Find Us On Social Media :

Pendarahan Otak di Usia Muda, Aktris Game of Thrones Emilia Clarke Sempat Ingin Bunuh Diri

By Mia Della Vita, Senin, 8 Juli 2019 | 14:31 WIB

Emilia Clarke.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita

Grid.ID - Aktris serial Game of Thrones, Emilia Clarke menceritakan pengalamannya menderita pendarahan otak saat berusia 20 tahun.

Setelah bertahun-tahun merahasiakannya, Emilia Clarke akhirnya mengungkap penyakit yang pernah dideritanya dalam esai pribadi di The New Yorker.

Dikutip dari Metro.co.uk, Senin (8/7/2019), Emilia Clarke menuliskan bahwa ia sempat mengalami pendarahan subarakhnoid saat olahraga bersama pelatihnya di gym.

"Pelatihku menyuruhku melakukan plank position, aku segera merasa seolah-olah ada pita elastis yang meremas otak saya," kata dia.

Baca Juga: Salah Ucap Saat Akad Ijab Qobul, Pengantin Pria Ini Picu Gelak Tawa Para Undangan

Aktris Me Before You ini mencoba mengabaikan rasa sakit dan tetap melanjutkan latihan. Tetapi rasa sakit itu semakin tak tertahankan.

Emilia bahkan nyaris merangkak saat menuju ruang ganti. Sebelum akhirnya ia menyadari otaknya mengalami pendarahan.

“Rasa sakit itu menusuk dan semakin parah. Pada beberapa level, aku menyadari: otak saya rusak," ungkapnya.

Pendarahan Subaraknoid adalah jenis stroke yang jarang dialami oleh kebanyakan orang, namun dapat mengancam jiwa.

Baca Juga: Ratna Galih Melahirkan Sepasang Anak Kembar Hasil Program Bayi Tabung

Emilia menjalani operasi dan menderita kehilangan ingatan dalam waktu singkat.

Aktris berusia 32 tahun itu juga menderita kecemasan dan kelelahan ketika ia memaksakan diri untuk merasa 'normal'.

"Tekanan itu membuatku lelah lebih dari apa pun, memaksaku untuk merasa baik-baik saja."

"Jika aku dapat membantu anak muda yang mengalami hal sepertiku, aku tahu mereka akan mendapatkan semangat dari dalam diri mereka sendiri."

"Terbuka dan terlihat rentan ketika kamu sedang butuh diperhatikan itu sangat penting," ungkapnya.

Emilia menambahkan, tujuannya agar anak muda memiliki orang lain di sekitar mereka selama pemulihan.

Rekan Sophie Turner ini mengatakan stroke bukanlah sesuatu yang diharapkan seseorang pada usia 20-an dan 30-an.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, proses penyembuhan tidak cukup jika hanya mengandalkan perawat.

Baca Juga: Bandingkan Kasus Ikan Asin dengan Dirinya, Ely Sugigi: Aku Menikah 4 Kali Gak Pernah Dikatain Begitu

Seperti yang diketahui, stroke bukanlah sesuatu yang diharapkan seseorang pada usia 20-an dan 30-an.

Hal tersebut bisa mempengaruhi kondisi psikis penderita.

Karena itulah, diri penderita juga harus ikut dilibatkan dalam masa pemulihan.

"Aku memiliki pengalaman sangat pribadi dengan perawat."

"Aku dirawat oleh dua suster spesialis, tetapi aku aku melihat ada jarak di antara kami dan aku harus membantu diriku sendiri," ungkapnya.

Baca Juga: Dianggap Menghina Profesi Advokat Hingga Dilaporkan ke Polda, Nikita Mirzani: Laporin Aja, Udah Biasa!

Aktris ini menghabiskan empat hari di unit perawatan intensif (UGD) setelah operasi tiga jam.

Namun itu tidak langsung memulihkan keadaannya.

Dia masih harus berjuang mengingat namanya ketika dia menderita kondisi yang dikenal sebagai afasia.

"Di saat-saat terburukku, aku ingin mencabut selang."

"Aku meminta staf medis untuk membiarkan saya mati," tuturnya yang lanjut bercerita tidak dapat berbicara setelah menjalani operasi.

Aktris asal Inggris ini kemudian dikirim kembali ke ICU.

Setelah sekitar satu minggu menjalani perawatan, kondisinya akhirnya berangsur membaik. (*)