Find Us On Social Media :

Pengakuan Ajudan Pribadi BJ Habibie yang Punya Nama Panggilan Kesayangan

By Okki Margaretha, Kamis, 12 September 2019 | 12:06 WIB

BJ Habibie bersama Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri. BJ Habibie dirawat di RSPAD Gatot Subroto.

Grid.ID – Selayaknya seorang presiden dan keluarganya, almarhum BJ Habibie juga memiliki seorang pengawal dan ajudan yang melekat kemanapun beliau pergi.

Salah satu ajudan yang setia mendampingi BJ Habibie adalah Albiner Sitompul.

Jauh sebelum BJ Habibie menjabat sebagai seorang presiden, Albiner Sitompul, sudah mulai melekat dengan keluarga Habibie ketika mereka tinggal di Jerman.

Baca Juga: Menangis Jika Tak Temukan Jawaban, Begini Cara Sang Ayah Mendidik BJ Habibie

Saat itu, Albiner Sitompul tak pernah jauh dari Habibie dan Ainun, ke manapun mereka berdua pergi.

Dilansir oleh Grid.ID dari Kompas TV, Albiner Sitompul diminta mendampingi Habibie untuk berbelanja di Jerman.

Ketika proses pembayaran sudah selesai dilakukan, Albiner tak mengambil uang kembali yang hanya sebesar 50 Deutsche Mark (mata uang Jerman, red).

Baca Juga: BJ Habibie Meninggal, Jenazah Tiba di Rumah Duka yang Ramai Dipadati Kerabat dan Masyarakat

Namun, reaksi Habibie saat itu, di luar dugaan, setidaknya bagi seorang Albiner Sitompul, sehingga momen itu masih diingatnya sampai sekarang.

“Beliau pernah marah ke saya, sekali, ketika saya mendampingi beliau belanja,” kenang Albiner Sitompul, Kamis (12/9/2/2019).

“Bapak nanya ke saya, ‘Uang yang 50 cent itu sudah diambil belum?’ Saya bilang, ‘belum’. Bapak bilang, ‘Tompul uang 50 cent pun kau harus pertanggungjawabkan’ dan mulai itu saya belajar,” kata Albiner Sitompul mengulang ucapan Habibie kala itu.

Baca Juga: Pesawat Ciptaannya Pernah Diolok Tak Bakal Laku, Begini Sikap BJ Habibie

Bagi Albiner Sitompul, seorang BJ Habibie tak hanya presiden yang harus dia jaga, namun juga sebagai sosok guru yang serba tahu.

Tak banyak yang mendapatkan kesempatan emas seperti Albiner Sitompul yang bisa punya kesempatan berjalan-jalan ke sebuah pabrik pesawat di Jerman.

Kala itu, menurut Albiner Sitompul, banyak bertanya, dan Habibie pun tak pernah pelit ilmu.

Baca Juga: Merasa Kehilangan atas Meninggalnya BJ Habibie, SBY: Saya Memiliki Kedekatan Secara Pribadi

“Beliau guru saya,” kata Albiner Sitompul tegas.

“Saya banyak tanya ke beliau, karena saya juga pernah diajak beliau ke pabrik pesawat, dan saya nanya, bagaimana cara toilet di dalam pesawat itu menyedot ke dalam,” kata Albiner yang langsung disambut dengan penjelasan panjang Habibie.

Nah, satu hal yang paling tak bisa dilupakan oleh seorang Albiner Sitompul adalah ketika Habibie memiliki panggilan sayang untuknya.

Baca Juga: Melihat Pesawat R80 Mengudara, Impian Habibie yang Belum Terwujud Hingga Akhir Hayatnya

Menurut Albiner Sitompul, dia biasa dipanggil dengan sebutan nama “Albiner” oleh orang lain, namun, hal itu tak berlaku untuk Habibie.

“Bapak lebih suka manggil saya dengan sebutan ‘Tompul’,” kata Albiner Sitompul seraya tersenyum.

“Jadi pernah waktu itu ngomong begini, ‘Tompul, nanti setelah tugas, kita makan siang ya’,” kenang Albiner Sitompul.

Pesawat Hasil Karyanya Pernah Diolok-olok

Jasa Bacharuddin Jusuf Habibie tak hanya saat memperjuangkan reformasi, tapi juga bagi kemajuan teknologi di Indonesia.

BJ Habibie dikenal sebagai penemu teori penting yakni teori keretakan pesawat yang kini digunakan di industri penerbangan dunia.

BJ Habibie sempat menutut ilmu dan berkarier di Jerman, hingga kemudian Habibie pulang dengan membawa banyak harapan untuk teknologi Indonesia.

Baca Juga: BJ Habibie Meninggal, Jenazah Tiba di Rumah Duka yang Ramai Dipadati Kerabat dan Masyarakat

Untuk pertama kalinya di Indonesia, BJ Habibie memproduksi sebuah pesawat yang diberi nama N250 Gatot Kaca.

Karya BJ Habibie tak sepenuhnya disambut positif. Bahkan ada segelintir pihak yang merendahkan hasil karyanya.

Baca Juga: BJ Habibie Meninggal, Jenazah Tiba di Rumah Duka yang Ramai Dipadati Kerabat dan Masyarakat

Kenangan itu disampaikan oleh wartawan senior Harian Kompas yang pernah bertugas di Istana, Joseph Osdar.

Joseph Osdar menjelaskan bahwa memang kondisi Indonesia kala itu masih sangat minim pengetahuan soal ruang udara dan antariksa atau yang biasa disebut dirgantara.

“Saat itu kita belum pernah berpikir tentang dirgantara teknologi, beliau (BJ Habibie) sudah datang dengan gaya demokrat,” cerita Joseph Osdar dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Kamis (12/9/2019).

Baca Juga: Menangis Jika Tak Temukan Jawaban, Begini Cara Sang Ayah Mendidik BJ Habibie

Sebagai wartawan yang sehari-harinya bertugas meliput kegiatan di Istana, Joseph Osdar pun cukup akrab hingga tak segan bercanda ketika melakukan wawancara dengan BJ Habibie.

Berbekal keakrabannya, Joseph Osdar pernah menyampaikan langsung ke BJ Habibie tentang opini yang beredar seputar pesawat N250 Gatot Kaca.

 

“Kita (wartawan Istana) duduk-duduk setiap hari di Istana sering bercanda dengan beliau.”

“Kalau beliau datang sebelum masuk kita sampaikan ke beliau (opini soal N250 Gatot Kaca),” cerita Joseph Osdar.

Baca Juga: Pernah Menjabat Sebagai Menristek Terlama di Indonesia, Inilah Pencapaian Terbesar Habibie, Lahirkan Pesawat CN-235 yang Masih Mengangkasa Hingga Kini

Menurut ceritanya, kala itu N250 Gatot Kaca pernah dijuluki sebagai Tetuka atau nama bayi Gatot Kaca.

Nama Tetuka itu kemudian diplesetkan menjadi Tetuko yang merupakan singkatan dari kata-kata berbahasa Jawa.

“Kita kasih tau ke beliau, pak ini ada istilah, kan dulu waktu itu pesawat pertama disebut Tetuko (Tetuka). Tetuko itu gatot koco yang baru lahir.”

“Nah tapi ada plesetan nih Pak Habibie, Tetuko itu yang artinya ‘Yang tuku tidak teko-teko, yang teko tidak tuku-tuku’. Yang mau beli tidak datang datang yang sudah datang tidak juga mau beli,” papar Joseph Osdar.

Baca Juga: Potret Cantik dan Seksi Farrah Habibie Cucu BJ Habibie yang Beranjak Dewasa

Tak disangka, BJ Habibie menanggapi dengan santai opini tersebut meskipun karyanya telah diremehkan.

“Jawabannya memang penghayatan seorang budaya demokrat, it’s ok.”

(It’s ok tidak apa-apa hal biasa, itu tulus,” Joseph Osdar meniru gaya bicara BJ Habibie.

(*)