Find Us On Social Media :

Puskesmas Terdekat Berjarak 17 Km tapi Jalan Rusak, Ibu Hamil Terpaksa Ditandu Sejauh 7 Km Sampai Bayi Kandungannya Meninggal

By Agil Hari Santoso, Sabtu, 7 September 2019 | 14:53 WIB

Puskesmas Terdekat Berjarak 17 Km tapi Jalan Rusak, Ibu Hamil Terpaksa Ditandu Sejauh 7 Km Sampai Bayi Kandungannya Meninggal

 

Grid.ID - Beberapa hari belakangan ini, viral di media sosial video ibu hamil ditandu untuk melahirkan di puskesmas.

Video viral ibu hamil ditandu untuk melahirkan ini salah satunya diunggah oleh akun Instagram @info.banten pada Kamis (5/9/2019) lalu.

Bersama dengan video viral tersebut, akun @info.banten menuliskan jika kejadian ibu hamil ditandu untuk melahirkan ke puskesmas ini terjadi di Kecamatan Panggarangan, kabupaten Lebak, Banten.

Baca Juga: Berpuluh-puluh Tahun Tak Dikaruniai Anak Hingga Dicap Mandul, Nenek Ini Akhirnya Melahirkan Bayi Kembar di Usia 74 Tahun

"Akses jalan rusak, seorang Ibu hamil warga asal Kampung Naga Hurip, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak Banten harus rela ditandu menggunakan bambu dan kursi saat menuju Puskesmas Panggarangan," tulis akun @info.banten.

Setelah ditelusuri, ternyara kejadian ibu hamil ditandu itu benar adanya.

Mengutip Kompas.com, ibu hamil itu bernama Kenti.

Diketahui, Kenti memang sempat ditandu menuju puskesmas untuk melahirkan pada Minggu (1/9/2019) lalu.

Baca Juga: Mantan Suami Pemeran Video Vina Garut Meninggal Dunia, Kuasa Hukum: Kondisinya Terus Memburuk, Tidak Bisa Duduk

Kenti ditandu lantaran akses jalan menuju puskesmas yang masih buruk.

"Jarak ke puskesmas sekitar 17 km, tapi dari kampung kami di Nagahurip tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, akhirnya ditandu," ungkap keponakan Kenti, Dani Agustian.

Dani mengatakan, bibinya ditandu sejauh 7 km hingga ke Kampung Gintung oleh warga secara bergantian.

Baca Juga: Kisah Pilu Seorang Siswa SMK di Malang yang Harus Tidur di Ruang UKS Sekolah karena Tidak Punya Tempat Tinggal, Ditinggal Kabur Orangtuanya Sendiri Karena Terlilit Utang!

Namun perjalanan belum selesai sampai disitu, Kenti masih harus menempuh jarak 10 km sebelum bisa mencapai puskesmas yang berada di Pusat Kecamatan Panggaran.

Mulai dari Kampung Gintung, Kenti dibawa menggunakan mobil pikap milik warga setempat.

Namun karena kondisi jalan yang rusak, mobil yang membawa Kenti tak mampu berjalan secara mulus.

Nahasnya, jalanan yang rusak itu justru membuat Kenti harus kehilangan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Baca Juga: Pengantin Laki-laki Tak Datang di Resepsi Pernikahan, Ayah Mempelai Wanita Menangis Saat Gantikan Anaknya Duduk di Pelaminan

"Meninggal diperkirakan di perjalanan, kan naik mobil losbak (pikap), jalannya kurang bagus, di jalan kegojlok-gojlok," lanjut Dani.

Sesampainya di puskesmas pun, Kenti masih belum bisa diperiksa secara menyeluruh karena peralatan yang tidak memadai.

Akhirnya setelah Kenti dipindah ke Puskesmas Bayah dan diperiksa menggunakan USG, diketahui sang bayi telah meninggal dunia.

Baca Juga: Naik Pitam Usai Pergoki Istrinya Berduaan Tanpa Busana dengan Oknum Polisi, Pria di Pangkalpinang Kejar Sang Selingkuhan dan Acungkan Pisau!

Untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya, Kenti kembali dirujuk ke sebuah klinik di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

"Warga di sini sudah biasa ke Pelabuhan Ratu, karena akses lebih dekat dibandingkan harus ke Rangkasbitung (ibu kota Kabupaten Lebak)," tutup Dani.

Camat Panggarangan Aan Juanda sendiri, sudah membenarkan kejadian nahas tersebut.

Bahkan, ia mengaku sudah bertemu dengan keluarga Kenti pada Selasa (3/9/2019) kemarin.

Baca Juga: Awalnya Hanya Didiagnosis Sakit Flu, Mahasiswa Ini Akhirnya Meninggal Dunia Setelah Kondisinya Semakin Memburuk

Aan bercerita, jika sebenarnya akses jalan dari Kampung Nagahurip menuju Kampung Gintung sudah mulai dibangun dengan rabat beton sepanjang satu kilometer.

Namun, proyek itu belum selesai hingga saat ini.

"Dalam hal ini kita perlu memahami dulu kondisi anggaran yang ada di pemerintah, bukan pemerintah tidak mau dan tidak peduli, karena anggarannya yang belum mencukupi," jelas Aan.

Baca Juga: Ngamuk-ngamuk dan Banting Tas Gara-gara Gagal Lolos Tes Seleksi, Calon Kades di Banyuwangi: Saya Minta Ini Dibubarkan dan Harus Tes Ulang!

Terkait dengan meninggalnya bayi kandungan Kenti, Aan merasa pihak puskesmas sudah memberikan penanganan tepat.

"Fokus tenaga puskesmas yakni selamatkan ibunya dengan membawa rujukan ke Pelabuhan Ratu.

"Alhamdulillah sang ibu selamat tapi bayi sudah meninggal di dalam," tutupnya. (*)