Find Us On Social Media :

Janda Beruntung Karena Gaji Suami Keduanya Ngalahin Presiden, Gilanya Saat Bertengkar Pernah Nantangin Pisah, Suaminya yang Tidak Mau

By Gazali Solahuddin, Kamis, 7 November 2019 | 17:20 WIB

Iis Dahlia nyaris bercerai dengan sang suami hingga akui kelelahan

GridHEALTH.id - Tahu dong siapa penyanyi dangut ngetop ini?

Siapa lagi kalau bukan Iis Dahlia.

Penyanyi dangdut senor Indonesia yang terkenal karena kecantikan dan kumis tipisnya.

Di awal karirnya sebagai pedangdut Iis Dahlia sempat cerai.

Lalu Iis Dahlia akhirnya menambatkan hatinya pada pria bernama Satrio Dewandono.

Baca Juga: Berpisah karena Isu Orang Ketiga, Sule Minta Netizen Tidak Menyalahkan Lina

Jarang tersorot kamera, rupanya sosok suami Iis Dahlia ini bukan pria sembarangan.

Satrio Dewandono merupakan seorang pilot bergaji fantastis, bahkan gajinya bisa mengalahkan pemimpin negara, Presiden Jokowi.

Baca Juga: Sempat Patah Tulang Tangan dan Kaki, Yuni Shara Sebut Olahraga Tak Membuatnya Awet Muda: 'Olahraga Itu Buat Sehat'

Dikutip dari GridHype.id, menurut manajemen Garuda Indonesia, penghasilan kapten pilot senior di maskapai bintang lima seperti Garuda Indonesia memiliki penghasilan atau take home pay sekitar Rp 100 jutaan hingga Rp 150 jutaan.

Sedangkan gaji Joko Widodo sebagai Presiden RI terakhir masih berada pada kisaran Rp 30,2 juta.

Baca Juga: Rumah Tangganya Nyaris Bubar hingga Nekat Bunuh Diri, Istri Denny Cagur Tangkap Basah Sang Suami Simpan Nomor Wanita Lain: 'Hani Jadi Herman'

Namun siapa sangka dibalik kesuksesan sang suami dalam meraih pundi-pundi, pernikahan kedua Iis Dahlia rupanya nyaris kandas.

18 tahun hidup berumah tangga tanpa diwarnai isu tak sedap, siapa sangka kalau Iis Dahlia pernah menantang supaya diceraikan suami.

Saat itu ceritanya sedang lburan bersama, dan mereka bertengkar hebat.

Artikel selengkapnya KLIK DI SINI

Baca Juga: Diterawang Pernikahannya Tak Bertahan Lama dengan Ahok, Puput Nastiti Devi Kepergok Nonton Konser Bareng Ayah Sherina

"Buat pasangan-pasangan yang lagi pada berantem, adaptasi itu capek, lebih baik meneruskan atau belajar dari kesalahan dengan orang yang sama itu lebih enak tahu," tukasnya. (*)