Find Us On Social Media :

Nine Dear Cloud Ungkap Surat Terakhir Jonghyun SHINee untuk Fans, Isinya Mengharukan!

By Al Sobry, Selasa, 19 Desember 2017 | 15:45 WIB

Kim Jonghyun

Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni

Grid.ID – Nine Dear Cloud telah mendapatkan izin dari pihak keluarga untuk mengungkapkan surat terakhir Jonghyun SHINee untuk para fansnya.

Menurut penyanyi tersebut, Jonghyun meminta dirinya agar mengupload surat terakhirnya tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah berbicara kepada Jonghyun tentang pemikiran yang gelap dan dalam.

Nine mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu apakah itu hal yang benar untuk dilakukan, tapi mengungkapkan bahwa Jonghyun memintanya untuk mengungkapkan surat itu jika pergi dari dunia.

(Jonghyun SHINee Meninggal Dunia, Dua Gitaris Grup Band Korea Ini Upload Momen Kebersamaannya!)

Nine percaya ada alasan mengapa Jonghyun meninggalkan suratnya dan mengaku akan ada kontroversi.

Berikut isi surat lengkap terakhir dari Jonghyun SHINee untuk para fansnya yang Grid.ID kutip dari Allkpop.

"Aku telah hancur dari dalam. Depresi yang perlahan-lahan menggerogotiku telah benar-benar menelanku, dan aku tidak dapat mengatasinya."

"Aku membenci diriku sendiri. Aku mencoba menahan ingatan dan berteriak pada diriku sendiri untuk mendapatkan pegangan, tapi tidak ada jawaban."

"Aku lebih memilih menghentikan nafasku dari pada aku bernafas dengan berat setiap kali aku bangun tidur."

"Aku bertanya pada diri sendiri, siapa yang bisa menjaga diriku sendiri."

"Hanya aku. Aku sendirian. Mudah untuk mengatakan bahwa saya akan mengakhiri banyak hal.  Namun sulit untuk mengakhiri sesuatu."

"Aku hidup selama ini karena kesulitan itu. Mereka bilang aku ingin kabur. Itu benar. Aku ingin melarikan diri. Dari diriku. Dari kalian. Aku bertanya siapa disana. Itu aku. Dan itu aku. Dan itu aku lagi."

"Aku bertanya mengapa aku terus kehilangan memori ingatanku. Mereka bilang itu karena kepribadianku. Aku melihat. Ini akhirnya beresiko."

"Aku ingin seseorang memperhatikan, tapi tidak ada yang memperhatikannya. Tidak ada yang bertemu denganku, jadi tentu saja mereka tidak tahu aku ada."

"Aku bertanya mengapa aku hidup. Hanya karena. Hanya karena semua orang hidup. Jika aku bertanya mengapa orang mati, aku kira mereka akan mengatakan bahwa mereka lelah."

"Aku menderita dan merasa khawatir. Aku tidak pernah belajar bagaimana mengubah rasa sakitku menjadi kebahagiaan."

"Rasa sakit hanyalah rasa sakit. Mereka menyuruhku untuk tidak seperti itu. Mengapa? Aku bahkan tidak bisa mengakhiri hal-hal seperti yang kuinginkan? Mereka menyuruhku untuk mencari tahu mengapa aku terluka."

"Aku tahu pasti. Aku sakit karena diriku sendiri. Itu semua salahku dan karena aku tidak berguna."

"Dokter, apakah ini yang ingin kamu dengar? Tidak, aku tidak melakukan kesalahan. Saat dokter menyalahkan kepribadianku dengan suara lembut, aku pikir sangat mudah menjadi dokter."

"Sangat luar biasa melihat mengapa hal ini begitu sakit. Orang-orang yang mengalami hal yang lebih berat, hidup dengan baik. Orang-orang yang mengalami hal lebih mudah dariku hidup dengan baik. Aku rasa tidak."

"Tidak ada seorang pun yang mengalami hal yang lebih berat maupun lebih mudah dariku. Tapi mereka bilang aku harus hidup."

"Aku bertanya berkali-kali, tapi ini bukan untukku. Itu untuk kalian. Aku ingin itu untukku."

"Jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Cari tahu mengapa saya sakit? Aku sudah bilang, kenapa aku sakit? Apakah tidak apa-apa menyakiti ini karena itu? Apakah aku memerlukan detail yang lebih dramatis? Aku butuh lebih banyak cerita? Aku sudah bilang kenapa, Apakah kalian tidak mendengarkan? Aku bisa mengatasinya, ini tidak akan menyebabkan bekas luka."

"Aku pikir ini adalah perlawanan yang sangat bertabrakan dengan dunia. Aku kira bukan hidupku yang patut diketahui dunia. Segalanya tampak sulit. Perlwanan, menjadi dikenal, ini sulit."

"Mengapa aku memilihnya? Ini lucu. Ini adalah keajaiban yang saya jalani sejauh ini."

"Apa lagi yang bisa aku katakan? Katakan saja padaku 'kamu telah melakukannya dengan baik', cukup itu saja sudah baik."

"Walaupun kalian tidak bisa tersenyum/ tertawa, jangan melepaskan aku dengan penyesalan."

"Aku telah bekerja keras. Aku benar-benar telah bekerja keras,"

"Selamat tinggal," tulis Jonghyun. (*)