Find Us On Social Media :

AS Tengah Rancang Teknologi Revolusioner untuk Laksanakan Operasi Militer di Luar Angkasa?

By Ahmad Rifai, Kamis, 11 Januari 2018 | 21:35 WIB

Ilustrasi | NASA

Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai

Grid.ID - Amerika Serikat (AS) terus mengembangkan diri untuk operasi militer di luar angkasa.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengumumkan berkolaborasi dengan 11 organisasi.

Tujuannya untuk membantu memastikan keunggulan teknologi dan strategis AS di masa depan.

Sejumlah alat dan teknik akan dikembangkan untuk mengelola operasi militer AS di luar angkasa.

(Baca juga: Donald Trump Siap Berbicara dengan Kim Jong Un, Ini Syaratnya)

Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik, pernyataan ini dikeluarkan pada hari rabu (10/1/2018).

"Untuk membantu memastikan keunggulan teknologi dan strategis AS di masa depan, program Hallmark DARPA berupaya mengembangkan alat dan teknologi revolusioner."

Tujuan pertama, "Untuk merencanakan, menilai, dan melaksanakan operasi militer AS di luar angkasa."

Penelitian awal terkait program ini telah selesai.

(Baca juga: Kesehatan Mentalnya Dipertanyakan, Begini Jawaban Donald Trump)

Kontrak pada tahap 1 telah diserahkan kepada 11 organisasi.

Tujuan kedua, "Meningkatkan teknologi komersial yang ada dan mengejar kemampuan yang sepenuhnya baru."

DARPA menjelaskan Hallmark tahap 1 sebagai contoh pertama untuk menggunakan apa yang dinamakan 'evaluasi kognitif'.

Kegunaannya untuk mengembangkan alat bagi komando militer AS dan kontrol di luar angkasa.

(Baca juga: Pria Misterius Diduga Dalang Kerusuhan di Iran, Pemerintahan Donald Trump Dituduh Kembali Bikin Ulah)

'Evaluasi kognitif' yang dimaksud mengacup pada kombinasi sejumlah alat yang bertugas menyampaikan informasi secara cepat.

Hasil dari model semacam ini, kapasitas pengambilan keputusan secara real-time akan jauh lebih meningkat.

Kembali dikutip dari Sputnik, AS kini lebih banyak mengalokasikan dana untuk kemampuan pertahanan rudal balistik berbasis ruang angkasa.

Ini mencakup pengembangan lapisan sensor untuk mendeteksi rudal balistik antar-benua yang berusaha masuk, serta sebagai pencegat untuk menetralisir ancaman.(*)