Find Us On Social Media :

Instagram dan Telegram Resmi Diblokir di Iran, Ternyata Ini Sebabnya

By Ahmad Rifai, Senin, 1 Januari 2018 | 03:05 WIB

Ilustrasi | European Business Magazine & RFE/RL

Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai

Grid.ID - Pemerintah Iran pada hari minggu (31/12/2017) resmi memblokir akses ke Instagram.

Tidak hanya itu, sejumlah aplikasi pesan populer yang digunakan oleh para aktivis untuk mengatur dan mempublikasikan demonstrasi ikut dilarang.

Dikutip wartawan Grid.ID dari The Associated Press, pihak berwenang di Iran menyebut ada 2 demonstran tewas.

Aksi demonstrasi dimulai pada hari kamis (28/12/2017) diduga dipicu oleh persoalan ekonomi yang terus berlanjut hingga hari minggu (31/12/2017).

(Baca juga: Mengakomodasi Permintaan Pemerintah Iran, Telegram Kena Semprot Edward Snowden)

Ini merupakan demonstrasi terbesar sejak pemilihan presiden di tahun 2009.

Kembali dikutip dari The Associated Press, bara api kemarahan dipantik oleh sebuah pesan yang dikirim melalui Telegram.

Tepat di hari minggu (31/12/2017), aplikasi besutan Pavel Durov dan aplikasi berbagi foto Instagram resmi ditangguhkan oleh Pemerintah Iran.

Banyak orang di Iran belajar mengapa harus demonstrasi dan berbagi sejumlah gambar lewat Telegram.

(Baca juga: Sudah Tahu Negara Pertama yang Akan Rayakan Tahun Baru 2018?)

Layanan pesan ini dulunya sempat dilarang di Indonesia namun peredarannya kembali dipulihkan.

Telegram luar biasa populer di Iran.

Namun, pada hari sabtu (30/12/2017) sebuah saluran bernama 'Amadnews' ditangguhkan peredarannya.

Sikap ini diambil setelah Pemerintah Iran menuduh saluran tersebut telah mendorong munculnya sebuah aksi kekerasan.

(Baca juga: 6 Cerita Palsu Paling Dipercaya di Tahun 2017, Nomer 1 Bikin Kamu Ngakak Guling-Guling)

Dan Pavel Durov sebagai bos Telegram mengatakan 'iya' pada permintaan tersebut.

Kembali dikutip dari The Associated Press, situs berita TV Pemerintah Iran, iribnews.ir,  menulis seperti ini.

"Dengan keputusan Dewan Keamanan Nasional, kegiatan Telegram dan Instagram untuk sementara dibatasi."

Facebook yang berbasis di Menlo Park, California, belum segera menanggapi putusan ini.

(Baca juga: Pendiri Telegram, Pavel Durov, Sebut Mata Uang Ini Bisa Hancurkan Hegemoni AS dalam Sistem Keuangan Global)

Sebenarnya peredaran Facebook sudah dilarang sejak 2009.

Namun sejumlah pihak masih bisa mengakses melalui beragam jaringan virtual pribadi (VPN).(*)