warna hijau dari tumbuhan, abu-abu dari retakan tanah, dan coklat dari tanah yang masih basah di permukaan tanggul.

(Yang Muda yang Berkarya, 6 Lulusan Sekolah Desain Islamic Fashion Institute Unjuk Karya Busana dengan Tema Revati )

Warna-warna alam ini dipadukan dengan motif semburan dan retakan, diolah dengan sistem manipulating fabric berupa pemanasan organdi sehingga memunculkan tekstur retakan pada busana tersebut.