Find Us On Social Media :

Inikah Bencana yang Diramalkan Terjadi Paska Gerhana Bulan 31 Januari 2018 Lalu?

By Linda Fitria, Jumat, 2 Februari 2018 | 21:43 WIB

Terjadi bencana setelah terjadi gerhana bulan beberapa hari lalu

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Sebuah video yang merekam detik-detik terjadinya angin puting beliung beredar di Instagram.

Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @ics_infocegatansolo, mengunggah sebuah video yang direpost dari akun @budhipenax.

Dalam video tersebut terekam sebuah fenomena alam yang terjadi di Pemalang Jawa Tengah.

Video berlatar belakang halaman rumah warga tersebut menunjukkan detik-detik terjadinya angin puting beliung di atas langit.

(BACA : Geger! Pasca Fenomena Gerhana Bulan, Beredar Video Mahluk Raksasa Bergigi Tajam Muncul di Laut Sulawesi Tenggara)

 Terdengar suara seorang laki-laki memanggil seorang wanita.

"Buk, buk, buk Subhanallah puting beliung, itu liat langitnya!" ujar laki-laki dalam Bahasa Jawa.

lalu terdengar suara laki-laki tersebut menyebut "Subhanallah" dan "Allahuakbar" beberapa kali.

Terdengar pula suara menjerit dari dalam video

"Pak, liat pak, itu di sana anginnya" terdengar suara seorang wanita memanggil pria yang diduga merekam video tersebut.

Dalam akhir video terlihat beberapa orang berlari di halaman rumah untuk menyaksikan fenomena alam tersebut.

(BACA : Dari Kemunculan Makhluk Bersayap, Hingga Wanita Hamil yang Disembunyikan, Inilah 2 Adegan Ganjil Saat Terjadi Gerhana Bulan di Indonesia)

Dilansir Grid.ID dari Tribunnews, pasca gerhana bulan 31 Januari 2018, warga dihimbau untuk waspada akan potensi bencana.

Berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam jangka waktu seminggu ke depan (29 Januari-3 Februari) masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Hal ini disebabkan pada posisi saat ini, matahari berada di belahan bumi selatan.

Akibatnya suhu udara di belahan bumi selatan lebih tinggi daripada belahan bumi utara.

Kondisi ini mengakibatkan adanya tekanan rendah di belahan bumi selatan.

Sehingga terjadi aliran udara dingin dari belahan bumi utara tepatnya dari daratan Asia, termasuk Samudera Pasifik di sekitar Filipina atau bagian utara barat pasifik serta aliran udara dingin dari arah Samudera Hindia.

(BACA : Fenomena Langka Gerhana Bulan, Inilah Rekaman Foto Super Moon di Berbagai Negara)

Aliran udara tersebut semuanya menuju ke belahan bumi selatan tepatnya ke arah Australia.

Akibatnya beberapa wilayah Indonesia bagian barat dan selatan terlewati aliran udara dingin Asia Samudera Hindia, dan Filipina.

Kondisi inilah yang memicu terjadinya potensi hujan dan angin dengan kecepatan tinggi.

Terutama di Aceh, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi selatan, Papua Barat, dan Papua.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menambahkan kondisi ini membawa uap air baik dari Samudera Pasifik maupun Hindia dari arah barat sehingga mengakibatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang dengan kecepatan 25 knot atau berkisar 36 km/jam hingga 35 knot atau 70 km/jam di daerah tersebut.

(BACA : Terkait Gerhana Bulan, Mbah Mijan Ramalkan Gejolak Alam yang Akan Terjadi)

Selain itu juga terjadi gelombang tinggi Laut Jawa, Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa, Selat Sunda, Perairan Utara Jawa Tengah, Perairan Utara NTB hingga NTT, serta Pesisir Utara Pulau Jawa.

Gelombang tinggi 4.0 hingga 6.0 meter (very Rough Sea) berpeluang terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTT, Perairan Selatan P. Sumba-P. Sawu-P. Rote-Laut Timor, dan Laut Arafuru.

Sementara tinggi gelombang 2.5-4.0 meter (Rough Sea) berpeluang terjadi di Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Jawa, Perairan Kepulauan.(*)