Find Us On Social Media :

Sindir Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia yang Dikabarkan Memiliki Selir, Said Didu: Di BUMN Tidak Boleh Membiayai Istri Apalagi Istri-istri!

By Novia, Minggu, 8 Desember 2019 | 17:25 WIB

Mantan Sekertaris BUMN Sindir Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia yang Dikabarkan Memiliki Selir.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara seperti tak ada habisnya untuk dibahas.

Kesalahannya dalam mengunakan jabatan dan wewenang telah menjadi perbincangan hangat untuk publik.

Dipecatnya Ari Askhara lantaran menyelundupkan sejumlah barang mewah di lambung pesawat Garuda hingga menyebabkan kerugian negara, akhirnya membawa dirinya harus undur diri dari sebagai direktur.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Princess dan Miliki Suami Pengusaha Sukses, Syahrini Disentil Netizen Perihal Usaha yang Digeluti:

Tak hanya itu, kehidupan pribadi Ari Askhara pun ikut terkorek.

Ari Askhara dikabrkan memiliki hubungan dengan pramugari seksi yang diduga sebagai istri simpananya.

Melansir dari Youtube Kompas TV, Sapa Indonesia Malam pada Minggu (8/12/2019) Mantan Sekertaris BUMN ikut menangapi skandal Ari Askhara.

"Orang kalau sudah menjadi penikmat jabatan itu sudah masuk dalam jalan pintu sesat itu istilah saya," ungkapnya.

Baca Juga: Soal Jabatan Helmy Yahya Sebagai Direktur Utama TVRI Dicopot, Eko Patrio: Itu Hanya Misskom

Said Didu, bahkan menyebutnya sebagai penikmat jabatan yang berlaga menirukan kewibawaan Bung Karno.

"Hari ini kita lihat persis dia betul-betul penikmat jabatan, lihat pada saat hari ulang tahun proklamasi jadi Bung Karno dia," ungkapnya.

"Pas turun dari pesawat kemarin, disambut temen-temennya pakai moge, jadi penikmat betul itu," tambahnya.

Baca Juga: Jadi Pemeran di Film 'Kucumbu Tubuh Indahku', Randy Pangalila Kena Hujatan Publik

Menurut Said Didu, saat sudah memutuskan untuk menjadi publik figur, seharusnya tak membuat seseorang menjadi penikmat jabatan.

Bahkan ia menyebutkan Ari Askhara melanggar aturan yang ditetapkan BUMN dengan membiayai istrinya dengan uang negara.

"Seperti di manifest bahwa seluruh direksi hadir datang, padahal itu dalam BUMN tidak boleh sama sekali BUMN membiayai istri apalagi istri-istri," tandasnya.

(*)