Find Us On Social Media :

Baru Dilantik, Kepala Dukuh di Bantul Ditolak Mentah-mentah Warganya Sendiri Hanya Karena Dirinya Perempuan

By Angriawan Cahyo Pawenang, Senin, 20 Mei 2019 | 18:48 WIB

Dukuh Pandeyan Yuli Lestari

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Grid.ID - Kejadian kontroversial kembali terjadi di Bantul, Yogyakarta.

Sedang heboh seorang kepala dukuh ditolak mentah-mentah warganya sendiri.

Padahal sang kepala dukuh sudah dilantik oleh Lurah Desa dan sebelumnya berhasil mendapatkan nilai terbaik di tiap tesnya.

Baca Juga: Seorang Nelayan di Bantul Hilang Setelah Kapalnya Dihantam Ombak Hingga Terbalik

Salah satu alasan warga menolak sang kepala dukuh-pun cukup sepele.

Warga disebut tidak ingin jika kepala dukuhnya seorang wanita.

Dikutip dari Kompas.com, kejadian ini terjadi di Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Baca Juga: Tak Punya Hati! Seorang Anak Durhaka di Bantul Tega Aniaya Ibunya dan Bakar Rumah Peninggalan Ayahnya

Yuli Lestari, Kepala Dukuh Pandeyan ini menjadi kandidat dengan nilai tertinggi sehingga akhirnya layak untuk gelar tersebut.

Namun sepertinya rakyat tidak terima dengan keputusan itu.

Yuli sendiri berprofesi sebagai guru PAUD dan sebelumnya merupakan anggotan Badan Pemusyaratan Desa (BPD) Desa Bangunharjo.

Baca Juga: Kisah Pahit dan Manis 'Pintu Pemberitahuan', Pemuda Asal Bantul yang Memiliki Nama Unik.

Namun dirinya mundur dari jabatan tersebut di tahun 2018 dan memutuskan untuk mendaftar sebagai kepala dukuh.

Yuli berhasil mendapatkan 150 KTP yang mendukungnya dan membuat dirinya lolos seleksi administrasi.

Setelah melalui tes tertulis hingga pidato, Yuli dikabarkan melalui kerabatnya kalau dirinya mendapatkan nilai yang tertinggi dari tes tersebut.

Baca Juga: Lewat Smartphone Terbongkar Perselingkuhan Istrinya dengan Kepala Dukuh, Adegan Videonya Bikin Gempar Kulon Progo, Yogyakarta

Esoknya Yuli kaget dirinya didemo oleh warga setempat karena menolak wanita menjadi kepala dukuh.

"Sekitar jam 10 malam itu bapak saya datang ke rumah. Bilang sama saya kalau mau didemo karena ranking 1. Terus beberapa hari kemudian ada yang pasang spanduk menolak perempuan jadi dukuh itu," ucapnya.

Menurut saudara Yuli, warga menolak dirinya menjadi kepala dukuh hanya karena Yuli seorang perempuan dan galak.

Baca Juga: Tak Dapat Izin dari Kepala Desa, Supir Ambulans Ini Turunkan Pasien di Pinggir Jalan

Alasan lain dari warga adalah karena suaminya yang merupakan ketua RT 1 sulit dimintai tanda tangan.

"Salahku kalau perempuan apa. Orang syarat tak ikuti semua dan tes hasilnya ranking pertama," jelas Yuli.

Yuli mengakui dirinya sering mendapatkan teror setelah dilantik menjdi kepala dukuh.

Baca Juga: Viral, Oknum TNI Tampar Kepala Desa di Rembang, Warga Geregetan, Gini Nasibnya Sekarang

Bahkan para warga menyebutkan kalau semua unsur warga mulai dari RT 2-5, PKK, hingga Posyandu satu persatu mundur dan tidak melakukan aktifitasnya sama sekali.

Salah satu warga kemudian mengungkapkan kalau mereka menolak karena Yuli tidak mampu merangkul warganya sendiri.

"Setelah tidak direspon, muncul unek-unek warga yang selama ini ada. Mulai tentang kebiasaan Yuli yang kurang baik terhadap warga. Yuli selaku istri ketua RT 1 dinilai kurang bisa merangkul semua kalangan di wilayahnya," ungkap salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Baca Juga: Jemput Anak Sekolah, Sarwendah Tampil Simpel Sambil Kepergok Tenteng Tas Mewah Ratusan Juta Rupiah!

Sementara itu dikutip dari Tribun Jogja, Sekda Bantul, Helmi Jamharis mengatakan kalau panita seleksi telah melakukan tugasnya sesuai aturan.

Tidak ada hukum yang dilanggar sama sekali.

"Pahamilah bahwa negara kita tidak diskriminatif," kata Helmi.

Baca Juga: Di Tangan Bubah Alfian, Nagita Slavina Tampil Pangling dengan Rambut Bob Pendek yang Cantik Banget!

Menurut Helmi, Yuli mampu menjalankan tugasnya sebagai kepala dukuh meskipin dirinya perempuan.

Meski begitu, bagi warga yang merasa keputusan ini masih kurang tepat bisa menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Warga disebut berhak menyampaikan penolakan tersebut sesuai mekanisme yang ada.

Baca Juga: Lihat Tampilan Simpel Luna Maya dan Kahiyang Ayu Saat Buka Puasa Berasama

"Di dalam regulasi kita, tidak mengenal diskriminasi. Karena silahkan, siapapun boleh mendaftar sebagai Pamong desa. Tanpa terkecuali Perempuan," pungkasnya.

(*)