Grid.ID- Fransesco ‘Frank’ Lentini yang lahir antara Juli 1884 dan Mei 1889 di Rosolino, Italia ini terlahir dengan kelainan fisik.
Lentini terlahir dengan tiga kaki yang melekat di tubuhnya, melihat dirinya tumbuh dengan kaki ekstra yang menonjol di sisi kanan tubuhnya tersebut tentu membuatnya malu ketika tumbuh dewasa.
Namun, semakin tua, Lentini mulai melihat kekurangannya sebagai kesempatan untuk mendidik dan menghibur orang lain.
Baca Juga : Coba Tempelkan Daun Kubis Pada Kakimu Sebelum Tidur, dan Rasakan Manfaatnya Beriku ini
Ketika berusia delapan tahun, Lentini pindah ke Amerika Serikat dan akhirnya tur sebagai 'The Great Lentini' dan 'Pemain Sepakbola Berkaki Tiga', tampil dalam pertunjukan karnaval bersama Ringling Brothers dan Wild West Show dari Buffalo Bill.
Pria Italia tersebut adalah anggota dari komunitas khusus 'orang aneh' yang menunjukkan ketidakmampuan mereka selama tahun 1900-an, saat orang-orang masih terpesona dengan kondisi cacat orang lain.
Pertunjukan-pertunjukan tersebut membuat Lentini mendapatkan penghasilan tetap, menikah, punya anak dan membeli rumah.
Berikut ini adalah fakta-fakta lain dari kehidupan Lentini:
Baca Juga : Ditempa dengan Keras, Tentara Wanita Israel Bahkan Bisa Sangat 'Menikmati' Saat Membunuh Musuhnya
- Kaki ketiganya sebenarnya adalah kembaran yang diserap sebagian.
Lentini sebenarnya adalah kembar siam yang menyerap sebagian dari saudara kembarnya ketika masih di dalam rahim.
Si kembar memiliki tulang punggung sendiri, alat kelamin pria yang belum sempurna dan kaki yang sepenuhnya terbentuk.
Lentini memiliki 16 jari kaki dan dua organ intim yang berfungsi.
- Lentini menjual tulisan tentang kehidupannya.
Lentini memiliki dua organ intim yang berfungsi dengan baik dengan bukti setelah menikahi Theresa Murray, mereka memiliki empat anak.
Dia juga menjual buklet enam halaman yang disebut The Life History of Francesco A. Lentini, Three Legged Wonder.
Dia menggambarkan kondisinya, mendiskusikan kebiasaan kebersihan yang baik, dan memasukkan informasi tentang seks dan prokreasi.
Baca Juga : Begini Urutan Eksekusi Mati di Nusakambangan yang Bikin Narapidana Hingga Menangis
- Penghilangan kaki ketiganya terlalu berbahaya.
Lentini muda ingin kaki ketiganya dihilangkan, namun letak kaki ketiganya dekat dengan tulang belakang Lentini.
Dokter takut jika melepaskan kaki ketiganya, Lentini akan menjadi lumpuh dan Lentini harus berdamai dengan perbedaan yang dimilikinya.
Baca Juga : 4 Hari Terjebak dalam Kamar Mandi, Bocah 7 Tahun Lakukan hal Berbahaya ini Untuk Bertahan Hidup
- Kemampuan naik sepeda, berenang dan melakukan hal lainnya lebih baik dari orang. lain
Sebagai seorang anak, Lentini mengunjungi sebuah lembaga di Italia dan menyaksikan anak-anak tunarungu, buta dan kondisi cacat lainnya, menerima kondisi mereka tanpa mengeluh.
Itulah titik balik bagi kehidupan Lentini.
Dia memutuskan untuk memiliki kehidupan yang memuaskan meski dengan kaki ketiganya.
Meski kaki ketiganya tidak bisa digunakan untuk berjalan karena terlalu panjang, Lentini belajar berlari, melompat, mengendarai sepeda, menunggang kuda, berenang, sepatu roda, mengendarai mobil dan aktivitas lainnya.
Baca Juga : Kepergok Tidur, Nagita Slavina Keluarkan Biaya Ratusan Juta Rupiah Untuk Fashion Item yang Dikenakannya
- Ayah Lentini tidak membiarkan dia tur sampai sekolahnya diselesaikan.
Ketika Lentini lulus dari sekolah, Lentini berbicara empat bahasa dan ayahnya mengizinkannya untuk tur dengan kemampuan akting yang dimilikinya.
Ketika Lentini tampil dalam show-nya, dia akan menunjukkan kemampuannya untuk menendang bola dengan kaki ketiganya.
Dia juga membiarkan penonton untuk mengajukan pertanyaan pribdi, termasuk tentang kegiatan ekstrakurikuler dan kehidupan seksnya.
Lentini dirawat di rumah sakit di Jackson, Tennessee dan meninggal pada 22 September 1966 saat berusia 77 tahun.
Baca Juga : Jadi Sorotan, Ternyata Segini Harga Dress Seksi Nagita Slavina saat Hadiri Resepsi Syahrini dan Reino Barack
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Memiliki Tiga Kaki dan Dua Organ Intim, Lentini Akhirnya Hidup Layaknya Manusia Normal”