Find Us On Social Media :

Niatnya Ingin Mencuri Sebuah Ponsel, Pelaku Justru Habisi Satu Keluarga Termasuk Seorang Balita di Serang, Banten

By Maria Andriana Oky, Rabu, 21 Agustus 2019 | 13:08 WIB

Niatnya Ingin Mencuri Sebuah Ponsel, Pelaku Justru Habisi Satu Keluarga Termasuk Seorang Balita di Serang, Banten

Grid.ID - Beberapa waktu lalu warga Serang, Banten dihebohkan dengan berita pembantaian satu keluarga.

Peristiwa pembantaian satu kelaurga ini terjadi pada Selasa (13/8/2019) di kawasan Cilegon, Banten.

Peristiwa pembantaian satu keluarga di Banten ini, didasari niat pelaku yang awalnya hanya ingin mencuri ponsel di rumah korban.

Hal ini diungkapkan langsung oleh pelaku bernama Samin (29) yang saat ini sudah berhasil diamankan polisi.

Baca Juga: Pembantaian di Papua Nugini: Tubuh Terpotong-Potong Hingga Rumahpun Terbakar

Mengutip laman wartakotalive.com, disebutkan bahwa pelaku menjalankan aksinya setelah menenggak minuman keras.

"Pelaku sempat nongkrong di salah satu warung tempat rekan kerja kumpul, di sana minum alkohol."

"Hingga pukul 01.00 WIB pelaku pulang ke rumahnya," ungkap Kabid Humas Polda Banten, Kombes Edy Sumardi seperti yang Grid.ID kutip dari wartakotalive.com.

Kepada polisi, ia mengaku tidak ada niat untuk membunuh korban. Niat awalnya hanya ingin mencuri sebuh ponsel yang ada di rumah korban.

Baca Juga: Babi Yar Jadi Saksi Bisu Pembantaian 33.000 Yahudi: Ditelanjangi Sebelum Ditembak Mati

Merujuk artikel terbitan Kompas.com, berikut kronologi pembantaian satu keluarga di Serang, Banten.

Awalnya pelaku yang pulang melewati rumah korban, berniat untuk masuk dan merampok karena pintu rumah korban terbuka.

"Pukul satu dini hari hendak pulang ke rumahnya, melintas di rumah korban. Melihat pintunya terbuka, pelaku menghentikan laju kendaraannya," jelas Edy Sumardi seperti yang dikutip dari laman Kompas.com.

Melihat pintu yang terbuka, pelaku berniat masuk dan merampok. Ia membawa sebuah patok yang tergeletak di samping rumah korban untuk mengantisipasi hal yang tidak ia inginkan.

Akan tetapi, aksi pelaku ini ketahuan oleh sang empunya rumah, Rustandi.

Baca Juga: Hari Buruh 2019 : Mengenang Pembantaian Kaum Buruh di Chicago, Sejarah Kelam May Day

Aksi pelaku diketahui Rustandi lantaran suara kaki pelaku yang tidak sengaja menendang pengisi baterai ponsel.

"Pelaku masuk perlahan lewat pintu depan, mau ambil handphone di ruang tamu," terang Edy.

Rustandi yang ingin berteriak, langsung dipukul kepalanya oleh pelaku dengan patok yang dibawanya.

Istri Rustandi, Siti Saídah pun terbangun akibat keributan tersebut.

Baca Juga: Kembali Berulah, KKB Pimpinan Egianus Kogoya Tembak Mati 5 Anggota TNI dan Sebar Rekaman Suara Detik-detik Pembantaian

Alhasil, pelaku pun menganiaya istri Rustandi di beberapa bagian bada dan wajah hingga korban kritis dan pingsan.

Sementara korban meninggal Alif yang masih balita, diperlakukan keji oleh pelaku.

Dengan keji, pelaku memukul kepala balita tak berdosa itu dengan patok yang ia bawa.

"Setelah bersimbah darah, pelaku meninggalkan korban dengan membawa satu buah handphone," kata Edy.

Baca Juga: Kisah Simon Tandi, Korban Selamat Pembantaian KKB di Nduga, Papua: Saya Tidak Tahu Harus Melarikan Diri ke Mana

Usai menghabisi para korban, pelaku pulang ke rumah di wilayah kecamatan yang sama, dan esok hari pelakuk kabur ke Lampung, ke rumah orang tuanya.

Dari insiden ini, korban meninggal atas nama Rustandi (33) dan anaknya A (4). Sedangkan istrinya, Siti Sa'dah dalam kondisi kritis.

Ia menderita luka tusuk di bagian panggung, dan sobek di bagian bibir hingga pipi kirinya. (*)