Find Us On Social Media :

Justin Bieber Disebut Sempat Tak Beri Gaji Layak untuk Mantan Koreografernya

By Mia Della Vita, Rabu, 3 Juli 2019 | 20:48 WIB

Justin Bieber dan Emma Portner.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita

Grid.ID - Justin Bieber diisukan tak memberi upah yang layak untuk mantan koreografernya, Emma Portner.

"Aku menyesal pernah bekerja di bawah namamu."

Demikianlah luapan kekesalan koreografer dan penari profesional Emma Portner soal Justin Bieber.

Sempat bungkam, penari berusia 24 tahun ini akhirnya buka suara mengenai bagaimana Justin Bieber memperlakukannya.

Baca Juga: Sepulang dari Ibadah Haji, Aktris Cut Mini Mantap Untuk Berhijab

Emma Portner pernah menjadi koreografer untuk tur dunia Justin Bieber yang bertajuk Purpose World Tour 2016.

Setelah berhenti menjadi koreografer Justin Bieber, ia meluapkan uneg-unegnya lewat Instagram Stories miliknya.

"Aku memberikanmu, tubuh, kreativitas, waktu dan usahaku."

"Dua kali lebih banyak, untuk acaramu yang menghasilkan jutaan dolar."

"Sedangkan aku tidak menghasilkan apapun," ujarnya yang dikutip dari Eonline, Rabu (3/6/2019).

Baca Juga: Ellie Goulding hingga Donnie Yen Berlomba-Lomba Lakukan #BottleCapChallenge, Berani Coba?

Dia juga mengklaim bahwa penyanyi berusia 25 tahun itu hampir membayar upahnya di bawah standar minimum.

"Aku tidak bisa makan. Aku menyapu lantai studio agar bisa berlatih."

"Caramu merendahkan waktu adalah sebuah kekejian," sambungnya.

Postingan Emma ini muncul dua hari setelah Taylor Swift kisruh dengan manajer Justin Bieber, Scooter Braun.

Baca Juga: Awalnya Biasa Saja, Melly Goeslaw Mendadak Nangis Sesenggukan Dengar Lagu Ciptaannya Sendiri

Taylor Swift angkat bicara soal kabar Scooter Braun membeli mantan label rekamannya, Big Machine.

Pelantun Me! ini merasa kesal karena Scooter Braun akan memiliki seluruh katalog musiknya.

Ia merasa kecewa bukan hanya karena Scooter adalah orang yang pernah ikut mengejeknya saat konflik dengan Kanye West.

Tapi penyanyi yang akrab disapa Tay Tay ini juga kesal karena langkahnya untuk membeli seluruh katalog musiknya selama ini selalu dipersulit oleh Big Machine. (*)