Find Us On Social Media :

Kemkominfo Perkenalkan Mesin Sensor Pornografi, Januari 2018 Sudah Resmi Beroperasi

By Nindya Galuh Aprillia, Sabtu, 30 Desember 2017 | 21:07 WIB

Kemkominfo luncurkan mesin pendeteksi pornografi

Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin

Grid.ID - Mulai bulan depan tepatnya Januari 2018 sekaligus awal tahun baru 

Mesin Sensor Pornografi sudah resmi beroperasi di Indonesia.

Hal ini dikarenakan maraknya pornongrafi di dunia maya.

Pengadaan ini dipercepat Menurut Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan.

( BACA : Jangan Lewatkan Foto Selfie Libur Akhir Tahun, Ada Promo Khusus Vivo V7 )

Dilansir Grid.ID melalui Antara News, serah terima mesin ini pada Jumat (29/12/2017).

Untuk pengendaliannya sendiri di lantai delapan gedung Menkominfo.

Sedangkan mesin sensor dengan sistem crawling akan menjelajahi dengan cepat konten pornografi.

Mesin ini akan dioperasikan oleh tim yang terdiri dari 58 orang.

( BACA : Usianya Baru 16 Tahun, Namun Keberanian Ahed Tamimi, Gadis Palestina Ini Patut Diacungi Jempol )

Menkominfo menegaskan melalui situsnya, Sistem kerja crawling yang mencari konten berdasarkan input pencarian tertentu berbeda dengan pengawasan.

"Crawling ini bukan melakukan 'surveillance' yang dalam kondisi diam diawasi, melainkan ini mencari," ucap Semuel.

Pihaknya mengaku belum mampu dan tidak akan mengarah ke pengawasan seperti yang telah dilakukan Tiongkok dengan biaya hingga 15 miliar dollar AS.

Sistem itu bisa digunakan lembaga atau instasi lain sesuai bidang dan wewenangnya.

( BACA : Gampang Banget, Gini nih Bikin Hiasan Mini Rainbow Garland, Dijamin Pesta Tahun Baru Jadi Meriah )

Misalnya saja, BNN yang ingin mencari konten narkoba atau BPOM yang mencari obat dan makanan tidak terdaftar yang dijual ke masyarakat.

Mesin sensor itu dilelang Kemkominfo sebesar Rp 211 miliar pada 30 Agustus 2017.

Berdasar proses lelang tersebut dimenangkan PT Inti yang memberikan harga penawaran Rp 198 miliar dan harga terkoreksi Rp 194 miliar.

Kemkominfo sendiri menargetkan 30 juta konten pornografi dan 50 persen konten negatif di internet bisa langsung diblokir setelah mesin beroperasi.

(*)