Find Us On Social Media :

Ingin Melahirkan dengan Water Birth, Meghan Markle Harus Antisipasi 5 Risiko Ini

By Grid Reporter, Minggu, 14 April 2019 | 18:19 WIB

Pangeran Harry dan Meghan Markle

 
Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga Handayani
 
Grid.ID - Meghan Markle dan Pangeran Harry tengah menunggu buah hati mereka lahir.
 
Kabar mengejutkan datang dari Meghan Markle.
 
Melansir laman Mirror, Meghan Markle dikabarkan akan melahirkan dengan cara 'water Birth'.
 
Baca Juga : Setelah Dihamili, Seorang Kakek Paksa Aborsi Cucunya Sendiri yang Masih Berumur 12 Tahun Menggunakan Gantungan Baju
 
Water Birth merupakan proses persalinan yang dilakukan ibu hamil di dalam sebuah bak berisi air hangat.
 
Proses melahirkan Meghan akan menjadi proses persalinan yang baru dibandingkan dengan proses kelahiran keluarga kerajaan Inggris sebelumnya. 
 
Keluarga kerajaan memiliki tradisi untuk melahirkan di rumah sakit Lindo Wing, London. 
 
Baca Juga : Lebih Parah dari Kasus Audrey, Siswi SMA Ini Dibakar 4 Temannya Sendiri Sampai Akhirnya Meninggal Dunia
 
Duchess of Sussex ini ingin melakukan water birth di rumah barunya di Windsor.
 
"Meghan sudah lama mengikuti homeopathy,"
 
"Tentunya tidak ada satu pun dari kita temannya yang terkejut dengan keputusannys," ungkap teman Pangeran Harry, seperti yang Grid.ID lansir dari laman Mirror.
 
Satu di antara manfaat water birth adalah untuk menurunkan tingkat stress ibu yang sedang melahirkan.
 
Baca Juga : Reaksi Orang Jepang dengar Ariel NOAH Nyanyikan Lagunya dalam Bahasa Jepang: Bisa Hits di Jepang Nih!
 
Melahirkan di dalam air membuat bayi merasa berada di kantong ketuban.
 
Perlu diingat, proses water birth sendiri memiliki risiko yang dapat dialami oleh ibu dan bayi. 
 
Berikut risiko water birth yang dapat dialami oleh Meghan dan ibu ibu lainnya, yang Grid.ID himpun dari laman Parents:
 
1. Infeksi
Semua prosesi water birth dilakukan di dalam sebuah bak.
 
Sehingga terdapat kemungkinan air atau bak yang digunakan terkontaminasi bakteri. 
 
Semua peralatan juga harus diperhatikan kesterilannya.
 
Baca Juga : Tampak Gahar di Music Video Terbaru, Super Junior D&E Rilis Single Danger!
 
Sebuah penelitian tentang water birth yang diterbitkan oleh Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine.
 
Penelitian tersebut menemukan bahwa dari 1600 proses water birth, tidak banyak yang terkena risiko infeksi neonatal.
 
Selain dari peralatan, infeksi dapat terjadi jika sang bayi bernapas terlalu cepat di air yang terkena darah dari sang ibu.
 
Proses water birth perlu didampingi dengan tenaga medis yang sudah berpengalaman di bidangnya.
 
2. Aspirasi Mekonium
 
Istilah ini dapat diartikan ketika bayi buang air besar pertama sebelum lahir dan menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi.
 
Hal tersebut akan menyebabkan masalah pada pernapasan sang bayi.
 
Sangat penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter sebelum melahirkan.
 
3. Pneumonia
 
Belum terdapat penelitian yang menunjukkan seorang ibu berisiko tinggi mengalami pneumonia ketika melakukan water birth.
 
Namun risiko ini tetap akan terjadi.
 
Oleh karena itu, penting untuk menjaga suhu air berada pada angka 35 hingga 37 derajat celcius.
 
Baca Juga : Samsung Galaxy Buds, Si Mungil Nan Elegan dengan Teknologi Canggih
 
Pneumonia biasanya terjadi dalam 24 hingga 48 jam pertama setelah kelahiran.
 
Hal tersebut disebabkan karena kontaminasi tinja, aspirasi mekonium, dan bakteri dari air tuban.
 
"Terapat laporan kasus bayi meninggal akibat pneumonia setelah menelan air yang terkontaminasi air tinja," ungkap Dr. Francis seperti yang Grid.ID lansir dari laman Parents.
 
Untuk mencegah pneumonia terjadi, bayi harus cepat diangkat dari air setelah dilahirkan.
 
4. Tenggelam
 
Sebuah penelitian tentang risiko water birth diterbitkan oleh Journal of Pediatrics pada tahun 2004.
 
Tenggelam dan hampir tenggelam, sesak napas, paru-paru bayi dapat terkena air jika tidak secepat mungkin diangkat. 
 
 
Baca Juga : Gunakan Hak Pilih pada Pilpres 2019 di Australia, Cindy Claudia Harahap Tulis Perasan Bangganya
 
5. Merobek Tali Umbilicial
 
Seperti yang dikatakan oleh Patrick Weix, MD, Ph.D, tali pusar yang pendek akan membuat robek ketika berada di air.
 
Hal itu menyebabkan pendarahan pada janin karena robekan yang terjadi pada tali pusar.
 
Oleh karena itu, proses water birth harus sangat dipersiapkan secara matang, agar risiko yang mungkin terjadi dapat dihindari. (*)