Find Us On Social Media :

Fatal, Remaja 16 Tahun Ini Bunuh Diri Gara-gara 69% Hasil Voting Instagramnya Mendukungnya untuk Mati

By Puput Akad Ningtyas Pratiwi, Rabu, 15 Mei 2019 | 15:06 WIB

Fatal, Remaja 16 Tahun Ini Bunuh Diri Gara-gara 69% Hasil Voting Instagramnya Mendukungnya untuk Mati

Laporan wartawan Grid.ID, Puput Akad

Grid.ID - Media sosial Instagram yang kini tengah digandrungi remaja saat ini rupanya bisa membawa pengaruh buruk.

Tak hanya mempengaruhi kesehatan mental remaja, pengaruh buruk Instagram bahkan bisa berujung pada kasus bunuh diri.

Seperti yang baru-baru ini terjadi di mana seorang remaja 16 tahun mengakhiri hidupnya karena sebuah voting Instagram.

Baca Juga: Kabar Duka! Pemain Film Thor, Isaac Kappy Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Peristiwa nahas tersebut terjadi di jalan Bandar Baru Batu Kawah, Sarawak, Malaysia pada Senin (13/5/2019) lalu.

Mengutip laman AstroAwani.com, tragedi ini berawal dari sebuah voting yang dibuat remaja tersebut di Instagram pribadinya.

Seperti diketahui, Instagram memiliki sebuah fitur yang memungkinkan penggunanya membuat jajak pendapat di Insta story.

Namun, nyatanya voting yang dibuat korban bukanlah voting biasa, melainkan voting untuk menentukan apakah ia harusnya bunuh diri atau tidak.

Bukannya mencegah, siapa sangka mayoritas followersnya justru mendukungnya untuk mati.

Baca Juga: Coba Bunuh Diri, Bintang Drama Korea Jo Soo Hyun Tenggak 20 Pil Tidur

Alhasil, remaja tersebut memutuskan bunuh diri dengan melompat dari lantai 3 sebuah ruko di Bandar Baru Batu Kawah.

Ia pun meregang nyawa setelah tubuhnya terpental hingga ke jalan raya.

Jasadnya pun baru ditemukan sekitar pukul 8 malam seorang pria yang lantas melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi Batu Kawa.

Baca Juga: Diduga Ajak Anak Bunuh Diri, Seorang Ibu Tinggalkan Surat Wasiat Memilukan

Kasus ini pun mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian Malaysia.

Kepala polisi Pandawan, Inspektur Aidil Bolhassan mengatakan korban sempat membuat voting di Instagram pribadinya.

Tragisnya, sebanyak 69 persen dari followersnya justru mendukung niat korban untuk bunuh diri.

Baca Juga: Dikira Tak Lulus Ujian, 25 Siswa Telanjur Bunuh Diri Massal Meski Ternyata Dapat Nilai Bagus

"Sebanyak 69 persen dari followers Instagram korban mendukung keinginannya untuk mati," jelas Aidil seperti dilansir laman AstroAwani.com pada Selasa (14/5/2019).

"Voting yang diunggahnya sekitar pukul 3 sore kemarin," ia melanjutkan.

Baca Juga: Fatal, Puluhan Siswa Terlanjur Bunuh Diri Menyangka Tak Lulus Ujian Padahal Nilai Ujian yang Diumumkan Salah

Bersamaan dengan votingnya, remaja tersebut rupanya menyertakan sebuah pesan berbunyi 'Sangat penting, bantu saya memilih D/L' di votingnya.

Usut punya usut, D tersebut tak lain adalah singkatan dari die (mati), sedangkan L berarti live (hidup).

Tak cuma di Instagram, ia juga sempat mengunggah status berbunyi 'Wanna quit f**king life I'm tired' (Ingin mengakhiri hidup ini, aku lelah) di Facebooknya.

Baca Juga: Budaya Kpop Dianggap Bikin Kaum Lelaki Lembek, Tiongkok Buat Program Pelatihan Kejantanan Sejak Dini

Niat korban untuk bunuh diri sebenarnya telah dicegah oleh teman-teman dan sahabatnya.

Pasalnya, polisi yang memeriksa ponselnya mengaku menemukan rentetan pesan bernada penyemangat yang ditulis dalam bahasa Mandarin.

Inspektur Aidil Bolhassan lantas menambahkan remaja tersebut diduga mengalami depresi karena masalah keluarga.

Baca Juga: Mengharukan, Polisi Ini Asuh Anaknya Sambil Terus Bertugas Jaga Kotak Suara Pemilu 2019, Terungkap Kisah Pilu di Baliknya

Sang ayah tiri disebut-sebut menikahi seorang wanita Vietnam sehingga membuatnya jarang pulang.

Kini, jenazah Aidil telah dibawa ke Departemen Forensik Rumah Sakit Umum Sarawak untuk diotopsi.

Diberitakan laman AstroAwani.com, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban sehingga kematiannya memang murni kasus bunuh diri.

Dengan adanya kasus ini, baiknya kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial karena bisa saja berdampak besar bagi nyawa seseorang. (*)

Baca Juga: Kisah Pilu Steve Emmanuel yang Kini Jadi Tahanan Rutan Salemba, Sempat Sakit Stress hingga Keracunan Makanan Penjara