Find Us On Social Media :

Geram Lantaran Kedua Anaknya Ribut, Seorang Ayah Lempar Pisau ke Salah Satu Anaknya hingga Tewas

By Maria Andriana Oky, Senin, 2 September 2019 | 10:31 WIB

Geram Lantaran Kedua Anaknya Ribut, Seorang Ayah Lempar Pisau ke Salah Satu Anaknya hingga Tewas

Grid.ID - Kasus kematian anak di bawah umur kian meningkat di tanah air.

Kali ini ada seorang siswa sekolah menengah pertama yang tewas karena tertusuk pisau.

Kejadian ini terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019) tepat di depan rumahnya sendiri.

Merujuk artikel terbitan Kompas.com pihak keluarga sempat menutupi kasus ini, namun polisi tetap membawa korban untuk diautopsi.

Baca Juga: Sang Adik dan Keponakan Jadi Korban Pembunuhan Sadis Aulia Kesuma, Kakak Pupung Sadili Kini Bongkar Tabiat Korban Semasa Hidupnya

Adalah Eko Saputro (15) bocah SMP yang tewas tertusuk pisau di halaman depan rumahnya sendiri.

Polisi mendapat kabar ini dari penuturan seorang warga yang menyampaikan bahwa korban tertusuk pisau di depan rumahnya. Saat itu kedua orang tuanya berada di tempat yang sama.

Saat melakukan penyelidikan, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau bercak darah.

Merasa ada yang janggal pada kasus ini, jajaran kepolisian Polres Palangkaraya langsung meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus untuk divisum.

Baca Juga: Adik Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas Minta Minah dan Keponakannya Dihukum Seumur Hidup: Kalau Tidak, Ibu dan Saya Bisa Terancam!

Usai melakukan visum, pada jasad korban ditemukan luka robek pada bagian dada sebelah kiri. Luka tersebut berasal dari tusukan benda tajam.

"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban, diduga berasal dari tusukan benda tajam," ungkap Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar.

Berdasarkan keterangan sementara yang diperoleh dari orang tua korban, Mardi (36) ayah korban menyebutkan bahwa awalnya korban disuruh oleh ibunya pergi ke warung untuk membeli jajan pada Sabtu (31/8/2019).

Baca Juga: Jadi Korban Pembunuhan Sadis, Jenazah Edi Chandra dan M Adi Pradana Dikubur dalam Satu Liang Lahat, Istri Pertama Nyaris Pingsan Saat Saksikan Prosesi Pemakaman

Di sana ia membeli sekotak susu dan roti. Setibanya di rumah korban memberikan susu kotak pada adiknya.

Sang adik meminta roti namun tak diberikan korban, sehingga ia dikejar oleh adiknya.

Korban yang berlari, terpeleset dan jatuh. Tepat di depannya ada sebilah psiau, sehingga ia terjatuh dan pisau tersebut langsung tertusk tepat di dada korban.

"Langsung saya bawa, saya sampai enggak sempat pakai baju, langsung tak bawa ke rumah sakit, sampai rumah sakit ditangani pihak rumah sakit, yaitu sudah (meninggal), enggak lekas 15 menit, anak saya enggak ada (meninggal)," cerita Mardi seperti yang Grid.ID kutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Pernah Satu Sekolah dengan M Adi Pradana, Korban Pembunuhan yang Jasadnya Dibakar di Sukabumi, Al Ghazali: Selamat Jalan Brother...

Namun untuk memastikan penyebab kasus ini, polisi meminta keterangan dari kedua orang tua korban dan adiknya.

Saat bertanya pada adiknya, polisi justru menemukan fakta baru yang mengejutkan.

Masih mengutip dari laman Kompas.com, Timbul mengungkapkan bahwa adik korban melihat ayahnnya menusuk korban dengan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.

Mardi, ayah korban membela diri bahwa ia tidak sengaja melakukan hal tersebut. Ia mengaku melemparkan pisau itu dan kebetulan mengenai dada anak pertamanya itu.

Baca Juga: Kronologi Pembunuhan yang Dilakukan Siska Sarangheo terhadap Ipung Salon: Sebelum Membunuh, Kami Mabuk Dulu

Ia mengaku kesal karena korban tak mau mengalah dengan sang adik yang meminta jajanannya.

Saat kakak beradik itu sedang berdebat, Mardi langsung melemparkan pisau pada anak pertamanya dan mengenai dada bagian kiri korban.

"Saya lempar bukan saya tusuk," tutur Mardi seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kedok Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas oleh Adik Kandung Terungkap, Begini Cara Pelaku Simpan Rapat Aksinya Selama 5 Tahun!

Melihat anaknya mengerang kesakitan, Mardi sempat berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Kelampangan. Namun, setibanya di rumah sakit nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan. (*)