Find Us On Social Media :

Viral Postingan Layangan Putus, Bongkar Kebusukan Suami yang Tega Telantarkan Istri Sah dan Kelima Anaknya Demi Nikahi Pelakor yang Berstatus Selebgram

By Agil Hari Santoso, Minggu, 3 November 2019 | 15:47 WIB

Viral Postingan Layangan Putus, Bongkar Kebusukan Suami yang Tega Telantarkan Istri Sah dan Kelima Anaknya Demi Nikahi Pelakor yang Berstatus Selebgram

Grid.ID - Belakangan ini, sebuah postingan bertajuk Layangan Putus menjadi viral di berbagai media sosial.

Postingan Layangan Putus sendiri merupakan sepenggal kisah atau cerita pendek viral yang mengisahkan seputar keretakan rumah tangga seseorang.

Kisah Layangan Putus yang viral ini pertama kali diunggah oleh akun Facebook Mommi Asf.

Baca Juga: Ketahuan Kawin Lari, Rumah Pemuda ini Disatroni dan Dibakar Keluarga Sang Istri yang Tak Terima Hingga Buat Warga Berteriak Histeris dan Menangis

Akun Facebook Mommi Asf menulis cerita pendek tersebut di sebuah grup penulis ternama nasional yang dipimpin oleh Isa Alamsyah, suami penulis Asma Nadia.

Lantas apa yang membuatnya langsung viral di media sosial?

Tak seperti cerbung KKN di Desa Penari yang memanipulasi rasa takut pembaca dengan cerita horor dan kemistisannya, kisah Layangan Putus ini justru mengisahkan mimpi buruk yang bisa saja dialami oleh seorang wanita.

Kisah Layangan Putus viral ini terbagi menjadi dua bagian cerita yang saling berhubungan.

Baca Juga: Tajir Melintir, Wanita ini Nikahi 3 Pria Sekaligus dan Masih Koleksi Banyak Pacar, Ann: Suami Saya Tidak Ada yang Berguna!

Pada bagian pertama, kisah Layangan Putus ini menceritakan kisah pilu seorang istri di Bali yang harus merawat kelima anaknya seorang diri.

Pengorbanan dan perjuangan sang istri itu terpaksa dilakukannya lantaran sang suami sudah tak peduli lagi dengan keluarga.

Tak cuma menceraikannya, sang mantan suami juga menelantarkan dan tak membiayai kelima anak hasil pernikahannya.

Baca Juga: Kisah Pilu Kudus, 10 Tahun Gelap-gelapan di Tengah Gemerlap Cahaya di Ibu Kota, Ngamen dan Mulung Demi Sambung Hidup Meski Hanya Cukup untuk Makan Sekali Sehari

Semua itu dilakukan sang suami demi bisa menikahi seorang pelakor yang berprofesi sebagai selebgram.

Fakta menyakitkan itu baru diketahui sang istri setelah suaminya tiba-tiba lenyap, menghilang, tak kunjung pulang ke rumah.

Setelah berhari-hari menanti, sang istri baru tahu, jika suaminya pergi berbulan madu dengan sang pelakor.

Terdengar sederhana, nampun kisah Layangan Putus itu mampu menarik banyak pembaca, bahkan menjadi viral.

Baca Juga: Tak Puas Cabuli 6 Saudara Perempuannya yang Masih Bocah, Pemuda Jombang Perkosa Pacar Adiknya Sendiri: Sudah Tahu Adik Saya, Ngapain Dipacarin?

Saking viralnya, sang penulis Mommi Asf sampai menghapus ceritanya tersebut.

Melalui akun Facebooknya, Mommi Asf meminta maaf karena telah menghapus kisah viralnya itu.

"Iyaaa... mommi hapus dulu.

Baca Juga: Tak Tahu Diri, Terbukti Terima Suap Hingga Sering Foya-Foya, Koruptor ini Malah Merengek Minta Pulang dan Tak Sudi Pakai Baju Tahanan Gara-Gara Jelek!

"Mommi minta maaf kepada para pembaca.

"Mommi bukan orang jahat, hanya ingin menulis.

"Mommi masih butuh banyak belajar, mencari dan membuat tulisan yang membawa kebaikan pada pembaca juga kepada mommi sang penulisnya.

"Semoga para pembaca dan mommi selalu dilembutkan hati nya...

Baca Juga: Terlalu Sering Nonton Serial Drama di Ponsel Sambil Tiduran, Pria 19 Tahun Ini Alami Stroke Akut!

"Mohon doa nya dari kakak kakak dan sahabat online semua, mommi dan anak anak selalu sehat dan berkumpul bersama yaa..

"Mereka kekuatan mommi, mohon doa segala yang baik utk mereka ya.. aaamiin." tulis Mommi Asf.

Menariknya, Mommi Asf menyebut cerita viral tersebut ia tulis berdasarkan fakta.

Baca Juga: Tak Tahu Diri, Terbukti Terima Suap Hingga Sering Foya-Foya, Koruptor ini Malah Merengek Minta Pulang dan Tak Sudi Pakai Baju Tahanan Gara-Gara Jelek!

Lantas bagaimana cerita lengkap Layangan Putus yang diklaim telah ditulis Mommi Asf berdasarkan fakta?

Berikut kisah Layangan Putus yang dikutip melalui Tribun Sumsel:

12 february 2018

Selesai subuh, aku mencari suami, ingin menggodanya. Semalam, ia tak masuk kamar melihatku, atau sebenarnya dia sudah melakukannya, saat aku tertidur lelap.Kubuka kamarnya, sepi.

"Oh, mungkin belum pulang sholat subuh dari mushola," batinku. Tapi, terlihat kamar masih rapi. Selimut terlipat, bantal dan guling masih tersusun. Tidak terlihat kasur yang habis ditiduri.

Baca Juga: Demi Cinta, Tak Peduli Hujan Deras Hingga Banjir Melanda, Pasangan Pengantin ini Nekat Arungi Sungai Demi Ikat Janji Suci di Hari Pernikahan Meski Akhirnya Basah Kuyup

Aku bingung, suamiku tidak izin menginap di kantor. Kuambil ponsel dan menghubunginya. Tersambung, tapi tidak ada jawaban. Kuulangi hingga berkali kali . Nihil.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, langit sudah terang, gak mungkin dia di mushola selama ini. Aku mulai jengkel, kutelepon supir kantor. Kucecar Selamet dengan pertanyaan.

“Lho Mba, sampeyan kan, istrinya! Moso mas Arif ga ada ngabarin?” jawab Selamet kaget.

Baca Juga: Dicibir Tetangga karena Menikah dengan Sopir Truk, Wanita Lulusan S2 Ini Beberkan Gaji Suami yang 4 Kali Lebih Besar dari Gajinya!

“Kemana dia?”

“Ga tau aku mba! Cuma nganter ke bandara tok wingi....”

Reflek kuperiksa brankas mini yang terletak dilemari. Pasportnya tidak ada. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku. Aku duduk dikamarnya mencari pentunjuk.

Semenjak anak keduaku lahir, memang suami lebih nyaman tidur dikamar ini. Kecil tapi tenang baginya, tidak terganggu suara tangis bayi.

Baca Juga: Viral Video Polisi Jotos Supir Ambulans dan Cabut Paksa Kunci Mobil, Kesal Lantaran Terganggu Suara Sirene yang Bawa Pasien Darurat

Setiap pulang kantor seringnya malam hari, rutinitas kami adalah bercengkrama di ruang tv sampai lelah. Dia terkadang mengajakku bercerita di kamar ini sampai terlelap.

Kemudian aku pindah ke kamar utama kami, karena di sanalah anak anak kami tidur. Arya masih sering terbangun tengah malam berteriak mencariku, minta dipeluk.

Kusadari kameranya tidak ada. Kemarin, dia memang pamit akan pemotretan untuk liputan motor BMW, karena itu, koper cabinnya yang berisi kamera dibawa serta.

Tak ada pikiran aneh Aku percaya semua kalimat suamiku. Tapi, kenapa dia pergi tidak jujur padaku! Kemana dia?

Baca Juga: Demi Biayai Pengobatan Sang Adik, Wanita 24 Tahun Ini Harus Bertahan Hidup dengan Rp 4 Ribu Perhari Hingga Bobotnya Hanya 21 Kilogram!

Aku ingat lagi, kemarin tidak ada yang aneh, tidak ada yang salah. Sebelum dia pergi dari rumah, kami bercumbu mesraaaa sekali. Hubungan kami bahkan sedang hangat hangatnya. Dia sering menggodaku belakangan ini.

Dan aku sedang hobi mengumpulkan lingerie untuk menyenangkannya.Kami sedang semangat berolahraga agar lebih fit. Sehingga Ranjang kami hidup sekali. Terlebih lagi, aku sangat percaya dia. Dia pemilik channel dakwah di youtube.

Mas Arif paham, menyentuh lawan jenis adalah haram baginya. Bahkan, menundukan pandangan terhadap wanita non mahrom adalah kewajiban. Aku percaya betul suamiku.

Tapi, kemana dia?

Baca Juga: Tutupi Kehamilannya, Wanita Purworejo Ini Melahirkan Sendiri di Kamar Mandi Hingga Tega Sumpal Mulut Bayinya Sampai Meninggal di Dalam Lemari

24 februari 2018

Hatiku berdebar menjemput suamiku dibandara. Akhirnya, setelah 12 hari pencarian, dia mengabarkan akan pulang. Mas Arif memintaku menunggu dirumah. Tapi rasa khawatirku memuncak sudah. Aku tidak bisa duduk manis menunggunya di rumah. Segera kupacu mobil menuju bandara.

Teringat, 10 hari lalu, aku penuh kebingungan mencarinya, semua kemungkinan berkecamuk di kepalaku. Apakah ia pergi dari rumah tanpa kabar untuk jihad? Apakah ia ke timur tengah? Karena salah satu ustadz kenalan kami ada yang pernah mengajaknya meliput ke Suriah saat itu. Misinya untuk membuka mata dunia bahwa Suriah butuh pertolongan.

Kutangisi niatnya saat itu. Aku tak rela dia pergi ke timur tengah. Karena itukah, dia saat ini pergi tanpa pamit? Atau apakah dia bermasalah dengan pihak bea cukai dan kemudian ditahan? Atau dia sedang terancam bahaya? Diculik dan diancam pihak lawan bisnis?Aku tak yakin dengan semua firasat tentang kepergiannya. Yang ada hanya kecemasan yang luar biasa.

Baca Juga: Gubernur Jawa Timur Khofifah Sebut Proyek KA Semi Cepat Dapat Segera Dinikmati, Para Pejuang LDR Jakarta - Surabaya Siap-siap!

Sepuluh hari lalu akhirnya teleponku diangkat olehnya.

“Mbi aku titip anak anak" ujarnya buru buru.

“Kamu mau kemana? Kamu mau kemanaaa?" cecarku.

“Aku di Jakarta! Mas, pergi dulu. Kamu di rumah baik -baik sama anak anak ya. Aku titip anak anak ya, Mbi. I love you."bip bip bip... terputus.

Baca Juga: Bikin Terenyuh, Bocah dari Keluarga Kurang Mampu Ini Diam-diam Berdiri di Balik Tembok Demi Menyaksikan Acara Kartun di Televisi

Tidur ku tak tenang. Makanku tak nyaman. Duniaku berhenti berputar. Aku terus bertanya kemana? Dimana? Kenapa bisa dia pergi? Apa yang disembunyikan dariku?

Rekan kerjanya kudatangi untuk mencari info, nihil. Kerabat yang berposisi AKBP, kupinta bantuan melacak nomor gawainya, gagal.

Nomor terdeteksi di daerah pelosok jawa tengah. Namun, kerabatku menyatakan bahwa pelacakan satelit belum tentu akurat. Hingga Kucari hacker untuk menemukannya, tapi tetap tak ada hasil.

[ Mbi, sehaaat? Kamu harus sehat ya Sayang. Anak anak tadi nonton black panther, rindu kamu banget] isi pesanku.

Baca Juga: Jadi Muncikari Finalis Putri Pariwisata dan 100 Wanita Lainnya, Mahasiswa Soni Dewangga Mampu Raup Rp 100 Juta Sekali Transaksi

Mbi adalah panggilan sayang kami. Aku lupa apa yang menyebabkan kami saling memanggil Mbi. Mungkin dari baby kemudian beralih menjadi Mbi.

Hanya muncul centang satu, tak lama centang dua, tapi tak pernah centang itu berubah warna menjadi biru. Pertanda tidak dibaca.Kukirimi mas Arif foto dan voice note suara anak anak. Tak ada respon.

[Mbi, aku ga tau kamu dimana, sedang apa, aku salah apa? Mbii, aku janji akan sering masak, pulang ya, Mbi]

[Aku kebangun kepikiran kamu, dimana kamu, Mas?]

Baca Juga: Tuduh Suaminya Main Serong dengan Pelakor, Wanita di Ambon Nekat Buka Celananya di Pinggir Jalan Sampai Disoraki Warga: Pakai Celana Itu Jua, Banyak Orang!

Seperti biasa, pesanku hanya centang saru, beberapa menit kemudian centang dua tapi, tak pernah menjadi biru.

[Mbii, aku kejakarta sekarang! Aku tak peduli jika harus hilang disana! Aku akan mencari mu sampai ketemu!] Pesanku.

Kemudian dibalas.

[Jangan sayang, batalkan kepergianmu ke Jakarta. Aku akan pulang besok!]

Baca Juga: Jadi Muncikari Finalis Putri Pariwisata dan 100 Wanita Lainnya, Mahasiswa Soni Dewangga Mampu Raup Rp 100 Juta Sekali Transaksi

[Kapan?] balasku singkat.

[Besok malam, Sayang. Tunggu aku ya!]

Kutelepon dia, masih tak diangkat. Lalu kuhujani mas Arif dengan pesan singkat.

[Kirim tiket mu!]kukirim berulang pesan itu hingga dia merespon.

[Citilink 24/2, jam 17.00. Tunggulah di rumah! Isya nanti, aku sudah di rumah, Mbi] jawabnya.

Baca Juga: 3 Hari Peluk Mayat Ibu di Rumah yang Terkunci, Begini Cara Bocah 2 Tahun Asal Makassar Bertahan Hidup Seorang Diri

Suasana hening di mobil. Dia menyetir dan aku duduk dikursi penumpang menatap jalan, tapi pikiranku entah kemana.

“Mau makan?”

“Kamu darimana?” jawabku

“Ok. Kita bicara di rumah, ya."

Baca Juga: Keasyikan Main Serong dengan Pria Beristri, Biduan Riau Ditemukan Tewas di Kandang Ayam Usai Dibunuh karena Ogah Ceraikan Suami Sah

Setiap dia membuka percakapan aku terus menjawabnya dengan kalimat yang sama.

"kamu darimana?"

Dia ganteng sekali, rapi, bersih dan wangi. Suamiku memang cenderung metroseksual, dia sangat peduli akan penampilan. Tapi, bukan itu yang menbuatku jatuh cinta. Bukan fisik bukan pula harta.

Teringat saat pertama kami merintis usaha ini, aku membantunya berjualan kartu perdana seluler kepada para bule di kuta, sambil kuliah. Menjajakan pulsa dan menyewakan handphone kepada para turis. Mas Arif yang mengajari aku untuk tangguh, mengenalkan arti kerja keras.

Baca Juga: Balita 3 Tahun Tewas Dibakar dan Diinjak Berulang Kali oleh Ayah Tiri Lantaran Buang Air di Celana, Pelaku Mengaku Khilaf

Romantisme muncul saat uang kami tersisa sepuluh ribu. Mas Arif membeli dua bungkus nasi jinggo, masing masing seharga empat ribu. saat dimakan ternyata sudah basi.Mas Arif tampak kecewa tidak bisa memberiku makanan yang layak.

Sisa uang dua ribu, dibelikan gorengan untukku. Itulah, satu satunya makanan yang masuk keperutku. Aku terenyuh sekali. Romantis!

Mobil kami memasuki rumah. Anak anak menyambut dan memeluknya. Mereka rindu sekali. Selesai bermain, Arif bergegas mandi. Dan aku menidurkan anak anak.

Setelah mereka terlelap aku duduk diruang tv menanti jawaban dari berbagai pertanyaan belasan hari belakangan ini.

Baca Juga: Dicelup Air Zam-zam dan Diolesi Minyak Zaitun Oleh Ulama Internasional, Begini Proses Pencucian Rambut Nabi Muhammad SAW yang Dirawat oleh Opick

Baca Juga: Diendorse Pakai Korset Ketat, Ini Potret Lekuk Tubuh Seksi Luna Maya, Nia Ramadhani, dan Gisella Anastasia

27 February 2019

Tanganku lancang membuka handphone Arif. Setelah pengakuannya yang lalu, aku masih belum berdamai dengan diriku. Perasaan hancurku membuat enggan membahas atau bertanya lebih jauh.

Aku memilih mencari tahu dengan tanganku sendiri. Pun Arif, terkadang sosok yang dingin. Tidak sedikitpun dia berusaha mengajakku bicara, meminta maaf atau menenangkanku.

Ponselnya disembunyikan di atas rak buku. Tak sadar airmataku mengalir. Kutemui ratusan foto mereka. Hatiku tersayat ... ngilu. Aku dalam kecemasan yang amat sangat saat ia menghilang selama 12 hari.

Baca Juga: Dicelup Air Zam-zam dan Diolesi Minyak Zaitun Oleh Ulama Internasional, Begini Proses Pencucian Rambut Nabi Muhammad SAW yang Dirawat oleh Opick

Baca Juga: Jajan Makanan Pasar di Hotel, Selvi Ananda Cuek Tanpa Makeup dengan Kondisi Hamil Besar

Tapi mas Arif tidak hilang. Dia hanya berhoneymoon di Cappadocia. Kota impianku.Aku memang sudah pernah pergi ke Turki saat menunaikan ibadah umroh, bersamanya.

Tapi, kali itu kami tidak menyentuh Capadocia. Betapa remuknya hatiku melihat dia sudah pergi kesana lebih dulu dengan istrinya yang baru. Istri muda yang baru 12 hari dinikahinya.

Aku tak kenal perempuan itu. Aku tak pernah bertemu perempuan itu. Yang kutahu dari suamiku, wanita itu cantik dan muda.

Aku marah dan murka. Aku merasa dikhianati. Maaf dari Mas Arif tak cukup membuatku tenang. Ya Rabb... Ampuni aku.

Baca Juga: Bisnis Prostitusi Online yang Libatkan Pelajar di Tasikmalaya Digerebek, Pelanggannya Ternyata Sekelas Pejabat dan Politikus, Korban: Sehari Layani Dua Pria!

19 september 2019

Selesai mandi, aku segera berpakaian. Ini mandi ke lima ku hari ini. Entah karena gerah atau karena kebutuhanku saat ini. Menyenangkan sekali berada dibawah kucuran air.

Airmataku bias dengan jatuhnya air yang menyentuh wajah. Seperti di pijat, kutengadahkan wajahku menghadap shower. Mata, pipi, dan dahi terkena pancuran air terasa yaman sekali.

Aku sudah segar, rapi dan wangi. Melangkah menuju kamar tidur, kulihat jam dinding sudah menunjukan angka sebelas malam. Anak anak tersusun rapi terpejam dikasur.

Baca Juga: Ngakunya Bunuh Ayah Kandung dan Buang Jasadnya ke Septic Tank karena Korban Selingkuh, Pelaku Ternyata Halu Lantaran Derita Gangguan Jiwa

Bukan saatnya tumbang, aku bukan layangan putus yang tak tentu arah. PR ku masih banyak, keempat anak ini punya masa depan yang indah.

Aku percayakan semua pada penopangku Alloh sang Maha Baik.

Jauh dilubuk hati, doaku untuk mantan suami. Aku tidak mampu lagi menunaikan kewajiban sebagai seorang isteri untuknya. Dia resmi bukan milikku sekarang, kulepaskan segala memori perjuangan cinta kami yang dulu.

Aku sudah tidak terikat sebagai istrinya. Semoga ia diberi kesehatan, kelancaran dalam segala urusan. Bukan saatnya memaki. Sampai kapan pun,Aku tak boleh bermusuhan. Dia adalah ayah anak anakku. Kuselipkan namanya dalam doa doaku.

Baca Juga: Kayak Nggak Pakai Bra, Tampilan Terbaru Marshanda dalam Balutan Busana Jaring Super Seksi Justru Curi Perhatian!

(*)