Find Us On Social Media :

Memasuki Musim Kemarau Suhu di Jawa Justru Turun Drastis, Berikut 5 Faktanya!

By None, Jumat, 19 Juli 2019 | 13:24 WIB

Memasuki Musim Kemarau Suhu di Jawa Justru Turun Drastis, berikut 5 Faktanya!

  1. Monsuun Australia

Faktor lain yang membuat suhu di wilayah Jawa mengalami penurunan adalah keberadaan Monsuun Australia.

"Artinya, massa udara dari selatan dan angin cenderung timuran," kata Agie.

Angin berasal dari Australia yang tengah mengalami musim dingin dan menuju ke Benua Asia yang tengah mengalami kemarau.

Angin ini tidak membawa hujan karena uap air dari Benua Australia telah melewati berbagai gurun kering di bagian utara Australia.

Baca Juga: Suhu Udara di Puncak Gunung Lawu Mencapai Minus 3 Derajat, Pendaki Diimbau Hati-hati

  1. Kondisi langit

Kondisi langit di atas Pulau Jawa cenderung cerah tanpa tutupan awan sehingga membuat pancaran gelombang Bumi pada malam hari bekerja secara maksimal.

Hal ini menyebabkan suhu permukaan menjadi relatif turun dan udara menjadi dingin.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (18/7/2019), Kepala Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo menyebutkan, kondisi langit seperti ini membuat suhu permukaan bumi menjadi panas pada siang hari dan dingin saat malam tiba.

"Saat siang, Bumi sifatnya menyerap (panas). Maka suhu Bumi lebih rendah daripada Matahari. Kemudian, pada malam hari, suhu Bumi lebih tinggi dibanding Matahari sehingga panas akan dipancarkan atau dikembalikan lagi ke atmosfer," ujar Mulyono.

Saat Bumi melepaskan panas pada malam hari, suhu turun dan udara terasa dingin.

Baca Juga: Capai Suhu 50 Derajat Celcius, Kota ini Lakukan Ritual Pernikahan Kodok

  1. Puncak dingin pada Agustus

Puncak dingin yang melanda wilayah Pulau Jawa pada tahun ini akan berlangsung hingga September dan puncaknya terjadi pada Agustus 2019.