Find Us On Social Media :

Resmi Turun Tahta, Kaisar Akihito Wariskan 3 Benda Suci Kepada Kaisar Naruhito Sebagai Simbol Dimulainya Era Baru

By Grid Reporter 2, Kamis, 2 Mei 2019 | 07:54 WIB

Resmi Turun Tahta, Kaisar Akihito Wariskan 3 Benda Suci Kepada Kaisar Naruhito Sebagai Simbol Dimulainya Era Baru

Laporan Wartawan Grid.ID, Nopsi Marga

Grid.ID - Hari Selasa (30/4/2019), Kaisar Akihito yang telah memerintah Jepang selama 30 tahun resmi turun tahta.

Putra Mahkota Naruhito gantikan sang ayah duduki posisi sebagai Kaisar Jepang.

Melansir laman Kompas.com, pada tengah malam waktu setempat (1/5/2019), Putra Mahkota Naruhito resmi memimpin Kekaisaran Jepang.

Upacara penobatan Naruhito menjadi Kaisar dilaksanakan pada Rabu (1/5/2019) siang waktu Jepang.

Baca Juga : Lembah Nagoro, Desa Terseram di Jepang dengan Ratusan Boneka Dibuat Seolah Hidup dan Menggantikan Penduduk Aslinya

Melansir laman The Guardian, ini adalah momen pertama bagi seorang Kaisar untuk turun tahta, dalam lebih dari 200 tahun.

Bagian pertama upacara turun tahta, dilakukan di depan sekitar 30 pejabat di ruang Kaisar.

Upacara berlangsung hanya selama 10 menit.

Penyerahan tahta kekaisaran Jepang ditandai dengan diserahkannya 3 benda berharga nan suci dan sebuah stempel dokumen ke tangan Naruhito.

Baca Juga : Liburan ke Jepang, Jessica Mila Jajal Makan Es Krim Berlapis Emas Seharga Ratusan Ribu Rupiah!

Tiga barang ini diletakkan dalam sebuah kotak yang dibungkus sangat rapi.

Usut punya usut, 3 barang berharga yang menjadi harta nan suci ini disebut dengan Sanshu-no-jingi.

Melansir laman Japan Forward, Sanshu-no-Jingi terdiri dari pedang (Kusanagi-no-Tsurugi), permata (Yasukani-no-Magatama), dan cermin perunggu (Yata-no-Kagami).

Baca Juga : Jarang Terekspos, Sang Tante Ungkap Sosok Suami Pertama Nikita Mirzani yang Keturunan Jepang

Tiga barang ini telah berpindah dari Kaisar ke Kaisar secara berturut-turut sejak awal sejarah Jepang.

Disebut sebagai harta nan suci, tiga benda ini memiliki filososfi bagi kekaisaran Jepang.

Bahkan terdapat beberapa versi kisah asal muasal tiga benda bersejarah ini.

Berikut, cerita tentang 3 benda suci bagi kekaisaran Jepang, yang Grid.ID himpun dari laman Japan Forward.

Baca Juga : Bermula dari Fans asal Jepang , Ariel NOAH Nyanyikan Lagu “Mungkin Nanti” Versi Bahasa Jepang

Kusanagi-no-Tsurugi dan Yata-no-Kagami

Melansir laman Japan Forward, kisah pedang suci ini berawal dari legenda Dewa Susanoo-no-Mikoto membuat marah negeri- negeri Jepang.

Bahkan saudara perempuannya, Amaterasu-no-Mikoto (Dewi Matahari dan Dewa Pelindung Jepang) harus bersembunyi di sebuah gua.

Hal tersbeut membuat Jepang diliputi kegelapan.

Susanoo kemudian dibuang ke bumi atas perbuatannya.

Baca Juga : Cobain Hotel Mahal di Jepang Seharga 50 Juta Semalam, Tasya Farasya Kaget Temukan Gayung di Kamar Mandinya

Saat di bumi, Susanoo bertemu sepasang suami istri yang menangis karena anak perempuannya dimakan oleh naga berkepala 8.

Susanoo bersedia untuk membantu kedua orang itu, dengan imbalan tangan sang anak.

Ketika Susanoo memotong kepala dan ekor naga, dirinya menemukan pedang di ekor salah satu naga yang ditumpasnya.

Pedang itu kemudian dikenal sebagai Murakumo-no-Tsurugi, atau Heavenly Gathering of Clouds Sword.

Baca Juga : Bangga dengan Indonesia, Duta Besar Jepang Lakukan Hal Ini. Gemas!

Susanoo membawa pedang itu dan kembali ke tempat asalnya.

Dewa Ama-no-Mikoto menggantung pedang suci itu di pohon bersama dengan cermin perunggu suci (Yata-no-Kagami), beberapa dewa melakukan tari-tarian.

Amaterasu yang mendengar keributan, memutuskan keluar dari gua.

Susanoo memberi Pedang serta barang-barang lainnya sebagai bentuk pertobatannya kepada Amaterasu.

Baca Juga : Kisah Jurnalis Jepang yang Masih Sempat Memotret Meski Sekarat Setelah Ditembak Tentara saat Bertugas

Diserahkannya pedang dan cermin suci kepada Amaterasu menjadi titik baru bagi kehidupan Susanoo.

Yasukani-no-Magatama

Melansir laman Japan Forward, Yasukani-no-Magatama merupakan manik-manik permata yang berbentuk koma dengan lubang.

Umumnya permata-permata ini dirangkai dan dipisahkan oleh manik-manik tubular pendek.

Pada era Jomon dan periode Kofun awal, perhiasan cenderung terbuat dari batu dan sejenisnya.

Baca Juga : Tak Perlu Pergi Jauh ke Jepang, Pokemon Center Pertama di Asia Tenggara Resmi Dibuka di Singapura!

Perhiasan ini sering disebutkan dalam Kojiki dan Nihon Shoki, keduanya merupakan buku sejarah bagi Jepang.

Yasukani-no-Magatama biasanya disimpan di Kashiko-dokoro, yang merupakan kuil pusat Tiga Istana Tempat Suci di Istana kekaisaran Tokyo.

Terakhir kali Sanshu-no-Jingi muncul di depan umum pada penobatan Kaisar Akihito pada 1989.

Baca Juga : Mengenal Kaisar Gigolo dari Jepang, Cuma 3 Jam Kerja Sanggup Raup Rp 1,3 Miliar

Masyarakat hanya dapat melihat dari saluran televisi.

Setelah menerima Sanshu-no-Jingi, Putra Mahkota Naruhito, akan menjadi Kaisar Jepang dan memimpin era Reiwa (Harmoni yang indah).

Penobatan Kaisar baru negeri sakura ini disambut gempita masyarakat dengan doa dan harapan untuk era baru. (*)