Find Us On Social Media :

Wadidaw, Rolling Stone Indonesia Umumkan Berhenti Beroperasi

By Nindya Galuh Aprillia, Selasa, 2 Januari 2018 | 00:49 WIB

Rolling Stone Indonesia berhenti beroperasi

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Bagi kamu pecinta musik, agaknya sudah tak asing dengan majalah Rolling Stone.

Rolling Stone Indonesia adalah majalah musik Indonesia yang diadopsi dari franchise terbitan Amerika Serikat. 

Majalah ini diterbitkan di Indonesia sejak Juni 2005 oleh JHP Media. 

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-6, penerbit majalah ini mengadakan pembagian 1000 gitar gratis kepada anak-anak jalanan pada pertengahan tahun 2011.

( BACA JUGA: Mengintip Deretan Koleksi Tas Mewah Dian Sastro Saat Liburan ke Luar Negeri, Apa Saja Ya? )

Sebuah kabar mengejutkan muncul di awal tahun 2018.

Dilansir Grid.ID dari situs website resmi Rolling Stone, majalah musik tersebut mengumumkan resmi berhenti beroperasi di wilayah Indonesia.

Tak hanya itu, Rolling Stone juga menyatakan bahwa segala kepemilikan merek di bawah Rolling Stone Indonesia telah dikembalikan kepada pemiliki merek Rolling Stone di New York, Amerika Serikat.

Rolling Stone juga berterimakasih pada seluruh karyawannya atas dedikasi mereka pada Rolling Stone Indonesia.

( BACA JUGA: Canggih, Alat Ini Bisa Deteksi Jenis Noda Pakaian Hanya Dengan Satu Scan, Solusi Ibu Rumah Tangga Nih )

Pengumuman majalah yang telah terbit selama 12 tahun tersebut membuat terkejut banyak pihak.

Sebelumnya, publik dibuat bertanya-tanya dengan rangkaian status media sosial beberapa karyawan Rolling Stone Indonesia.

FOTO 1

<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">Tanggal 29 Desember 2017 menjadi hari terakhir saya bekerja di Rolling Stone Indonesia. Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu kami selama lebih dari 12 tahun ini.</p>&mdash; ADIB HIDAYAT (@AdibHidayat) <a href="https://twitter.com/AdibHidayat/status/947081857413259266?ref_src=twsrc%5Etfw">30 Desember 2017</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

"Tanggal 29 Desember 2017 menjadi hari terakhir saya bekerja di Rolling Stone Indonesia. 

Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu kami selama lebih dari 12 tahun ini," tulis akun @AdibHidayat.

( BACA JUGA: Bukan Akrobat, Petugas Penyelamat Ini Lakukan Tendangan Kung Fu Sambil Bergelantungan di Udara, Ternyata Ini Penyebabnya )

<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="en" dir="ltr">What is happening at Rolling Stone Indonesia? <a href="https://t.co/ZJhWAJTKoK">pic.twitter.com/ZJhWAJTKoK</a></p>&mdash; Muhammad Irhan Diaz (@Irhandiaz) <a href="https://twitter.com/Irhandiaz/status/947090594765008896?ref_src=twsrc%5Etfw">30 Desember 2017</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

"Apa yang terjadi di Rolling Stone Indonesia?," ujar akun @Irhandiaz melalui twitter pada Sabtu (30/12/2017).

Berhentinya operasi Rolling Stone Indonesia, diduga karena pembelian saham pemiliki merek dagang oleh pihak asing.

Dilansir Grid.ID dari Reuters, perusahaan Penske Media Corp mengatakan pada Sabtu (20/12/2017), bahwa pihaknya membeli saham mayoritas di majalah Rolling Stone dari penerbitnya di New York, Wenner Media.

Ketentuan keuangan dari kesepakatan tersebut tidak diungkapkan dalam pernyataan tersebut.

( BACA JUGA: Nia Ramadhani Selalu Dimanja Ardi Bakrie, Netizen Ingatkan Soal Bahaya Pelakor )

Namun menurut Finansial Times, Rolling Stone dibeli dengan harga lebih dari $ 110 juta atau sekitar 490 milyar Rupiah.

Pendiri Rolling Stone Jann Wenner akan mengambil peran sebagai Editorial Director dari majalah tersebut setelah adanya kesepakatan itu.

Chief Operating Officer Wenner Media, Gus Wenner akan menjadi bagian dewan penasehat Penske, selain mempertahankan perannya saat ini.

Wenner Media pada bulan September mengatakan sedang mengeksplorasi opsi strategis untuk kepentingan mayoritas di majalah Rolling Stone.

( BACA JUGA: Kebakaran Saat Malam Tahun Baru 2018 Membuat Kacau Kerumunan Warga yang Berkumpul )

Mereka akan melanjutkan peralihan dari bisnis media cetak di tengah meningkatnya pendapatan iklan.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, start-up musik yang berbasis di Singapura, BandLab Technologies, saat ini memiliki 49 persen saham Rolling Stone.

BandLab akan berlanjut sebagai mitra Wenner Media di majalah tersebut. (*)