Find Us On Social Media :

Sabu-sabu Bisa Bikin Kurus, Mitos atau Fakta?

By Dianita Anggraeni, Selasa, 23 Juli 2019 | 18:12 WIB

Berkaca dari Kasus Nunung, kenali ciri-ciri pengguna narkoba sesuai jenisnya.

Efek tersebut dapat berlangsung antara 4 sampai 12 jam.

Sementara pada darah dan urine, sabu-sabu bisa terdeteksi hingga 72 jam lamanya.

Setelah efek tersebut reda, penggunanya akan merasakan kebalikan dari apa yang mereka alami saat high.

Mereka akan sulit berkonsentrasi dan lambat dalam mengambil keputusan.

Bisa juga terjadi kecemasan, sakit kepala, mata kabur, dan kelaparan.

Beberapa orang bahkan terserang paranoid dan halusinasi.

Ketika penggunanya memakai dosis yang lebih tinggi atau menggunakan sabu-sabu lebih sering, efek menyenangkan tersebut akan melemah.

Kondisi ini mungkin akan diikuti oleh jantung yang berdebar kencang, laju pernapasan yang meningkat, mulut kering, dan terkadang mual dan muntah.

Lalu benarkan menggunakan sabu-sabu bisa bikin kurus?

Tidak seperti ganja yang akan membuat penggunanya lapar, metamfetamin justru menurunkan nafsu makan.

Sebuah studi dari University of Illnois menemukan bahwa aktivitas makan lalat buah menurun 60–80 persen setelah diberikan metamfetamin.

Lalat buah sering dijadikan percobaan dalam studi tentang dampak metamfetamin pada otak, karena memiliki efek toksikologi yang serupa dengan manusia dan mamalia lainnya.

Para periset juga mengatakan bahwa kadar trigliserida dan glikogen dua molekul yang berfungsi sebagai cadangan energi lalat terus merosot saat berada dalam penggunaan metamfetamin.

Ini menunjukkan bahwa obat tersebut membuat lalat membakar lebih banyak kalori dari yang dikonsumsi.

Dengan kata lain, mereka menjadi kelaparan.

(*)