Find Us On Social Media :

Kisah Inspiratif Refaldy, Dulu Cuci Sepatu Diupahi Rp 10 Ribu, Kini Sukses Buka Usaha Laundry Beromzet Miliaran Rupiah

By Agil Hari Santoso, Selasa, 2 Juli 2019 | 06:45 WIB

Kisah Inspiratif Refaldy, Dulu Cuci Sepatu Diupahi Rp 10 Ribu, Kini Sukses Buka Usaha Laundry Beromzet Miliaran Rupiah

 

Grid.ID - Sepuluh tahun lalu, kita mungkin tak akan melihat bisnis cuci sepatu menggeliat seperti sekarang ini.

Refaldy Fauzi (26), adalah salah satu pionir bisnis cuci sepatu di Indonesia.

Pemuda kelahiran Bandung, Jawa Barat ini, sukses mendirikan bisnis cuci sepatu beromzet miliaran rupiah bernama Sneaklin.

Baca Juga: 7 Sifat Perempuan yang Menarik di Mata Pria, Salah Satunya Jadi Pendengar yang Baik

Mengutip laman resmi Sneaklin, perusahan ini bergerak di bidang pencucian khusus sepatu.

Sneaklin resmi didirikan Refaldy Fauzy pada 3 Oktober 2013 silam.

Mengusung konsep premium laundry sepatu, Refaldy sukses mendirikan perusahaan yang kini menjadi tren usaha di masyarakat.

Namun siapa sangka, perusahaan dengan omzet miliaran rupiah ini dimulai cuma dengan modal Rp 100 ribu saja.

Baca Juga: Terpuruk dan Putus Asa? 5 Kutipan Tokoh Ternama Ini Akan Memberimu Energi Positif!

Mengutip Kompas.com, Refaldy awalnya mendapatkan tugas kuliah dari dosen kewirausahaannya, untuk membuat bisnis dengan modal Rp 100 ribu.

Uang Rp 100 ribu bisa buat apa? Mungkin itulah yang ada di pikiran Refaldy saat itu.

Banyak ide melintas di pikiran Refaldy, namun semua itu dimentahkannya.

Baca Juga: Hanya Butuh 15 Menit Per Hari, Belajar Bahasa Baru Bukanlah Hal yang Sulit!

Hingga akhirnya ia harus mencuci sepatunya, ide cemerlang itu datang.

“Ketika cari di internet, belum ada bisnis yang bener-bener konsen pada cuci sepatu. Kalau yang gabung dengan laundry baju banyak,” ucap Refaldy, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Uang Rp 100 ribu memang bukan modal yang banyak, namun itu cukup bagi Refaldy untuk membeli sabun, sikat, dan packaging.

Saat pertama kali memulai bisnisnya, Refaldy mengaku hanya mematok harga teman, yakni Rp 10 ribu per pasang.

Baca Juga: Ini Dia Best Student Fashion Business LaSalle College, Cindy Mulyadi yang Ingin Mengabdi Jadi Dosen

"Customer pertama ya teman kelas. Saat itu harganya Rp 10.000 per pasang," ujar Refaldy sembari mengenang masa lalunya itu.

Walau cuma diupahi Rp 10 ribu, Refaldy melakukan bisnisnya dengan telaten, hingga berhasil membersihkan 250 pasang sepatu dalam waktu 3 bulan.

Membawa tas berisi sepatu bersih dan kotor, sudah menjadi kebiasaan Refaldy ketika berada di kampus Universitas Widyatama.

Baca Juga: Irish Bella dan Ammar Zoni Menikah, Lihat 5 Arti dari Jenis Bunga untuk Buket Pengantin, dari Cinta yang Tulus sampai Simbol Awal Baru yang Indah!

Setiap kali ia tidak sedang kuliah, pria yang kini berumur 26 tahun itu lebih memilih untuk membersihkan sepatu-sepatu temannya.

Saking sibuknya, Refaldy mengaku bisa sampai mencuci sepatu hingga dini hari.

“Sehari bisa nyuci sampai 20 pasang. Orangtua sempat komplain karena demi sepatu jadi tidur malam. Tapi mau gimana lagi, namanya juga tanggung jawab,” ungkap Refaldy.

Hingga akhirnya, Refaldy merasa gerah bekerja di rumah dan memutuskan untuk menyewa tempat usaha berukuran seharga Rp 1 juta per bulan di kawasan Jalan Suropati, Bandung.

Baca Juga: Pimpinan Redaksi Grid.ID Berbagi Strategi Mengelola Media Digital ke Mahasiswa UIN Banten

Transformasi Menjadi Premium Laundry

Usaha kecilnya itu semakin berkembang hingga tempat usaha berukuran 2x3 meter itu tak cukup untuk menampung Refaldy dalam melakukan bisnisnya.

Pindah ke tempat lebih besar, Refaldy dihadapi dengan biaya sewa yang membesar pula.

“Karena (biaya operasional) ga masuk, saya ubah konsep usahanya menjadi premium shoes laundry. Sehingga store dan packagingnya lebih bagus, tapi harga pun naik 50 persen, dari Rp 30.000 menjadi Rp 40.000-60.000,” jelasnya.

Baca Juga: Kompas Gramedia Ajak Generasi Milenial untuk Jadi Influencer, Apakah Kamu Sosok yang Kami Cari?

Harga yang makin meninggi, memaksa Refaldy untuk mengubah target pasarnya.

Semula menargetkan mahasiswa berusia 18-24 tahun, kini bisnis cuci sepatu Refaldy dituju untuk pekerja 24=35 tahun.

Perubahan target pasar ini, justru membuat bisnis yang ia beri nama SNEAKLIN ini menjadi makin sukses dan mampu meraih omzet lebih besar.

Pada tahun 2019, Refaldy sudah membuka 39 cabang SNEAKLIN di Bandung, Bali, Balikpapan, Jakarta, Pontianak, Jabodetabek, dan Palembang.

Baca Juga: McDonald's dan Komunitas Buku Berkaki Galang Donasi Hingga Terkumpul Ratusan Ribu Buku untuk Seluruh Anak Indonesia

Omzet usaha cuci sepatu miliknya pun tak bisa dianggap remeh.

Refaldy mampu meraup omzet Rp 500 juta per bulan atau miliaran per tahun.

Pria yang kini telah menikah ini pun tak malu membagikan kunci suksesnya kepada publik.

Baca Juga: Dulu Jadi Buron Saat Penutupan Gang Dolly, Jarwo Susanto Kini Go International Usai Banting Setir Jualan Tempe

Refaldy mengatakan jika kunci keberhasilannya adalah jujur mengikuti apa yang diinginkan, serta selalu menjaga kualitas kerja.

“Dari 2013, saya tidak punya biaya marketing. Usaha ini berjalan karena kami mengandalkan kualitas,” ucap Refaldy.

Berawal dari modal Rp 100 ribu dan upah Rp 10 ribu, kini Refaldy sudah mencuci lebih dari 248.966 pasang sepatu dan sukses menjadi pionir bisnis premium laundry sepatu di Indonesia.

Wah, ada yang mau mencoba meniru kesuksesan Refaldy Fauzi? (*)