Find Us On Social Media :

Pengantin Baru Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan', Viral di Media Sosial

By Octa, Minggu, 11 Maret 2018 | 17:50 WIB

@Dyah Putri Utami membagikan cerita sedihnya di media sosial

Grid.ID - Baru menikah 2 bulan, pengantin baru pemilik akun @Dyah Putri Utami harus melalui hari-harinya di rumah sakit.

Itu karena sang suami yang bernama Reksa Wibawa harus dirawat di RS Kanker Dharmais Jakarta.

Berawal dari rasa nyeri di tangan kanan dan hasil pemeriksaan di RSPG Cisarua, Bogor, Jawa Barat terpaksa harus dirujuk ke Jakarta.

Sejak dirawat di RS  Kanker Dharmais Jakarta, pasangan pengantin baru ini nyaris kegiatannya ada di situ.

Bahkan dokter dan perawat yang mereka kenal sempat ngeledek sebagai pengantin baru yang honeymoon di rumah sakit.

(BACA : Photoshoot Manja Syahrini di Bahu Jalan Tol, Versi Pengacara Vs Operator)

Diagnosa awal suami  @Dyah Putri Utami terdapat tumor di mediastinum yang harus segera jalani operasi pengangkatan.

Namun siapa sangka, dari operasi itu malah ditemukan penyakit yang lebih ganas.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, suami @Dyah Putri Utami terserang kanker yang sudah stadium 4.

"Terasa seperti petir yg mendadak menyambar hatiku ya Allah.

Aku hanya bisa menjerit menangis di depan dokter dan beberapa kelurga yang menunggu," tulis @Dyah Putri Utami.

(BACA : Bongkar Chika Jessica 'Cabut' dari Hitam Putih, Masalah Keluarga Tersingkap Juga)

Setelah jalan beberapa kali pengobatan, takdir berkata lain.

@Dyah Putri Utami terpaksa harus ikhlas mengantar kepergian suaminya.

Cerita lengkap kesedihan @Dyah Putri Utami, diposting ke media sosial dan jadi viral.

Sudah 39 ribu netizen yang membagikan cerita sedih yang diposting pada 9 Maret Lalu.

Selengkapnya seperti ini yang dituliskannya.

"Suamiku selamat jalan Sejak november 2017 km sakit dan 5 maret 2018 kamu tiada, sungguh teramat cepat km meninggalkanku, kita br menikah bln september 2017, aku pikir perjuangan kita berdua melawan penyakitmu masih banyak harapan, ternyata tidak. Tidak banyak yg tau km sakit, km selalu memintaku untuk tdk merepotkan org lain dan tdk ingin memberitakanmu bahwa km skt Berawal dr november km merasakan nyeri tangan kanan, kita rontgen di RSPG Cisarua dan hasilnya terlihat tumor di mediastinum seukuran 5x5 cm, lalu dirujuklah ke RS Kanker Dharmais Jakarta untuk memeriksakan lebih lanjut Dengan berbagai pemeriksaan, tidak ditemukan adanya kanker, hanya tumor jinak mediastinum yg ukurannya sudah berubah melewati pengecekan Ct Scan menjadi 15x15 cmn dibulan desember 2017, lalu dokter memutuskan untuk operasi segera krn pertumbuhan yg sangat cpt, namun sebelum operasi km sudah dirawat dirumah sakit krn mendadak stroke badan kanan selama 30 menit Kita hadapi semuanya hanya berdua dg prosedur rmh skt yg teramat berat, tp km dan ak semangat asal km sembuh, semangat km sangat tinggi, g prnh ngeluh dan selalu ceria Selama km dalam perawatan, banyak perawat dan dokter yg mengenal kita, pasangan pengantin br yg honeymoon drmh skt, mrk sudah seperti klrga kta jdnya sampai menjadi bahan ledekan Tgl 25 Januari 2018 km mulai operasi dan berjalan lancar, namun setelah dokter memanggilku dan mengatakan bahwa sepertinya km terkena kanker stadium 4, terasa seperti petir yg mendadak menyambar hatiku ya Allah, ak hny bs menjerit nangis didepan dokter dan bbrapa klrga yg menunggu, kali ini ak tdk sendirian, ad klrga yg menegarkanku, ak hrs terlihat ceria sperti tdk terjadi apa2 ketika nnti km sadar dr obat bius di ICU, ak slalu brfikir positif sblm hasil lab keluar, namun stelah hasil lab keluar, jenis kanker km adl Gemscell (keturunan) krn pola hidupmu sehat (tdk sk saus, penyedap, tdk rokok, tdk alkohol dll). Selama perawatan pasca operasi, dada km diberikan selang ke paru untuk dikeluarkan cairannya, setiap brdarah, ak selalu membersihkannya tnpa tkt darah, dan km pun sudah tdk bs berjalan sendiri, hrs dg kursi roda. Akhirnya kta putuskan kos dibelakang rmh skt agar mempermudah akses kontrol ke dokter, kos dg peralatan kursi roda dan gas oksigen disediakan, setiap kali ke rmh skt, km hrs dg kursi roda dan membawa kotakan yg dialiri darah dr parumu Dari bulan Desember 2017 sampai sehabis operasi, km batuk berdarah, ditambah darah yg sering keluar dr selang, setiap hr nya hrs ganti perban 3-4x, krn ak rasa ini sudah tdk wajar lg, setelah dikonsultasikan ke dokter, km mengalami infeksi, akhrnya drawat kembali awal februari 2018 selama seminggu, dilepaslah selang itu, ak melihat km bahagia bgt krn lepas dr selang. Tapi setelah copot selang, km sering mengeluh sakit dada, sesak nafas bahkan tdr pun duduk dkosan, kadang ak temani duduk, dan km bs menyandar di dadaku sambil tdr, km ga bs tdr dalam posisi punggung menekan bantal dll, sudah 2-3x kita malam2 ke igd hnya ingin meredakan ksakitanmu dan km bs pulng lg untuk tdr drmh, km msih dg kursi rodamu, krn setiap berjalan kaki agak jauh, km sesak nafas Lalu km dirujuk untuk ke dokter Kemoterapi, stelah pemeriksaan dokter kemo dr hasil lab, km blm layak untuk kemo melihat leukosit tinggi krn infeksi, akhrnya rawat inaplah lg untuk perbaikan kondisi, harapanmu disini besar sembuh, sebentar lg di kemo, krn saat operasi kmrn tdk semua bs diangkat tumornya, tumor ini sangatlah ganas prtumbuhannya, yg terangkat 10x7cm, 6x3cm dan 7x7cm, yg tertinggal sekitar 12x12cm, pdhl desember 2017 masih 15x15cm, namun setelah dirujuk kemo, km malah berkecimbung pd obat penahan sakit yg semakin naik dosisnya krn tdk berefek membaik sktnya, terutama sesak nafasmu yg membuat km lebih sulit untuk kemoterapi, akhrnya dokter memutuskan untuk Sinar Radiasi agar mengecil tumornya, dokter jg memasang lg selang diparu krn terlihat putih seluruh paru kanan, menandakan banyaknya cairan paru, tp trnyata ketika pasang kembali tdk keluar cairan apapun, itu menandakan putih pd rontgen adl tumor semua, masyaallah cpt sekali... Melihat kondisimu, yg tdk kunjung reda sesaknya dan sktnya, dokter memutuskan untuk merawatmu di HCU dan bs dilakukan sinar radiasi segera, kta menunggu antrian ruangan HCU penuh, sembari menunggu, lalu mengeluh sesak nafas dan skt di dada pukul 10:00, akhrnya perawat memasangkan monitor dan suntikan obat pereda, ak hanya menyuruhmu "tdr sayang, biar ga kerasa skt gih buat istirahat", tp km sempat menyebut lailahailaallah. Km saat sblm tdr menanyakan "ayah kuat kan mi?, ak jawab iya kuat kok kuat", dalam hatiku maafkan ak yg tdk prnh memberitahumu bahwa km stadium 4, ak brfikir dg km tdk tau, km akan lebih brfikir positif untuk sembuh. Setelah satu jam kemudian (11:00) km bangun kaget, ak tnya kenapa ayah, km hny geleng dan ak suruh istighfar km masih bisa, tiba2 km sesak dan dg mata kosong ga hiraukan ucapanku lalu tersenyum manis Tiba2 monitor bunyi, nafas turun, nadi naik drastis, suster dokter semua menyiapkan ke ICU, saat itu aku membisikimu "kuat ayah kuat, katanya km akan brtahan buat mimi" lalu kondisi di alat monitor mulai stabil kembali namun km dalam kondisi koma. Dibawalah km ke ruang ICU dg kbr oleh dokter kemungkinan terburuk, ak hny sendiri saat itu sambil menangis dan menunggu klrga dtg di depan ruang ICU Disisi lain krn ak ga tenang dg keadaanmu di ICU, ak mencari dokter2 yg menangani km dlantai 1 sambil menangis, ak memohon dg salah satu dokter "dok, tolonglah suami saya, saya mohon apapun dilakukan" dan dokter it menjawab "maaf mba kami sudah lakukan smua yg trbaik, kami hny manusia, hny doa n mukzizat yg bs menolong suaminy saat ini, maafkan saya ya mba" dokter it sambil menangis menggenggam tanganku dan pergi Pukul 21:00 ak bacakan km yasin yg terakhir ternyata, saat itu ak merasa km dekat bgt dihati, dalam hati ak blg "ayah bangun, jngn tdr trs, ingt mimi, hrs kuat" lalu menghilang, dan ak lanjut untuk tdr Pukul 23:00 tiba2 perawat memanggil, bahwa kondisi km mulai menurun, terutama nadi menjadi hanya 60an, suster sampaikan hal trburuk pada kami, kakiku lemas, menangis, terpuruk dilantai, yg lainnya mencoba menuntunmu untuk pergi tp aku tdk, lalu mamah dan nenek memanggilku "mngkin km yg dia cari put, coba ikhlas" dg berat sungguh berat ku bisikkan ditelingamu "ayah, mimi ikhlas klo ayah mau pergi, ayah yg tenang ya disana, nnti tunggu mimi ya, mimi relakan ayah pergi dl" lalu ak bacakan lailahailaallah muhammadarosullulah 3x, perlahan nadi km menurun dan menurun, ak kecup kening km ak blg "selamat tinggal, selamat berjumpa lg ditmpt yg lebih indah", lalu air mata sedikit keluar dan nafasmu perlahan hilang dg lembut dan tersenyum, nadi km nol, dokter blg dia sudah tdk ada bu, ak masih ga prcya, ak pegang dadanya memastikan tdk nafas barangkali salah, dtegaskan lg dokter blg ikhlas y bu, lemah kaki ini berdiri, nangis ga terbendung, ak sendiri yg mengantarmu pergi Ketika memandikan jenazahmu, semua org berkata subhanallah, reksa gagah, semakin ganteng, senyum, putih, bersinar, badan ga pucat mayat tp kuning bersinar sprti hidup, ak trs memastikan dadanya tdk bernafas, ditengah2 dimandikan, ak brtanya "papah, reksa udh ga nafas kan" , smua org pd melihatku sprti kasian, ak tdk bs menerima knyataan sperti mimpi. Aku kecup kening jenazah km untuk yg terakhir sblm dikebumikan. Ketika dibawa keranda km, ak hnya bs teriak menangis "km mau dibawa kemana ayah", udara sangat sejuk saat itu, tp ketika sudah dikebumikan, udara panas lg, km memang lelaki pilihan Allah, smoga km udah bahagia ga kesakitan lg ya syg dan husnul khotimah, sampai jumpa kembali disana syg tetap menjadi bidadari surgamu ya. Aku sangat syg km reksa. Selamat jalan suamiku, hatimu memang selalu tulus dg siapapun, baik, jujur, memperlakukan ak selalu istimewa, ibadah tdk prnh putus dan selalu istighfar, Allah sudah merindukanmu trnyata, Dia lebih menginginkanmu, Suami terindahku Dariku, istri yg teramat mencintaimu Dyah Putri Utami , caraku mencintaimu saat ini adl doaku yg tak pernah putus untukmu... I Love u".(*)