Find Us On Social Media :

Para Ahli Ungkap Risiko Jalani Program Diet Ketogenik yang Sedang Menjadi Tren Melangsingkan Badan, Hati-hati ya….

By Ridho Nugroho , Rabu, 13 Desember 2017 | 18:50 WIB

Ini risiko diet ketogenik yang dinilai pakar memiliki risiko dan harus melalui konsultasi terlebih dilu dengan dokter atau nutrisionis.

Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti

Grid.ID - Pemilihan program diet ketogenik nampaknya semakin ramai diminati banyak orang yang ingin menurunkan berat badan.

Namun, ternyata kita bisa terkena risiko penyakit tertentu, loh, kalau melakukan diet keto dengan cara yang salah.

(Bosan? Mending Makan Cadbury 5Star, Sensasi Karamelnya Bikin Kamu Nggak Mau Udahan!)

Hal ini juga dibenarkan oleh dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi yang ditemui oleh Grid.ID, Kamis (07/13), di acara Talk Show dan Cooking Demo #ThePowerofHomemadeFood yang diselenggarakan di Hotel Shangrila, Jakarta.

(Ternyata Rajin Sarapan di Pagi Hari Bisa Bikin Program Diet Sukses loh, Ini Kata Ahli Nutrisi!)

Menurutnya sesorang yang ingin memutuskan untuk menjalani program diet dengan jenis apapun harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan seorang nutrisionis.

"Tidak semua program diet dapat cocok dengan kondisi fisik seseorang, karena setiap tubuh pasti memiliki kondisi kesehatan dan keluhan yang berbeda-beda sehingga pengaturan pola makan juga pasti berbeda," ungkapnya.

Termasuk juga diet ketogenik karena program ini adalah jenis diet yang menganjurkan untuk kita mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh.

(Diet Paleo, Tren Diet Baru yang Mirip Cara Makan Manusia Purba)

"Ada beberapa gen manusia yang tidak cocok untuk terlalu banyak makan makanan yang mengandung minyak jenuh seperti daging sapi, unggas, dan banyak lainnya. Dan, sebenarnya lemak jenuh hanya boleh dikonsumsi kurang dari 7% dari porsi makanan setiap hari," jelas sang dokter.

Selain itu dr. Cindy juga menambahkan bahwa sebenarnya diet keto bisa saja dijalankan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tidak jenuh sehingga baik juga untuk kesehatan.