Find Us On Social Media :

Terungkap! Korban Bully yang Dibakar Hidup-Hidup Ternyata Sempat Dilecehkan Secara Seksual oleh Kepala Sekolahnya

By None, Sabtu, 20 April 2019 | 09:06 WIB

Terungkap! Korban Bully yang Dibakar Hidup-Hidup Ternyata Sempat Dilecehkan Secara Seksual oleh Kepala Sekolahnya

Grid.ID – Maraknya kasus perundungan yang berujung kekerasan membuat resah banyak pihak terutama para orangtua.

Tidak hanya sekali, ada banyak kasus di mana nasib korban perundungan justru berakhir tragis.

Hal ini pula yang dialami oleh seorang gadis malang asal Bangladesh.

Beberapa waktu yang lalu, diberitakan ada seorang gadis SMA di Bangladesh yang dibakar teman-temannya. Ternyata, kasus tersebut berhubungan dengan kekerasan seksual.

Baca Juga : Wirang Birawa Bocorkan Peruntungan Sandiaga Uno di Tahun 2024!

Pada 6 April 2019 lalu, seorang gadis SMA disiram bensin dan dibakar teman-temannya.

Gadis itu sempat dilarikan ke rumah sakit, namun karena luka bakar yang dialaminya sangat parah, nyawanya tak dapat diselamatkan.

Nusrat Jahan Rafi (19), gadis SMA yang tewas setelah dibakar teman-temannya itu ternyata merupakan korban pelecehan seksual oleh kepala sekolahnya.

Dilansir dari BBC pada Kamis (18/4/2019), Nusrat mengalami tindakan tak pantas yang dilakukan kepala sekolahnya.

Pada 27 Maret, kepala sekolah memanggilnya ke ruangannya, di sana ia berulang kali disentuh dengan cara tak pantas.

Banyak gadis di Bangladesh yang memilih tutup mulut untuk merahasiakan pelecehan seksual yang mereka alami, namun tidak dengan Nusrat.

Baca Juga : Jika Ingin Kembali Jadi Wakil Gubernur, Sandiaga Uno Harus Memenuhi Syarat Berikut ini

Dengan bantuan keluarga, Nusrat pergi melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya ke polisi.

Di kantor polisi setempat Nusrat memberikan pernyataan.

Dia seharusnya diberikan lingkungan yang aman untuk mengingat kembali pengalaman traumatisnya.

Sebaliknya, dia justru direkam oleh petugas yang bertanggung jawab.

Dikutip dari BBC, dalam video itu, Nusrat tampak tertekan dan berusaha menyembunyikan wajahnya dengan tangannya.

Polisi terdengar mengatakan "bukan masalah besar" dan menyuruhnya untuk tidak menutupi wajahnya. Video itu kemudian bocor ke media lokal.

Baca Juga : Prabowo-Sandi Dikabarkan Menang Telak di Madura, La Nyalla Ditagih Untuk Potong Leher!

Setelah menerima laporan Nusrat, kepala sekolah itu ditangkap pada 27 Maret 2019. Namun justru itu menjadi awal yang buruk bagi Nusrat.

Sekelompok orang berkumpul di jalan menuntut pembebasan sang kepala sekolah.

Diduga aksi protes itu direncanakan oleh dua murid laki-laki dan politisi lokal.

Orang-orang mulai menyalahkan Nusrat dan itu membuat keluarga gadis malang itu khawatir tentang keselamatannya.

Pada 6 April 2019, 11 hari setelah dugaan kekerasan seksual, Nusrat pergi ke sekolahnya untuk mengikuti ujian akhirnya.

Pada saat itu, Nusrat ditemani saudara laki-lakinya.

Baca Juga : Salah Coblos Partai yang Didukungnya, Pria ini Nekat Potong Jari Tangannya Sendiri

"Saya mencoba membawa saudara saya ke sekolah dan saya mencoba memasuki tempat itu, tapi saya dihentikan dan tidak diizinkan masuk," kata Mahmudul Hasan Noman, sudara laki-laki Nusrat.

"Jika aku tidak dihentikan, hal seperti ini tidak akan terjadi pada saudara perempuanku," katanya.

Dikutip dari BBC, menurut sebuah pernyataan yang diberikan oleh Nusrat, seorang murid perempuan membawanya ke atap sekolah dengan mengatakan bahwa salah satu teman Nusrat dipukuli.

Baca Juga : Viral Karena Jadi Ganteng Usai Oplas, Pria Filipina ini Dikabarkan Kembali ke Wajah Aslinya

Namun ketika Nusrat mencapai atap sekolah, ada empat atau lima orang mengenakan burqa yang langsung mengelilinginya.

Sekelompok orang itu meminta Nusrat untuk menarik kembali laporan yang ia buat terhadap kepala sekolah.

Ketika Nusrat menolak, mereka membakarnya.

Kepala Biro Investigasi Polisi Banaj Kumar Majumder mengatakan para pembunuh itu ingin "membuatnya terlihat seperti bunuh diri".

Rencana mereka gagal ketika Nusrat diselamatkan setelah mereka melarikan diri dari tempat kejadian.

Baca Juga : Bobby Kertanegara, Kucing Istimewa Prabowo yang Dibawa Saat Jenguk Sandiaga Uno

Dia bisa memberikan pernyataan sebelum dia meninggal.

"Salah satu pembunuh itu memegangi kepalanya dengan tangan, jadi minyak tanah tidak dituangkan di sana dan itu sebabnya kepalanya tidak terbakar," kata Majumder kepada BBC Bengali.

Tetapi ketika Nusrat dibawa ke rumah sakit setempat, dokter menemukan luka bakar yang menutupi 80% tubuhnya.

Tidak dapat mengobati luka bakar, mereka mengirimnya ke Rumah Sakit Medical College Dhaka.

Baca Juga : Kelelahan, 4 Anggota Polisi ini Gugur Saat Tugas Pengamanan Pemilu 2019

Di ambulans, Nusrat yang takut tidak akan selamat merekam suaranya tentang pernyataan di ponsel saudara laki-lakinya.

"Guru itu menyentuhku, aku akan memerangi kejahatan ini sampai napas terakhirku," demikian yang Nusrat katakan.

Gadis itu juga mengidentifikasi beberapa penyerangnya adalah murid sekolahnya.

Sejak itu, berita tentang Nusrat mendominasi media Bangladesh.

Pada 10 April, dia meninggal. Ribuan orang menghadiri pemakamannya di Feni, kota kelahirannya.

Baca Juga : 6 Bulan Selalu Disembunyikan, Akhirnya Keenan Pearce Tunjukkan Wajah Sang Buah Hati

Polisi sejak itu menangkap 15 orang, tujuh dari mereka diduga terlibat dalam pembunuhan itu.

Di antara mereka yang ditangkap adalah dua siswa laki-laki yang mengorganisir protes untuk mendukung kepala sekolah sementara kepala sekolah sendiri tetap ditahan.

Polisi yang merekam Nusrat saat gadis itu melakukan pengaduan pelecehan seksual telah dilepas dari jabatannya dan dipindahkan ke departemen lain.

Perdana Menteri Sheikh Hasina bertemu keluarga Nusrat di Dhaka dan berjanji bahwa setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan akan diadili.

"Tak satu pun dari pelakunya akan terhindar dari tindakan hukum," katanya.

Kematian Nusrat telah memicu protes dan ribuan orang mengekspresikan kemarahan mereka tentang kasusnya serta perlakuan terhadap korban kekerasan seksual di Bangladesh.

"Saya menginginkan seorang anak perempuan sepanjang hidup saya, tetapi sekarang saya takut.

Melahirkan seorang anak perempuan di negara ini berarti kehidupan yang penuh ketakutan dan kekhawatiran," tulis seorang pengguna Facebook.

Menurut kelompok hak asasi perempuan Bangladesh, ada 940 insiden pemerkosaan di Bangladesh pada 2018.

Tetapi para peneliti mengatakan mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. (*)

Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul "Fakta Dibalik Kasus Gadis SMA yang Dibakar Teman-temannya Hingga Tewas”