Find Us On Social Media :

Kantor Berita Terbesar di Dunia ini Pernah Beli Potongan Kepala dan Tulang Belakang Manusia, Untuk Apa?

By None, Senin, 5 Agustus 2019 | 13:46 WIB

Kantor Berita Terbesar di Dunia Pernah Membeli Potongan Kepala dan Tulang Belakang Manusia, Untuk Apa?

Grid.IDReuters merupakan salah satu kantor berita terbesar yang ada di dunia.

Meski terkenal sebagai kantor berita, rupanya ada kisah menarik dari mereka.

Reuters diketahui pernah membeli potongan kepala manusia dengan tulang belakang.

Seperti diwartakan Gizmodo, hal itu terjadi pada 2017 silam dan Reuters sendiri mengonfirmasi bahwa itu memang benar adanya.

Baca Juga: Dengar Penjelasan Dirut PLN, Jokowi Marah dan Langsung Angkat Kaki

Kisahnya berawal dari transaksi melalui sebuah email dengan seorang broker untuk membeli dua kepala manusia dan tulang belakang.

Dalam pertukaran email tersebut, ada sosok wartawan Brian Grow yang melakukan transaksi tersebut dan berhasil mendapatkannya dengan harga 300 dollar AS (Rp4,2 juta) kala itu.

Meski terdengar mengerikan, rupanya mereka melakukan hal itu tak lain untuk menyelidiki "perantara tubuh" penjual yang ada di Amerika.

Reuters mengidentifikasi, 34 broker tubuh manusia aktif di AS, dan sebagian besar sebagai perusahaan nirlaba.

Baca Juga: 30 Tahun Tak Terpecahkan, Patung Kode ini Masih Jadi Misteri Meski Banyak Ahli yang Mencoba

Antara tahun 2011 dan 2015, Reuters memperkirakan broker telah menerima setidaknya 50.000 mayat, dan mengrimkan 182.000 bagian ke seluruh dunia.

Hal menyedihkan dari ini, adalah biaya yang dijual untuk setiap mayat berada di kisaran 3.000 dollar AS hingga 5.000 dollar AS (Rp42-71 juta) untuk satu mayat utuh.

Sedangkan, untuk potongan tubuh manusia seperti, tangan, kepala, kaki, dll, masing-masing dibanderol ratusan dollar AS atau jutaan rupiah.

Lantas, siapa saja orang yang membeli mayat-mayat itu?

Baca Juga: Menguak Kapal Berhantu Ourang Medan, Semua Kru Tewas dengan Keadaan Mengerikan

Mereka sebagian besar adalah Universitas, lembaga medis dan pelatih ahli bedah.

Di mana mereka menggunakan mayat itu untuk penelitian dalam menggunakan mayat.

Namun, darimana mereka mendapatkan mayat?

Rupanya, mereka yang menginginkan kremasi tanpa membayar tagihan di rumah duka, disitulah para pialang masuk untuk menawarkan insinerasi atau teknik pembuangan lain.

Mereka menawarkan, gagasan donor tubuh untuk digunakan dalam penelitian, demi menyelamatkan kehidupan banyak orang.

Para pialang itu akan membayar uang rujukan sekitar 300 hingga 1.400 dollar AS (sekitar Rp4-19juta).

Baca Juga: Misteri Penjara Paling Berhantu di Dunia, Tempat 'Roh Disiksa' Terpenjara

Ironisnya, mereka anggota keluarga yang mau, juga melakukan penipuan pada anggota keluarga lain.

Misalnya mengganti abu almarhum dengan pasir untuk menyerahkannya pada keluarga.

Seperti yang kita ketahui, banyak mayat ternyata berakhir di pasar broker.

Sebuah kasus misalnya, seorang pria mengaku menyumbangkan tubuh keluarganya lantaran tak sanggup membayar pemakaman atau kremasi.

Maka mereka menawarkan kremasi parsial gratis pada anggota dengan menyumbangkan tubuh jenazah yang mereka cintai.

Reuters mengonfirmasi tulang belakang yang mereka beli, digunakan untuk tes DNA, untuk mengidentifikasinya.

Para wartawan yang menerima kotak itu di kantor hanya menyiapkan penyelidikan, dan kemudian diserahkan pada ahli mayat dan mengakutnya ke program anatomi di Universitas Minnesota. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Kisah Kantor Berita Dunia Ternama yang Pernah Beli 2 Potong Kepala Manusia dan Tulang Belakang, Untuk Apa?”